Tampilkan postingan dengan label Hikmah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Hikmah. Tampilkan semua postingan

Jumat, 09 Agustus 2013

Minal Aidzin Wal Faidzin :D



Setelah lima bulan hilang dari dunia per-blog-an, akhirnya aku kembali dengan berbagai kisah yang ingin ku ceritakan untuk semuanya, mulai dari yang bahagia juga yang sedih. Tapi sebelum ku ceritakan kisah-kisah itu, aku akan cerita tentang alasan kenapa aku menghilang selama lima bulan ini. Simpel saja sebenarnya. Ada dua hal yang membuat aku menghilang, laptop yang rusak dan susahnya koneksi internet di laptopku yang baru sembuh dari kerusakan. Beberapa waktu lalu laptopku mengalami kerusakan harddisk yang menyebabkan seluruh data di laptop menjadi terancam hilang. Saat dibawa ke bengkel komputer, teknisinya bilang akan diusahkan agar data-data yang ada di harddisk lama bisa dipindahkan, membuatku sedikit bernafas lega. Karena harddisk rusak, alhasil aku harus mengganti harddisk internal laptop yang notabene harganya cukup mahal, jadilah aku harus merogoh kocek lebih dalam lagi. Masalah dana alhamdulillah bisa teratasi dengan adanya sedikit tabungan dan pemberian dari om dan tante. Tapi masalah belum selesai, setelah itu laptop aku ambil dan bawa pulang, aku mengecek data-data yang sudah dipindahkan. Ternyata tidak semua data bisa diselamatkan, tapi yang membuat sedikit shock adalah data yang terselamatkan adalah data-data yang sebenarnya tidak penting, folder yang isinya hanya film dan game saja, sedangkan seluruh data penting baik itu materi-materi kuliah, data organisasi, tulisan-tulisan yang aku buat, dan banyak lagi data hilang tak berbekas. Aku kembali ke bengkel dan meminta teknisinya untuk sebisa mungkin memindahkan sisa data yang ada di harddisk lama, namun hasilnya nihil. Nasi sudah jadi bubur, percuma juga disesali, yang bisa dilakukan hanya bisa bersabar dan berusaha cari rekapan data yang ada di teman-teman.
Oke, cerita tentang laptop rusak selesai, kita beralih ke cerita sesi lainnya :) Oia, sekitar sebulan yang lalu aku mengikuti kegiatan yang diselenggarakan LPPM IPB dengan nama kegiatan IPB Goes To Field (IGTF) 2013 yang intinya hampir sama dengan kegiatan KKP yang menjadi beban SKS bagi beberapa departemen di IPB, bedanya peserta IGTF ini adalah peserta sukarela atau volunteer yang tidak masuk SKS. Tentang bagaimana kegiatan yang berlangsung tiga minggu ini insyaAllah akan aku ceritakan di postingan yang berbeda. Intinya adalah saat aku mengikuti kegiatan IGTF ini aku ditempatkan di Banjarnegara, tepatnya di desa Glempang yang susah koneksi internet lewat modem dan laptop. Jurnal harian kegiatan yang sudah aku tuliskan dan siap posting akhirnya terbengkalai akibat susahnya koneksi. Untuk mengirim email saja susahnya minta ampun, harus lewat hp biar bisa dikirim. Lewat dari kegiatan IGTF aku pulang ke kampung halaman di Madura, koneksi internet di rumah tidak terlalu sulit, tapi satu yang membuat aku tetap tidak bisa koneksi internet yakni laptopku yang entah kenapa seolah bermusuhan dengan modemku, gak bisa connect. Okelah, sepertinya memang harus direparasi lagi laptopku itu, hehe :p
Wah, ternyata aku sudah cerita panjang kali lebar ya, gak bosan kan bacanya? #halah sudah tiga minggu ini aku dirumah, kerjaan dirumah gak jauh-jauh dari yang namanya makan (buka dan sahur, kan lagi puasa :p), ngerujak, nyapu rumah, nyuci, bantuin ibu masak, dan tidur, hehe… Kalau sudah dirumah rasanya mau ngapa-ngapain itu males banget, alhasil jadi gabut deh, apalagi di Madura itu panas banget. Sebenarnya sih panasnya gak jauh beda dari Bogor, bedanya panas di Madura itu bikin kulit jadi kering banget, ditambah angin kenceng yang bukannya malah bikin adem tapi malah bikin tambah panas, udah gak ngerti deh cuaca di madura ini, jauh beda sama tiga tahun lalu sebelum aku pindah ke Bogor buat kuliah. Oia, kemarin juga bapak dan ibu abis panen padi, jadinya halaman depan rumah penuh dengan padi yang dijemur, nambah panas suasana dirumah plus ancaman gatal-gatal, tapi berhubung dulu aku udah biasa jemur padi jadi gak terlalu masalah. Kegiatan diluar rumah juga gak terlalu banyak aku kerjain, gak sebanyak tahun lalu yang hampir tiap hari keluar rumah. Ada kegiatan Bedug SMANSA, yakni kegiatan bakti sosial dan buka puasa bersama yang dilakukan oleh para alumni SMAN 1 Pamekasan dari empat angkatan terakhir. Tahun lalu kegiatan ini juga dilakukan, tapi hanya dari angkatanku saja yakni angkatan 2007 dan sudah pernah aku posting di sini. Acaranya berlangsung tiga hari, dua hari baksos di desa, hari terakhir bagi-bagi takjil dipusat kota dan buka puasa bersama alumni di aula sekolah. Sebenarnya aku jadi panitia dalam acara tersebut, tapi aku hanya berkesempatan ikut dua kali rapat dan dua hari pertama kegiatan karena beberapa alasan. Allhamdulillah kegiatan itu berjalan dengan lancar dan cukup sukses.
Sedikit kejadian menegangkan sehari sebelum lebaran yang aku alami. Sore hari sambil ngabuburit aku nganterin adik-adikku ke pusat kota buat main disana. Ada penyewaan scooter dan becak semacam odong-odong dimana penumpangnya yang empat orang sama-sama ngegowes. Awalnya adik-adik main scooter dan mereka bermain aman-aman saja, tapi saat mereka naik itu odong-odong, tabrakan pun terjadi. Sebenarnya sih gak terlalu parah, karena yang ditabrak sama itu odong-odong adalah sepeda motor yang sedang parkir. Namanya juga anak-anak, yang nyetir alias adikku lupa mana rem sedangkan penumpang yang lain yakni adik sepupu malah menggowes dengan cepat. Motor yang ditabrak juga gak rusak-rusak amat, hanya tergores dibagian depannya saja,  tapi pemiliknya ngotot minta ganti rugi untuk mengganti bagian depan motornya, ya jelas aja aku nolak, tergores dikit aja minta diganti semua, kan lumayan mahal itu bagian motor. Entahlah, masalah itu bisa terselesaikan dengan bantuan si pemilik odong-odong yang mengambil alih masalah. Bukannya mau lari dari tanggung jawab, tapi karena pemilik motor gak bisa diajak kompromi jadinya aku hanya meninggalkan uang ganti rugi ke pemilik odong-odong untuk disampaikan ke pemilik motor dan aku disuruh pulang olehnya. Belum selesai keterkejutanku akibat insiden tabrakan itu, sesampainya dirumah aku dapat kabar bahwa ipar mbakku meninggal dunia, jantung jadinya berdetak gak karuan. Saat adzan berkumandang, aku yang biasanya semangat berbuka puasa bareng keluarga jadi lemas dan gak nafsu makan. Gak cuma aku tapi seluruh keluarga di rumah juga jadi banyak pikiran. Pertama kali neh ngalamin kejadian kematian keluarga di malam lebaran, tapi kami hanya yakin bahwa apa yang terjadi adalah suratan dari-Nya.
Yah, dengan berbagai suka dan duka yang aku alami ini pasti ada hikmah yang terkandung didalamnya. Hanya bisa berdo’a semoga diri ini bisa kembali fitri, menjadi pribadi yang baru dengan belajar dari pengalaman-pengalaman berbagai peristiwa yang terjadi tersebut. Amin…


Masih dalam suasana lebaran kan ya? Taqobbalallahu minna wa minkum,, minal aidzin wal faidzin,, mohon maaf atas khilaf  dan salah diantara kita, semoga Allah menerima amal ibadah kita dan mempertemukan kita dengan ramadhan berikutnya… Amin…

Iedul Mubarok 1434 H


Menjejak luasnya Cakrawala Biru
~yuli astutik~

Kamis, 23 Agustus 2012

Diangkatnya Amanah

Sebelum berangkat ke Bogor, iseng-iseng mindahin catatan dari sebuah media sosial yang dulu aku tulis karena suatu sebab.  Tentang Amanah. Amanah yang harus di jaga karna ia akan diminta pertanggungjawabannya...

Jumat, 03 Februari 2012

CARI PASANGAN


Mari mari marilah
Dengarlah ini kisah silam,  oh kawan
Sangatlah berguna
Moga hidup aman bahgia

Di malam yang pertama jumpa mertua
Tersentak si jejaka diberitakan
Istrinya tidak sempurna rupa
Anggota dzahirnya lumpuh semua
Tiada upaya mengurus diri

Terkejut si jejaka penuh persoalan dihatinya
Mungkinlah sudah jodoh itulah istrinya
Ibanya rasa hati namun ridho pada takdir
Asalkan punya iman itulah paling penting

Saat-saat berjumpa
Terpesona memandang
Benarkah istrinya menawan sungguh cantik

Cari cari carilah
Pasangan hidup betul-betul, oh kawan
Bahgia berseri
Rumah tangga akan harmoni

Terhurai dijawablah oleh mertua
Dzahirnya tak sempurna kiasan saja
Memberi makna sucinya diri
Wanita shalihah terpelihara
Terharu jejaka tunduk bersyukur

Jangan mudah percaya harta pangkat dan rupa
Indahnya di mata, berawaslah
Rasul sudah bersabda
Insan punya agama
Akhlaknya mulia, pahamilah

STOP...
Jangan dulu berpikiran yang aneh tentang judul di catatan ini. Bukan karena judulnya cari pasangan jadi penulisnya dipikir kebelet buat nyari pasangan dan pengen nikah,hehehe... Itu hanya sekedar judul yang berhubungan dengan masalah yang akan saya angkat kali ini. So, ayo dibaca... :D
Lirik diatas adalah lirik sebuah lagu nasyid yang dinyanyikan oleh seorang grup nasyid melayu. Saat SMA dulu saya sering mendengarkannya karna dirumah ada kaset tape-nya yang seerig saya setel. Tapi semenjak kuliah dan tidak lagi mendengarkan lagu ini, saya jadi terlupa. Lalu Desember kemarin saat saya pulang kampun ke Pamekasan, kembali saya mendengar lagu ini dari tape kesayangan saya. Saya juga menemukannya di laptop milik tante saya. Alhasil saya mengkopinya ke memory HP saya. Entah kenapa tiba-tiba saya ingin mengangkat kisah yang tersirat dalam lirik lagu ‘Cari Pasangan’ yang dibawakan oleh grup nasyid asal Malaysia tersebut. Ada yang tau apa nama grupnya? Nantilah saya kasih tau.
Nah sesuai dengan judul catatan ini dan juga judul dari lirik lagu ini yaitu “Cari Pasangan”, maka saya akan mengulas suatu kisah. Kisah penuh hikmah tentang seorang pemuda seperti yang diceritakan dalam lirik lagu di atas. Sejauh ini teman-teman bisa tidak nebak kisah di atas kisah siapa? Ayo, sebelum saya ceritakan lebih lanjut teman harus bisa menebaknya. Saya tunggu sampai hitungan ke-3 ya.... :p

Satu.....

Dua.....

Tiga....

Yak, kisah ini adalah kisah seorang pemuda bernama Idris. Saya pernah membaca kisah ini dalam sebuah buku motivasi, hanya saja buku itu kini entah ada dimana. Karna saya agak lupa rincian jalan ceritanya, dari pada saya salah menceritakan sejarah ini, makanya saya cari-cari dulu tentang kisah ini dan ini.  Kisah ini Insya Allah menginspirasi kalian semua.

Idris, pemuda shaleh ini suatu hari akan berangkat mengaji. Namun sebelum sampai ditempat yang ditujunya, ia menemukan sebuah delima yang hanyut disungai yang dilewatinya. Merah dan ranumnya delima membuat ia tergoda untuk merasakan segarnya buah tersebut.  Dengan sigap ia mengambil dan tanpa pikir panjang ia mulai melahap gigitan demi gigitan buah delima yang ia temukan tersebut. Namun tak lama kemudian, Idris baru menyadari akan suatu hal. Dirinya mulai bertanya, “Siapakah pemilik delima yang aku makan ini?” Idris lalu menyadari bahwa ia belum meminta izin kepada pemilik buah delima tersebut berarti delia itu belumlah halal untuk ia makan. Terbersit rasa penyesalan dalam hatinya karna telah khilaf memakan buah delima yang ia temukan tanpa seizin dari pemiliknya. Lama Idris merenung, teringat akan ajaran yang diberikan oleh gurunya, bahwa makanan haram yang masuk ke dalam badan dan pakaian yang haram menutup badan dapat menyebabkan terhambatnya do’a. “Oh Tuhan, ampunilah aku. Bagaimana caraku untuk membersihkan kesalahanku?” Dan penyesalan yang tiada terbilangpun memenuhi hati Idris, sang pemuda beriman.
Setelah merenung bingung beberapa waktu berselang, akhirnya diperoleh cara untuk menyelesaikannya, "Aku harus mencari pemilik delima, untuk meminta keikhlasan atasnya." Akhirnya, Idris menyusuri tepian sungai, berusaha mencari pemilik delima tadi. Delima yang tinggal setengah masih pula di genggam sebagai bukti nanti kalau-kalau sang pemilik meminta delimanya  kembali.
Lama Idris berjalan menyusuri sungai itu, hingga akhirnya ia bertemu dengan sebuah perkebunan yang ditumbuhi pohon delima yang menjorok ke sungai. Setelah mengamati dan mencocokkan dengan delima yang masih ada di pohon,  Idris pun menyangka dari pohon itulah delima yang ia makan berasal. Setelah ia yakin benar, Idris lantas mencari pemilik sang pemilik kebun.
Setelah bertemu dengan pemilik kebun yang seorang lelaki paruh baya, Idris berkata tenang, “Maaf pak, saya kesini untuk meminta keikhlasan bapak atas kekhilafan yang telah saya lakukan.” Kata Idris membuka pembicaraan.
Lelaki paruh baya yang sudah ditumbuhi uban itu mengerutkan wajah, heran. Pemuda asing yang datang ini langsung mengajukan permintaan maaf yang ia tak tau apa kesalahannya.
"Apa gerangan yang membuat anda meminta maaf dan keikhlasan, padahal kita baru saja berjumpa? Saya sangat yakin tak ada kekeliruan diantara kita berdua." Jawab lelaki setengah baya.
"Begini pak,” Dijelaskanlah semua permasalahan yang telah menimpa dirinya dari awal hingga pertemuan mereka. Mendengar penjelasan tersebut, lelaki paruh baya tersebut terkejut, "Subhanallah", bibirnya sontak bergumam memuji Allah.

Nah, saya potong dulu ceritanya. Sampai saat ini apa hikmah yang terbetik dalam benak teman-teman sekalian setelah membaca kisah diatas? Maha Suci Allah yang telah menciptakan manusia seperti Idris yang sangat shaleh dan penuh tanggung jawab. Penyesalan yang tiada terkira serta rasa berdosa karna memakan sebuah delima yang tak sengaja ia temukan hanyut di sungai. Saya tekankan sekali lagi, ia memakan delima yang hanyut di sungai, bukan delima yang ia temukan dibawah pohonnya apalagi masih bergelantungan di pohonnya. Sedangkan kita? Terkadang kita menggunakan fasilitas yang sebenarnya bukan milik kita. Terlebih saya yang terlalu sering melupakan perkara yang sangat sepele tersebut. Kita dan terlebih saya, masih sangat jauh dari hal-hal seperti yang di lakukan oleh Idris, pemuda yang penuh dengan tanggung jawab. Ia benar-benar berusaha untuk tidak mencemari dirinya dengan dosa sekecil apapun. Masalah yang mungkin menurut orang lain sangat sepele, tapi baginya perkara itu sangat membebani hatinya karena dosa yang akan ditanggungnya.
Subhanallah...
Allahu Akbar...
Semoga mulai dari saat ini kita bisa meneladani rasa tanggung jawab beliau. Amin...
Yuk, kita baca lanjutan kisahnya...


Beberapa saat laki-laki paruh baya itu terdiam, ia seolah terhipnotis oleh akhlaq laki-laki asing yang kini berada di depannya. "Baru kali ini aku melihat seorang laki-laki yang begitu bersemangat menjaga dan mencegah diri dari dosa, padahal bisa saja ia melupakan perkara itu begitu saja. Tapi laki-laki muda ini sangat aneh, dan jarang kutemui." Pak Tua membatin.
Lain halnya dengan Idris, Ia justru dilanda kekhawatiran tiada terkira, jangan-jangan Pak Tua tak mau memaafkannya, "Bagaimana, Pak, bisakah aku dimaafkan dan delima yang aku makan ini diikhlaskan?"
Pak tua lantas memberi jawaban dengan wajah yang dibuat-buat agar menimbulkan keangkeran, "Aku mau menerima maafmu, asal kamu mau menerima persyaratanku."
"Oh saya mau Pak, apapun persyaratan yang bapak ajukan, aku mau melakukan, asal bapak mau mengikhlaskan, " sambut Idris berseri-seri, karena melihat peluang untuk dapat diampuni.
"Begini Nak, "kata Pak Tua mulai menjelaskan serius, "Aku punya seorang anak perempuan tunggal yang tuli, bisu, buta, dan lumpuh."
"Lantas?" tanya si Idris penasaran.
"Aku menghendakimu menjadi menantuku, mengawini putriku. Itulah satu-satunya syarat yang kuajukan agar delima yang telah engkau makan dapat aku ihklaskan," jelas Pak Tua sejelas-jelasnya.
"Innalillah," desis hati si Idris ketika mendengar penjelasan dari pak tua di depannya, "Bagaimana mungkin hanya untuk mendapatkan keikhlasan sebuah delima harus aku tebus dengan mengawini wanita cacat segalanya. Apakah cara ini cukup adil?" Kelihatan sekali kening pemuda Idris berkerut, mempertimbangkan dan memikirkan keputusan yang sangat berat.
Pak Tua memperlihatikan pemuda Idris dengan seksama lantas bertanya malah terkesan setengah memaksa, "Bagaimana Nak?" Memang itu saja persyaratanku."
Idris terdiam, tampak memikirkan dengan begitu mendalam. Sejenak kemudian ia mengangkat wajah, mendesah berat, lantas memberikan jawaban, "Kalau memang hanya cara itu yang bisa membuat Bapak memaafkan kesalahanku maka aku harus menyanggupinya wahai Pak Tua."

Sebenarnya saya pengen berkomentar di penggalan kisah ini, tapi saya benar-benar spechless bacanya, jadi bingung mau berkomentar apa. Yah, silahkan teman-teman meresapi kisah ini dengan sungguh-sungguh, betapa luasnya hati pemuda baik bernama Idris tersebut. Demi mendapatkan sebuah maaf dari kesalahan yang mungkin menurut kita amat sangat sepele, ia rela menerima apapun permintaan yang di ajukan oleh pak tua pemilik kebun. Yah, semua yang ia lakukan hanya untuk satu tujuan yaitu mendapat pengampunan dosa dari Sang Mahapengampun, Allah SWT.

Mendengar jawaban Idris, lelaki paruh baya itu tersenyum bahagia lantas bicara, "Aku ikhlas memberi ampunan, aku harap kaupun ikhlas menerima persyaratan."
"Aku ikhlas," tukas Idris lugas, sambil menyodorkan sebuah jabat tangan.
"Kalau begitu, sebelum aku mengawinkanmu, kupersilakan kau melihat calon istrimu dahulu.” Kata Pak Tua, sambil mempersilakan pemuda Idris melihat calon istrinya di ruang tengah. Idris segera beranjak, menuju ruang yang ditunjukkan. Dengan tangan sedikit kaku, didorongnya gagang pintu dengan hati berdebar tak menentu karena matanya akan segera menatap calon istri yang cacat segala rupa.
"Bagaimana bentuk wanita calonku ini, yang cacat segalanya, buta, tuli, lumpuh, bisu?" Beberapa saat pintu terbuka hampir tak berbunyi. Di lihatnya sorang wanita jelita yang tampaknya sedang merenda. Hanya dia dan tak ada lagi wanita lainnya. Bingung. Pintu ditutup kembali sama pelannya ketika ia membuka lantas menemui pak tua, Ayah dari calon istrinya. "Pak, aku tak melihat orang lain di dalam sana,kecuali hanya seorang wanita yang sedang merenda."
Pak Tua tersenyum lantas berujar, "Dialah calon istrimu."
"Oh Tuhan, bagaimana bisa begitu? Bukankah Bapak tadi menyebut calonku seorang buta, tuli, lumpuh, dan bisu? Sedangkan yang didalam sana seorang wanita yang sangat jelita dengan muka ranum bak delima?" tanya pemuda Idris setengah tak percaya. Hatinya berdebar kencang.
"Begini anakku. Dia memang buta dalam soal melihat kemaksiatan. Dia memang tuli dalam mendengar pembicaraan yang dapat menimbulkan murka Allah. Dia memang bisu untuk mengucapkan makian dan lumpuh karena tidak melangkahkan kakinya ke tempat-tempat maksiat, lokasi berkumpulnya syetan. Dia tak pernah bersentuhan dengan segala kemaksiatan, Itulah yang kumaksud bahwa dia buta, tuli, lumpuh, bisu. Karena itulah, tak ada pemuda yang layak menjadi suaminya kecuali orang sepertimu, yang juga menjaga diri dari segala hal yang berkaitan dengan dosa, haram, dan kemaksiatan.
Merekapun dinikahkan. Kebahagian dan ketidakpercayaan masih hadir kala perjalan pasangan ini mengarungi bahtera rumah tangga. Karena niatan Lillah Billah dan Fillah, halangan demi halangan hanya Allah tempat terbaik dalam meminta dan berlindung.

Subhanallah, Mahasuci Allah yang Mahapengasih lagi Mahapenyayang. Yang selalu memberikan balasan yang setimpal dengan amalan yang di lakukan oleh setiap makhluknya. Sekecil apapun amalan baik manusia, maka ia akan mendapatkan balasannya. Sebaliknya, sekecil apapun amalan buruk manusia, maka azab Allah sangatlah pedih.

Maka barangsiapa mengerjakan kebaikan sebesar zarah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya.
Dan barangsiapa mengerjakan kejahatan seberat zarah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya.
(Q.S. Al Zalzalah: 7-8)

Dan atas kesabaran Idris serta rasa tanggung jawabnya yang sangat luar biasa, Allah telah memberikan kebaikan baginya.

Dari pasangan suami-istri yang terjaga dari dosa dan maksiat, haram dan kemungkaran ini, kemudian lahir seorang anak shaleh teladan, yang bahkan dalam umur enam tahun telah hafal Al-Quran. Dialah Muhammad bin Idris Assyafi'i yang tak lain adalah Imam Syafi'i Itulah kesabaran dari ayah seorang ulama besar sepanjang masa ini. Sang ayah begitu sabar dalam menahan dan menghindari makanan yang haram demi memperoleh anak yang saleh. Allah pun mengabulkannya.

Dari kisah di atas terdapat begitu banyak hikmah yang bisa kita ambil. Diantaranya adalah bagaimana kita harus bertanggung jawab atas apa yang telah kita lakukan. Kita juga harus selalu memperhatikan setiap makanan yang kita makan, apakah makanan tersebut halal atau haram untuk kita makan. Karena setiap apapun yang kita lakukan dan kita makan, akan diminta pertanggungjawabannya oleh Sang Pemberi balasan.
Kembali ke judul postingan ini, yakni tentang cari pasangan. Hikmah yang bisa saya ambil dari kisah dan lirik lagu diatas adalah bahwa dalam mencari pasangan kita haruslah benar-benar jeli. Bukan hanya dilihat dari segi harta, pangkat, ataupun rupa. Tapi yang paling penting adalah keimanan dan akhlaqnya yang mulia. Wanita siapa yang tidak ingin menikah dengan seorang seorang pemuda yang menjaga dirinya dari dosa? Yang bahkan demi sebuah maaf ia ikhlas menikah dengan wanita yang cacat segala, demi sebuah ampunan dari Allah SWT. Meskipun akhirnya ia tau bahwa calon istrinya cacat karena tidak pernah bersentuhan dalam segala kemaksiatan.
Dan lelaki mana yang tidak ingin menikah dengan seorang wanita yang terjaga dari dosa dan maksiat. Wanita yang bisu, tuli, buta, dan lumpuh untuk melakukan maksiat kepada Allah SWT. Wanita seperti calon istri Idris yang shalehah. Saya pernah mendengar bahwa untuk mencari pasangan perhatikanlah tiga hal, yaitu hartanya, rupanya, dan akhlaqnya. Saat itu saya heran dan bingung dengan maksud pernyataan diatas, hingga akhirnya saya mengerti. Saya mengerti bahwa dengan adanya harta bisa menjadi sarana kita dalam beribadah kepada Allah dengan cara menyedekahkannya di jalan Allah. Dengan rupa yang elok dan menawan, maka akan membuat senang serta bahagia pasangan kita. Meskipun sebenarnya walau tanpa kedua hal tersebut, yakni harta dan rupa. Kenapa? Karena ada satu pondasi yang mampu membuat kita khusuk dalam beribadah serta membahagiakan pasangan kita, pondasi itu adalah iman dan akhlak. Dengan adanya harta yang banyak dan rupa yang elok, tapi tanpa akhlak yang baik, maka hancurlah mereka. Tapi dengan akhlak yang mulia meskipun tanpa harta dan rupa, Allah akan selalu ridho kepada makhluknya yang senantiasa berpegang kepada sabda-Nya dan berjalan di jalan-Nya.
Wallahu’alam bisshawab
Hanya Allah yang Mahatahu. Karena aku hanyalah manusia yang terbatas, terbatas ilmu pengetahuannya. Semoga Allah mengampuni kesalahan atas tulisan-tulisan yang saya buat. Dan semoga tulisan yang saya buat ini bermanfaat bagi orang lain. Amin...

#oh iya, hampir lupa. Nama Grup nasyid asal Malaysia yang menyanyikan lagu mencari pasangan itu namanya "Rabbani". 
*mirip-mirip sama nama teman saya -.-"

Rabu, 12 Oktober 2011

Siapa Temanmu???

Sesuai dengan judul diatas, aku ingin bertanya pada teman-teman pembaca semuanya, siapakah temanmu? Seperti apa sifat-sifat mereka? Apakah kamu bahagia berteman dengan mereka? Benarkah mereka temanmu ataukah hanya sebuah parasit dalam kehidupanmu yang hanya memanfaatkanmu untuk kepentingan pribadinya saja? Atau bahkan mereka membawamu ke dalam pergaulan yang tidak baik? Udah kayak wawancara aja saya... wkwkw :D
Sebelum melanjutkan membaca tulisan gaje saya ini, ada baiknya coba kalian renungkan dan jawab pertanyaan-pertanyaan di atas dalam hati kalian masing-masing. Kalian pasti bisa menjawabnya kan???

Manusia itu adalah makhluk sosial. Artinya seorang manusia sepanjang hidupnya memerlukan kehadiran orang lain untuk melengkapi kehidupannya sehari-hari, simplenya seseorang yang hidup di dunia ini pastilah membutuhkan teman. Teman disini dalam artian banyak hal tentu saja. Teman bisa diperoleh dalam keluarga sendiri seperti ayah, ibu, kakak, adik, suami, istri, atau bahkan anak. Teman juga diperoleh di luar kelompok keluarga, seperti teman yang kita miliki dilingkungan sekolah atau lingkungan pergaulan kita. Bahasan yang akan saya angkat kali ini adalah teman diluar kelompok keluarga yang bisa dibilang sangat mempengaruhi perilaku dan sikap seseorang.
Sebagai manusia, kita sepatutnya bisa bergaul dengan siapa saja. Tak perlu memandang derajat yang seperti saat ini kerap terjadi. Si Kaya ya hanya akan bergaul dengan si kaya yang lain, sedangkan si miskin juga bergaul dengan si miskin yang lain. Lantas yang gak kaya dan yang gak miskin temenan sama siapa dong? #ngasal
Tapi eh tetapi, dalam Islam yang Rahmatan Lil Alamin ini ada beberapa tuntunan dalam memilih teman-teman untuk bergaul. Biar gak hanya sekedar bergaul yang menimbulkan mudharat bagi orang lain dan diri kita sendiri, tetapi bergaul yang bisa memberikan manfaat yang lebih besar bagi diri kita dan agama kita. So, sepatutnyalah kita pandai memilih pada siapa saja kita bergaul dengan teman kita dalam lingkungan pergaulan yang luas.
Rasulullah SAW bersabda:
“Manusia itu menurut agama temannya. Aka hendaklah diperhatikan oleh seorang diantara kamu akan orang yang akan diambil menjadi temannya.” (HR Abu Dawud, At-Tirmidzi,dan AlHakim dari Abu Hurairah dengan sanad shahih)
Nah lho? Seperti kata Nabi SAW, diri kita itu dilihat dari bagaimana agama teman-teman kita. Kalau kita berteman dengan anak-anak bengal yang suka ngelawan orang tua dan selalu ngelakuin dosa, kita bisa tau tuh kayak gimana kita aslinya. Jawabannya ya kita sama seperti mereka. Sebaliknya, jika kita berteman dengan orang-orang yang shalih dan shalihah yang selalu melakukan kebaikan dimanapun mereka berada, maka itulah cerminan diri kita,Insya Allah. Seperti kata pepatah “Berdiri di dekat tukang besi akan terimbas panasnya, berdiri di dekat penjual minyak wangi akan terciprat wanginya.” Begitulah kira-kira... Bener gak ya? :p
Al-Ghazali, dakam tulisannya di buku Ihya’ Ulumiddin mengatakan bahwa ada lima perkara pada orang yang patut dipilih menjadi teman. Mau tau apa aja????? Yuk-yuk kita lihat penjelasan di bawah ini.... hehe... J
*      Berakal

Akal adalah pokok dan itulah asalnya. Maksud dari tidak berakal disni bukan hanya gila ya teman. Kalo dari yang saya baca, yang dimaksud dengan ‘orang “berakal” ialah orang yang memahami segala persoalan menurut yang sebenarnya. Adakalanya oleh dirinya sendiri dan adakalanya apabila diberi peringatan oleh orang lain.’ Menurut penafsiran saya sih, teman yang “berakal” itu adalah seseorang mengerti dan bisa membedakan antara yang benar dan yang salah. Dia akan melakukan segala sesuatu sesuai dengan aturan yang benar, oleh kesadaran dia sendiri dan respek juga ketika ada orang lain yang mengingatkannya. Bingung ya? Saya juga bingung #plak

Di dalam artikel yang saya baca menyebutkan bahwa, “Tak ada kebajikan berteman dengan orang bengal. Kesudahannya akan kembali kepada keliaran hati dan putus silturrahim, walaupun persahabatan itu telah berjalan lama.”

 Yang ini pernah saya alami neh, saat SMA dulu. Saya punya teman namanya A, awalnya sih dia anak yang biasa aja menurutku, tapi makin lama makin aku kenal, dia seorang anak yang keras kepala dan bahkan berani melawan orang tua. Yang aku tahu dia bahkan sering kabur dari rumahnya. Saya berusaha untuk bisa merubah dia menjadi lebih baik lagi, tapi ternyata dia malah makin menjadi. Pergaulannya mulai bebas dan tak terkendali. Sejak saat kelas 3 akhir, hubungan kami merenggang, emang gak putus sih, tapi kalo dibandingkan dengan persahabatan kami dulu tuh rasanya jauh banget, apalagi sejak saya pindah ke Bogor setahun silam. Benar-benar tak ada komunikasi antara kami. Saya sih hanya bisa mendo’akan yang terbaik untuknya, biar bagaimanapun dia adalah sahabat saya.
Kok saya jadi curhat sih? xD Lanjut ke topik yang seharusnya yuk....

“Orang bengal itu kadang-kadang mendatangkan kemelaratan bagimu, sedang maksudnya mendatangkan kemanfaatan kepadamu dan menolong kamu, dimana sebenarnya dia sama sekali tak tahu.”

Wah bahaya dong kalo gitu, bukannya bantu menyelesaikan masalah, malah nambah masalah ya?? Ckckck...

*      Baik Budi Pekertinya

Nah yang ini pasti ngerti dong apa maksudnya??? Jadi lanjut ke perkara berikutnya....
Enggak ding, bercanda, hehehe....

“Baik budi pekertinya tidak boleh tidak dimiliki oleh siapapun yang menjadi teman kita.”
Tidak boleh tidak artinya harus kan ya? :p lanjut....

“Karena banyaklah orang berakal, mengetahui segala sesuatu menurut yang sebenarnya. Tetapi apabila dia memiliki sifat pemarah, atau punya nafsu syahwat yang besar (serem), atau seorang pengecut, niscaya ia suatu saat akan mengikuti hawa nafsunya. Kalau sudah begini, ia akan melanggar apa yang sebenarnya diketahuinya. Hal ini terjadi akibat lemahnya kontrol dan pengendalian yang bersumber dari budi pekerti yang baik. Itu sebabnya patut bagi kita memperhatikan kebaikan budi pekerti teman kita.”
Ooh,,, jadi Budi itu teman kita??? #plak

*      Tidak Fasiq

“Dan janganlah engkau turut orang yang telah Kami lalaikan hatinya dri mengingat Kami dan ia menurutkan hawa nafsunya.” (QS Al-Kahfi:28)

“Oleh yang demikian itu, janganlah engkau dipalingkan daripada mempercayainya, oleh orang yang tidak percaya kepadanya serta menurut hawa nafsunya.” (QS Thoha:16)

“Oleh karena itu, maka tinggalkanlah orang-orang yang berpaling dari mengingat Kami dan ia tidak ingin selain dari penghidupan yang rendah ini.”(QS An-Najm:29)

“Yang dimaksud dengan orang fasik disini adalah orang yang tidak memiliki rasa takut kepada Allah SWT. Tidak ada faedah berteman dengannya karena orang tidak akan merasa aman dari tipuannya serta tidak dipercayai dengan kebenarannya. Ia selalu berubah-ubah dengan perubahan maksud-maksudnya.”
Jadi takut, saya masih merasa selalu berubah-ubah seiring dengan perubahan maksud. Semoga saja saya dan yang sedang membaca tulisan saya ini bukanlah golongan dari orang-orang fasik, amin.

“Dan turutlah jalan orang yang kembali kepada-Ku.”(QS Luqman:15)

*      Tidak Berbuat Bid’ah

“Berteman dengan orang yang berbuat bid’ah, maka berteman dengan dia, terdapat bahaya menjalarnya bid’ah itu dan berkembang kutukan bid’ah kepadanya.”
Pembaca tau kan apa yang dimaksud dengan bid’ah? Bid’ah itu adalah perbuatan yanng mengada-adakan sesuatu yang sebenarnya tidak ada dalam Islam.

Umar ra berkata, “Haruslah kamu berteman dengan orang-orang yang benar! Kamu akan hidup dalam lindungan mereka. Sesungguhnya mereka itu, adalah hiasan di waktu senang dan perisai di waktu susah. Letakkanlah persoalan saudaramu (temanmu) dalam keadaan yang sebaik-baiknya! Sehingga ia membawa kamu, apa yang memenangkan kamu. Dan asingkanlah dirimu dari musuh-musuhmu, dan berhati-hatilah dari temanmu, kecuali yang kepercayaan dari kamu itu! Dan tidak ada yang kepercayaan, selain orang yang takut pada Allah. Maka janganlah engkau berteman dengn orang dzalim, nanti kamu akan memperoleh pengetahuan dari kedzalimannya! Dan janganlah engkau perlihatkan kepadanya rahasia engkau! Dan bermusyawarahlah tentang urusanmu dengan orang-orang yang takut kepada Allah!” (diriwayatkan oleh Sa’id bin Al-musayyab)

*      Tidak Loba kepada Dunia

“Adapun berteman dengan dia (orang yang loba pada dunia,red) adalah racun pembunuh. Karena tabiat (karakter) manusia ini, tertarik dan menyerupai. Duduk-duduk dengan orang yang loba kepada dunia itu, dapat menggerakkan kelobaan. Dan duduk bersama orang-orang zahid, dapat menggerakkan kezuhudan di dunia. Karena itulah, tiada disukai berteman dengan orang-orang yang mencari dunia. Dengan orang-orang yang gemar akan akhirat.”

Berkata Ali ra, “Hidupkanlah ketaatan dengan duduk bersama orang yang disegani.”
Berkata Lukman, “Hai anakku! Duduk-duduklah dengan ulama dan berdesak-desaklah kepada mereka dengan kedua lututmu. Karena sesungguhnya hati itu hidup, dengan pengetahuan tinggi (ilmu hikmah), sebagaimana tanah mati, hidup dengan banjir dari hujan.”

Redaksi lain, yakni Ja’far Ash Shadiq ra berkata, “Janganlah engkau berteman dengan lima orang:
*      Pendusta. Maka engkau berada dalam penipuannya. Dia adalah seumpama cahaya panas (fatamorgana), dekat kepadamu yang jauh dan jauh kepadamu yang dekat.
*       Orang dungu. Maka tidaklah engkau memperoleh daripadanya sesuatu. Ia mau mendatangkan manfaat kepadamu, lalu ia akan memelaratkan akan kamu.
*      Orang kikir. Maka ia putuskan daripada kamu, sesuatu yang kamu amat memerlukannya.
*       Orang pengecut. Maka ia akan menyerahkan kamu dan ia akan berlari menghadapi kesulitan.
*      Orang fasiq. Maka ia akan menjual kamu dengan sesuap makanan atau kurang dari itu!”

Wah... Ngeri juga ya kalo kita salah memilih teman atau sahabat. Ternyata memilih sahabat itu harus selektif, pilih yang sesuai dengan ketentuan yang telah diberikan oleh Islam. Seperti kata seorang teman, dekatilah seorang yang kau bermaksud jadi temannya dengan pendekatan hati, hati kita akan tau dia teman yang baik atau bukan untuk kita.
Tapi kalo menurutku, jangan menjauh dari teman-teman yang tidak sesuai dengan ketentuan diatas, tetaplah menjadi teman mereka, tetapi dalam batasaan-batasan yang menjaga kita agar tidak terseret dalam pergaulan mereka yang tidak sesuai dengan tuntunan Islam. Karena kalo kita menjauhi mereka, pastilah kita akan menjadi sasaran empuk bagi pembicaraan mereka di belakang kita, iya bukan? Hanya sekedar pendapat loh... J
Seperti yang aku tulis di salah status jejaring sosial beberapa hari lalu tentang sahabat yag dinukil dari perkataan Ali bin Abi Thalib ra.
“Temanmu yang sebenarnya, ialah orang yang ada bersamamu.
Dan orang yang menyusahkan dirinya, supaya ia bermanfaat bagimu.
Pada waktu membimbangkan, Ia berkata terus terang kepadamu.
Dia sendiri pecah berantakan, supaya kamu terkumpulkan selalu.”



 


Semoga bermanfaat...! :D
Ingin tau cerita tentang sahabat yang benar-benar sahabat? Tunggu postingan saya selanjutnya... xD



13 Oktober 2011
Menyusuri Tapak Cinta di batas Cakrawala Biru

Jumat, 07 Oktober 2011

Cara ALLAH SWT membimbing kita...

Cakrawala itu kini kosong, sekosong hatiku saat ini...


Status itu aku posting beberapa hari yang lalu di akun jejaring sosial. Jujur saja keadaan itu benar-benar sedang terjadi. Beberapa hari ini aku merasa kosong, imanku turun, lebih senang menyendiri, badan rasanya sakit semua, dan seolah tak ada semangat untuk menjalani hari. Semua yang aku lakukan rasanya jadi sebuah kesia-siaan yang benar-benar menyiksa. Berbagai tugas yang seharusnya menjadi tanggung jawabku terlalaikan hanya karena kemalasan dan lagi-lagi karena perasaan yang tak menentu. Ditambah dengan sikap beberapa orang diluar sana yang terkesan antipati dan tak menghargai apa yang aku katakan, istilah singkatnya CUEK.
Bahkan aku sendiri tak bisa mengerti keadaan hati dan perasaanku, hal itu semakin membuatku tersiksa. Dan satu hal yang ingin aku lakukan saat mengalami hari-hari itu adalah...
Berteriak sekencang-kencangnya dan menangis sepuas-puasnya...
Tapi ternyata tak bisa... ternyata itu tak cukup...
Lalu saat aku kembali membuka-buka file materi, entah materi mentoring, seminar, tulisan teman, artikel dari internet, dan lain-lain yang sengaja aku bawa dari kampung. Yah, file-file itu aku dapatkan saat aku masih di Pamekasan sana. Lalu aku menemukan bacaan yang sedikit menyegarkan hati dan perasaanku, yang membuatku sadar bahwa ini adalah bagian dari hidup yag harus aku terima dan pastinya harus aku hadapi.
Mungkin bacaan yang ingin aku tuliskan ini sudah pernah kalian baca, tapi tentu saja kalian takkan bosan membacanya. Karena ini kisah yang harus senantiasa kita renungkan bersama untuk menjadi manusia yang selalu bersabar dan percaya pada Allah SWT. Ingatkah pada kata-kata : “Prasangka Allah sesuai dengan prasangka hamba-hambaNya.

Suatu hari seseorang menemukan seekor calon kupu-kupu pada sebuah lubang kecil. Dia duduk dalam beberapa jam mengamati calon kupu-kupu itu yang sedang berjuang dengan memaksa dirinya melewati lubang kecil itu. Kemudian kupu-kupu itu berhenti membuat kemajuan. Kelihatannya ia telah berusaha semampunya dan tidak bisa lebih jauh lagi.
Akhirnya orang tersebut memutuskan untuk membantunya. Dia mengambil sebuah gunting dan memotong sisa kekangan dari kepompong itu. Kupu-kupu tersebut keluar dengan mudahnya. Namun, ia mempunyai tubuh gembung dan kecil, serta sayap-sayap yang mengkerut. Orang tersebut terus mengamatinya karena dia berharap bahwa, pada suatu saat, sayap-sayap itu akan mekar dan melebar sehingga mampu menopang tubuhnya, yang mungkin akan berkembang seiring berjalannya waktu.
Semuanya tak pernah terjadi.
Kenyataannya, kupu-kupu itu menghabiskan sisa hidupnya merangkak di sekitarnya dengan tubuh gembung dan sayap-sayap mengkerut. Dia tidak pernah bisa terbang. Yang tidak dimengerti dari kebaikan dan ketergeaan orang tersebut adalah bahwa kepompong yang menghambat dan perjuangan yang dibutuhkan kupu-kupu untuk melewati lubang kecil adalah Jalan Allah SWT untuk memaksa cairan dari tubuh kupu-kupu itu ke dalam sayap-sayapnya sedemikian sehingga dia akan siap terbang begitu dia memperoleh kebebasan dari kepompong tersebut.
Kadang-kadang perjuangan adalah sesuatu yang kita perlukan dalam hidup kita.
Jika ALLAH SWT membiarkan kita hidup tanpa hambatan perjuangan, itu mungkin justru akan melumpuhkan kita. Kita mungkin tidak sekuat yang semestinya yang dibutuhkan untuk menopang cita dan harapan yang kita inginkan. Kita mungkin tidak akan pernah bisa “terbang”...
Sesungguhnya ALLAH SWT itu Mahapengasih dan Mahapenyayang...

Ketika Kita memohon Kekuatan...
Dan ALLAH SWT memberi kita kesulitan untuk membuat kita tegar
Ketika Kita memohon Kebijakan...
Dan ALLAH SWT memberi kita berbagai persoalan hidup untuk diselesaikan agar kita bertambah bijaksana
Ketika Kita memohon Kemakmuran....
Dan ALLAH SWT memberi kita otak dan tenaga untuk dipergunakan sepenuhnya dalam mencapai kemakmuran
Ketika Kita memohon Keteguhan Hati...
Dan ALLAH SWT memberi bencana dan bahaya untuk diatasi
Ketika kita memohon Cinta...
Dan ALLAH SWT memberi kita orang-orang bermasalah untuk diselamatkan dan dicinta.
Ketika Kita memohon Kemurahan/Kebaikan Hati...
Dan ALLAH SWT memberi kita kesempatan-kesempatan yang silih berganti
Begitulah cara ALLAH SWT membimbing kita...

Apakah jika saya tidak memperoleh yang saya inginkan, berarti bahwa saya tidak mendapatkan segala yang saya butuhkan dari ALLAH? Kadang Allah SWT tidak memberikan yang kita minta, tapi dengan pasti ALLAH SWT memberikan yang terbaik untuk kita. Kebanyakan kita tidak mengerti, bahkan tidak mau menerima rencana ALLAH SWT, padahal justru itulah yang terbaik untuk kita.
Tetaplah berjuang...berusaha...dan berserah diri...
Jika itu yang terbaik maka pasti ALLAH SWT akan memberikannya untuk kita...
Jadi, apapun yang kita terima dari ALLAH SWT adalah yang terbaik yang ALLAH SWT berikan...

Bacaan diatas  menyadarkanku pada suatu hal, bahwa hidup ini adalah ujian. Entah itu musibah yang menyakitkan atau peristiwa indah yang menyenangkan. Termasuk kali ini, apa yang menimpaku adalah sebuah ujian yang harus aku hadapi. Ini hanya sebuah masalah kecil dan ternyata aku masih terlalu banyak mengeluh menghadapi semuanya. Aku masih terlalu naif menghadapi hidup, aku masih terlalu cengeng untuk menghadapi kenyataan.
Yang tersisa kini adalah semangat yang harus kian membara seiring berjalannya waktu. Semangat itu tak boleh padam.
Tetap semangat menjalani hidup...