Sabtu, 11 Februari 2012

N.E.K.A.T


Nekat
Satu kata yang telah membuatku berani.
Berani melakukan apa yang tidak berani mereka lakukan.
Berani untuk berkarya dan berkreatifitas seluas-luasnya.
Juga berani menjadi apa yang aku mau.
Nekat
Satu kata yang membuatku percaya.
Percaya bahwa kehidupan berpihak padaku.
Percaya pada kekuatan dan kelemahan diri.
Juga percaya akan kuasa-Nya yang tak terbatas.
Nekat
Satu kata yang membuatku dipercaya.
Dipercaya bahwa aku bisa.
Dipercaya bahwa aku sanggup melakukannya.
Juga dipercaya untuk mengemban apa yang disebut amanah.
Nekat
Satu kata yang slalu membuatku tersenyum.
Tersenyum karna berada ditengah orang-orang hebat.
Tersenyum bersama perjuangan yang tak pernah henti.
Dan tersenyum bangga saat kesuksesan telah sama-sama kita genggam.

Aku tau di balik rasa NEKAT itu, Dia ada di belakangku.
Tak pernah sedetikpun meninggalkan kesendirianku.
Karna-Nya, rasa nekat itu menempel lekat di hatiku.
Untuk membuatku bisa tegar dalam menjalani kehidupan.
Untuk membuatku kuat meniti alur kisahku yang penuh kerumitan.
Atas izin-Nya aku berdiri disini untuk menghadapi  apa yang disebut kenyataan.
Kenyataan yang manis atau bahkan yang sangat pahit.
Semuanya, seluruhnya, seantero hidup, sepanjang waktu, dan seluas jagad.
Karna Mu, ya Rabb...
Sungguh itu karna Mu...

Catatan Singkat Hatiku^^

Semburat Jejak Cinta
di Batas Cakrawala Biru

Jumat, 03 Februari 2012

CARI PASANGAN


Mari mari marilah
Dengarlah ini kisah silam,  oh kawan
Sangatlah berguna
Moga hidup aman bahgia

Di malam yang pertama jumpa mertua
Tersentak si jejaka diberitakan
Istrinya tidak sempurna rupa
Anggota dzahirnya lumpuh semua
Tiada upaya mengurus diri

Terkejut si jejaka penuh persoalan dihatinya
Mungkinlah sudah jodoh itulah istrinya
Ibanya rasa hati namun ridho pada takdir
Asalkan punya iman itulah paling penting

Saat-saat berjumpa
Terpesona memandang
Benarkah istrinya menawan sungguh cantik

Cari cari carilah
Pasangan hidup betul-betul, oh kawan
Bahgia berseri
Rumah tangga akan harmoni

Terhurai dijawablah oleh mertua
Dzahirnya tak sempurna kiasan saja
Memberi makna sucinya diri
Wanita shalihah terpelihara
Terharu jejaka tunduk bersyukur

Jangan mudah percaya harta pangkat dan rupa
Indahnya di mata, berawaslah
Rasul sudah bersabda
Insan punya agama
Akhlaknya mulia, pahamilah

STOP...
Jangan dulu berpikiran yang aneh tentang judul di catatan ini. Bukan karena judulnya cari pasangan jadi penulisnya dipikir kebelet buat nyari pasangan dan pengen nikah,hehehe... Itu hanya sekedar judul yang berhubungan dengan masalah yang akan saya angkat kali ini. So, ayo dibaca... :D
Lirik diatas adalah lirik sebuah lagu nasyid yang dinyanyikan oleh seorang grup nasyid melayu. Saat SMA dulu saya sering mendengarkannya karna dirumah ada kaset tape-nya yang seerig saya setel. Tapi semenjak kuliah dan tidak lagi mendengarkan lagu ini, saya jadi terlupa. Lalu Desember kemarin saat saya pulang kampun ke Pamekasan, kembali saya mendengar lagu ini dari tape kesayangan saya. Saya juga menemukannya di laptop milik tante saya. Alhasil saya mengkopinya ke memory HP saya. Entah kenapa tiba-tiba saya ingin mengangkat kisah yang tersirat dalam lirik lagu ‘Cari Pasangan’ yang dibawakan oleh grup nasyid asal Malaysia tersebut. Ada yang tau apa nama grupnya? Nantilah saya kasih tau.
Nah sesuai dengan judul catatan ini dan juga judul dari lirik lagu ini yaitu “Cari Pasangan”, maka saya akan mengulas suatu kisah. Kisah penuh hikmah tentang seorang pemuda seperti yang diceritakan dalam lirik lagu di atas. Sejauh ini teman-teman bisa tidak nebak kisah di atas kisah siapa? Ayo, sebelum saya ceritakan lebih lanjut teman harus bisa menebaknya. Saya tunggu sampai hitungan ke-3 ya.... :p

Satu.....

Dua.....

Tiga....

Yak, kisah ini adalah kisah seorang pemuda bernama Idris. Saya pernah membaca kisah ini dalam sebuah buku motivasi, hanya saja buku itu kini entah ada dimana. Karna saya agak lupa rincian jalan ceritanya, dari pada saya salah menceritakan sejarah ini, makanya saya cari-cari dulu tentang kisah ini dan ini.  Kisah ini Insya Allah menginspirasi kalian semua.

Idris, pemuda shaleh ini suatu hari akan berangkat mengaji. Namun sebelum sampai ditempat yang ditujunya, ia menemukan sebuah delima yang hanyut disungai yang dilewatinya. Merah dan ranumnya delima membuat ia tergoda untuk merasakan segarnya buah tersebut.  Dengan sigap ia mengambil dan tanpa pikir panjang ia mulai melahap gigitan demi gigitan buah delima yang ia temukan tersebut. Namun tak lama kemudian, Idris baru menyadari akan suatu hal. Dirinya mulai bertanya, “Siapakah pemilik delima yang aku makan ini?” Idris lalu menyadari bahwa ia belum meminta izin kepada pemilik buah delima tersebut berarti delia itu belumlah halal untuk ia makan. Terbersit rasa penyesalan dalam hatinya karna telah khilaf memakan buah delima yang ia temukan tanpa seizin dari pemiliknya. Lama Idris merenung, teringat akan ajaran yang diberikan oleh gurunya, bahwa makanan haram yang masuk ke dalam badan dan pakaian yang haram menutup badan dapat menyebabkan terhambatnya do’a. “Oh Tuhan, ampunilah aku. Bagaimana caraku untuk membersihkan kesalahanku?” Dan penyesalan yang tiada terbilangpun memenuhi hati Idris, sang pemuda beriman.
Setelah merenung bingung beberapa waktu berselang, akhirnya diperoleh cara untuk menyelesaikannya, "Aku harus mencari pemilik delima, untuk meminta keikhlasan atasnya." Akhirnya, Idris menyusuri tepian sungai, berusaha mencari pemilik delima tadi. Delima yang tinggal setengah masih pula di genggam sebagai bukti nanti kalau-kalau sang pemilik meminta delimanya  kembali.
Lama Idris berjalan menyusuri sungai itu, hingga akhirnya ia bertemu dengan sebuah perkebunan yang ditumbuhi pohon delima yang menjorok ke sungai. Setelah mengamati dan mencocokkan dengan delima yang masih ada di pohon,  Idris pun menyangka dari pohon itulah delima yang ia makan berasal. Setelah ia yakin benar, Idris lantas mencari pemilik sang pemilik kebun.
Setelah bertemu dengan pemilik kebun yang seorang lelaki paruh baya, Idris berkata tenang, “Maaf pak, saya kesini untuk meminta keikhlasan bapak atas kekhilafan yang telah saya lakukan.” Kata Idris membuka pembicaraan.
Lelaki paruh baya yang sudah ditumbuhi uban itu mengerutkan wajah, heran. Pemuda asing yang datang ini langsung mengajukan permintaan maaf yang ia tak tau apa kesalahannya.
"Apa gerangan yang membuat anda meminta maaf dan keikhlasan, padahal kita baru saja berjumpa? Saya sangat yakin tak ada kekeliruan diantara kita berdua." Jawab lelaki setengah baya.
"Begini pak,” Dijelaskanlah semua permasalahan yang telah menimpa dirinya dari awal hingga pertemuan mereka. Mendengar penjelasan tersebut, lelaki paruh baya tersebut terkejut, "Subhanallah", bibirnya sontak bergumam memuji Allah.

Nah, saya potong dulu ceritanya. Sampai saat ini apa hikmah yang terbetik dalam benak teman-teman sekalian setelah membaca kisah diatas? Maha Suci Allah yang telah menciptakan manusia seperti Idris yang sangat shaleh dan penuh tanggung jawab. Penyesalan yang tiada terkira serta rasa berdosa karna memakan sebuah delima yang tak sengaja ia temukan hanyut di sungai. Saya tekankan sekali lagi, ia memakan delima yang hanyut di sungai, bukan delima yang ia temukan dibawah pohonnya apalagi masih bergelantungan di pohonnya. Sedangkan kita? Terkadang kita menggunakan fasilitas yang sebenarnya bukan milik kita. Terlebih saya yang terlalu sering melupakan perkara yang sangat sepele tersebut. Kita dan terlebih saya, masih sangat jauh dari hal-hal seperti yang di lakukan oleh Idris, pemuda yang penuh dengan tanggung jawab. Ia benar-benar berusaha untuk tidak mencemari dirinya dengan dosa sekecil apapun. Masalah yang mungkin menurut orang lain sangat sepele, tapi baginya perkara itu sangat membebani hatinya karena dosa yang akan ditanggungnya.
Subhanallah...
Allahu Akbar...
Semoga mulai dari saat ini kita bisa meneladani rasa tanggung jawab beliau. Amin...
Yuk, kita baca lanjutan kisahnya...


Beberapa saat laki-laki paruh baya itu terdiam, ia seolah terhipnotis oleh akhlaq laki-laki asing yang kini berada di depannya. "Baru kali ini aku melihat seorang laki-laki yang begitu bersemangat menjaga dan mencegah diri dari dosa, padahal bisa saja ia melupakan perkara itu begitu saja. Tapi laki-laki muda ini sangat aneh, dan jarang kutemui." Pak Tua membatin.
Lain halnya dengan Idris, Ia justru dilanda kekhawatiran tiada terkira, jangan-jangan Pak Tua tak mau memaafkannya, "Bagaimana, Pak, bisakah aku dimaafkan dan delima yang aku makan ini diikhlaskan?"
Pak tua lantas memberi jawaban dengan wajah yang dibuat-buat agar menimbulkan keangkeran, "Aku mau menerima maafmu, asal kamu mau menerima persyaratanku."
"Oh saya mau Pak, apapun persyaratan yang bapak ajukan, aku mau melakukan, asal bapak mau mengikhlaskan, " sambut Idris berseri-seri, karena melihat peluang untuk dapat diampuni.
"Begini Nak, "kata Pak Tua mulai menjelaskan serius, "Aku punya seorang anak perempuan tunggal yang tuli, bisu, buta, dan lumpuh."
"Lantas?" tanya si Idris penasaran.
"Aku menghendakimu menjadi menantuku, mengawini putriku. Itulah satu-satunya syarat yang kuajukan agar delima yang telah engkau makan dapat aku ihklaskan," jelas Pak Tua sejelas-jelasnya.
"Innalillah," desis hati si Idris ketika mendengar penjelasan dari pak tua di depannya, "Bagaimana mungkin hanya untuk mendapatkan keikhlasan sebuah delima harus aku tebus dengan mengawini wanita cacat segalanya. Apakah cara ini cukup adil?" Kelihatan sekali kening pemuda Idris berkerut, mempertimbangkan dan memikirkan keputusan yang sangat berat.
Pak Tua memperlihatikan pemuda Idris dengan seksama lantas bertanya malah terkesan setengah memaksa, "Bagaimana Nak?" Memang itu saja persyaratanku."
Idris terdiam, tampak memikirkan dengan begitu mendalam. Sejenak kemudian ia mengangkat wajah, mendesah berat, lantas memberikan jawaban, "Kalau memang hanya cara itu yang bisa membuat Bapak memaafkan kesalahanku maka aku harus menyanggupinya wahai Pak Tua."

Sebenarnya saya pengen berkomentar di penggalan kisah ini, tapi saya benar-benar spechless bacanya, jadi bingung mau berkomentar apa. Yah, silahkan teman-teman meresapi kisah ini dengan sungguh-sungguh, betapa luasnya hati pemuda baik bernama Idris tersebut. Demi mendapatkan sebuah maaf dari kesalahan yang mungkin menurut kita amat sangat sepele, ia rela menerima apapun permintaan yang di ajukan oleh pak tua pemilik kebun. Yah, semua yang ia lakukan hanya untuk satu tujuan yaitu mendapat pengampunan dosa dari Sang Mahapengampun, Allah SWT.

Mendengar jawaban Idris, lelaki paruh baya itu tersenyum bahagia lantas bicara, "Aku ikhlas memberi ampunan, aku harap kaupun ikhlas menerima persyaratan."
"Aku ikhlas," tukas Idris lugas, sambil menyodorkan sebuah jabat tangan.
"Kalau begitu, sebelum aku mengawinkanmu, kupersilakan kau melihat calon istrimu dahulu.” Kata Pak Tua, sambil mempersilakan pemuda Idris melihat calon istrinya di ruang tengah. Idris segera beranjak, menuju ruang yang ditunjukkan. Dengan tangan sedikit kaku, didorongnya gagang pintu dengan hati berdebar tak menentu karena matanya akan segera menatap calon istri yang cacat segala rupa.
"Bagaimana bentuk wanita calonku ini, yang cacat segalanya, buta, tuli, lumpuh, bisu?" Beberapa saat pintu terbuka hampir tak berbunyi. Di lihatnya sorang wanita jelita yang tampaknya sedang merenda. Hanya dia dan tak ada lagi wanita lainnya. Bingung. Pintu ditutup kembali sama pelannya ketika ia membuka lantas menemui pak tua, Ayah dari calon istrinya. "Pak, aku tak melihat orang lain di dalam sana,kecuali hanya seorang wanita yang sedang merenda."
Pak Tua tersenyum lantas berujar, "Dialah calon istrimu."
"Oh Tuhan, bagaimana bisa begitu? Bukankah Bapak tadi menyebut calonku seorang buta, tuli, lumpuh, dan bisu? Sedangkan yang didalam sana seorang wanita yang sangat jelita dengan muka ranum bak delima?" tanya pemuda Idris setengah tak percaya. Hatinya berdebar kencang.
"Begini anakku. Dia memang buta dalam soal melihat kemaksiatan. Dia memang tuli dalam mendengar pembicaraan yang dapat menimbulkan murka Allah. Dia memang bisu untuk mengucapkan makian dan lumpuh karena tidak melangkahkan kakinya ke tempat-tempat maksiat, lokasi berkumpulnya syetan. Dia tak pernah bersentuhan dengan segala kemaksiatan, Itulah yang kumaksud bahwa dia buta, tuli, lumpuh, bisu. Karena itulah, tak ada pemuda yang layak menjadi suaminya kecuali orang sepertimu, yang juga menjaga diri dari segala hal yang berkaitan dengan dosa, haram, dan kemaksiatan.
Merekapun dinikahkan. Kebahagian dan ketidakpercayaan masih hadir kala perjalan pasangan ini mengarungi bahtera rumah tangga. Karena niatan Lillah Billah dan Fillah, halangan demi halangan hanya Allah tempat terbaik dalam meminta dan berlindung.

Subhanallah, Mahasuci Allah yang Mahapengasih lagi Mahapenyayang. Yang selalu memberikan balasan yang setimpal dengan amalan yang di lakukan oleh setiap makhluknya. Sekecil apapun amalan baik manusia, maka ia akan mendapatkan balasannya. Sebaliknya, sekecil apapun amalan buruk manusia, maka azab Allah sangatlah pedih.

Maka barangsiapa mengerjakan kebaikan sebesar zarah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya.
Dan barangsiapa mengerjakan kejahatan seberat zarah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya.
(Q.S. Al Zalzalah: 7-8)

Dan atas kesabaran Idris serta rasa tanggung jawabnya yang sangat luar biasa, Allah telah memberikan kebaikan baginya.

Dari pasangan suami-istri yang terjaga dari dosa dan maksiat, haram dan kemungkaran ini, kemudian lahir seorang anak shaleh teladan, yang bahkan dalam umur enam tahun telah hafal Al-Quran. Dialah Muhammad bin Idris Assyafi'i yang tak lain adalah Imam Syafi'i Itulah kesabaran dari ayah seorang ulama besar sepanjang masa ini. Sang ayah begitu sabar dalam menahan dan menghindari makanan yang haram demi memperoleh anak yang saleh. Allah pun mengabulkannya.

Dari kisah di atas terdapat begitu banyak hikmah yang bisa kita ambil. Diantaranya adalah bagaimana kita harus bertanggung jawab atas apa yang telah kita lakukan. Kita juga harus selalu memperhatikan setiap makanan yang kita makan, apakah makanan tersebut halal atau haram untuk kita makan. Karena setiap apapun yang kita lakukan dan kita makan, akan diminta pertanggungjawabannya oleh Sang Pemberi balasan.
Kembali ke judul postingan ini, yakni tentang cari pasangan. Hikmah yang bisa saya ambil dari kisah dan lirik lagu diatas adalah bahwa dalam mencari pasangan kita haruslah benar-benar jeli. Bukan hanya dilihat dari segi harta, pangkat, ataupun rupa. Tapi yang paling penting adalah keimanan dan akhlaqnya yang mulia. Wanita siapa yang tidak ingin menikah dengan seorang seorang pemuda yang menjaga dirinya dari dosa? Yang bahkan demi sebuah maaf ia ikhlas menikah dengan wanita yang cacat segala, demi sebuah ampunan dari Allah SWT. Meskipun akhirnya ia tau bahwa calon istrinya cacat karena tidak pernah bersentuhan dalam segala kemaksiatan.
Dan lelaki mana yang tidak ingin menikah dengan seorang wanita yang terjaga dari dosa dan maksiat. Wanita yang bisu, tuli, buta, dan lumpuh untuk melakukan maksiat kepada Allah SWT. Wanita seperti calon istri Idris yang shalehah. Saya pernah mendengar bahwa untuk mencari pasangan perhatikanlah tiga hal, yaitu hartanya, rupanya, dan akhlaqnya. Saat itu saya heran dan bingung dengan maksud pernyataan diatas, hingga akhirnya saya mengerti. Saya mengerti bahwa dengan adanya harta bisa menjadi sarana kita dalam beribadah kepada Allah dengan cara menyedekahkannya di jalan Allah. Dengan rupa yang elok dan menawan, maka akan membuat senang serta bahagia pasangan kita. Meskipun sebenarnya walau tanpa kedua hal tersebut, yakni harta dan rupa. Kenapa? Karena ada satu pondasi yang mampu membuat kita khusuk dalam beribadah serta membahagiakan pasangan kita, pondasi itu adalah iman dan akhlak. Dengan adanya harta yang banyak dan rupa yang elok, tapi tanpa akhlak yang baik, maka hancurlah mereka. Tapi dengan akhlak yang mulia meskipun tanpa harta dan rupa, Allah akan selalu ridho kepada makhluknya yang senantiasa berpegang kepada sabda-Nya dan berjalan di jalan-Nya.
Wallahu’alam bisshawab
Hanya Allah yang Mahatahu. Karena aku hanyalah manusia yang terbatas, terbatas ilmu pengetahuannya. Semoga Allah mengampuni kesalahan atas tulisan-tulisan yang saya buat. Dan semoga tulisan yang saya buat ini bermanfaat bagi orang lain. Amin...

#oh iya, hampir lupa. Nama Grup nasyid asal Malaysia yang menyanyikan lagu mencari pasangan itu namanya "Rabbani". 
*mirip-mirip sama nama teman saya -.-"