Cakrawala itu kini kosong, sekosong hatiku saat ini...
Status itu aku posting beberapa hari
yang lalu di akun jejaring sosial. Jujur saja keadaan itu benar-benar sedang
terjadi. Beberapa hari ini aku merasa kosong, imanku turun, lebih senang
menyendiri, badan rasanya sakit semua, dan seolah tak ada semangat untuk
menjalani hari. Semua yang aku lakukan rasanya jadi sebuah kesia-siaan yang
benar-benar menyiksa. Berbagai tugas yang seharusnya menjadi tanggung jawabku
terlalaikan hanya karena kemalasan dan lagi-lagi karena perasaan yang tak
menentu. Ditambah dengan sikap beberapa orang diluar sana yang terkesan
antipati dan tak menghargai apa yang aku katakan, istilah singkatnya CUEK.
Bahkan aku sendiri tak bisa mengerti
keadaan hati dan perasaanku, hal itu semakin membuatku tersiksa. Dan satu hal
yang ingin aku lakukan saat mengalami hari-hari itu adalah...
Berteriak sekencang-kencangnya dan
menangis sepuas-puasnya...
Tapi ternyata tak bisa... ternyata itu
tak cukup...
Lalu saat aku kembali membuka-buka file
materi, entah materi mentoring, seminar, tulisan teman, artikel dari internet,
dan lain-lain yang sengaja aku bawa dari kampung. Yah, file-file itu aku
dapatkan saat aku masih di Pamekasan sana. Lalu aku menemukan bacaan yang
sedikit menyegarkan hati dan perasaanku, yang membuatku sadar bahwa ini adalah
bagian dari hidup yag harus aku terima dan pastinya harus aku hadapi.
Mungkin bacaan yang ingin aku tuliskan
ini sudah pernah kalian baca, tapi tentu saja kalian takkan bosan membacanya.
Karena ini kisah yang harus senantiasa kita renungkan bersama untuk menjadi
manusia yang selalu bersabar dan percaya pada Allah SWT. Ingatkah pada
kata-kata : “Prasangka Allah sesuai dengan prasangka hamba-hambaNya.
Suatu hari
seseorang menemukan seekor calon kupu-kupu pada sebuah lubang kecil. Dia duduk
dalam beberapa jam mengamati calon kupu-kupu itu yang sedang berjuang dengan
memaksa dirinya melewati lubang kecil itu. Kemudian kupu-kupu itu berhenti
membuat kemajuan. Kelihatannya ia telah berusaha semampunya dan tidak bisa
lebih jauh lagi.
Akhirnya orang
tersebut memutuskan untuk membantunya. Dia mengambil sebuah gunting dan
memotong sisa kekangan dari kepompong itu. Kupu-kupu tersebut keluar dengan
mudahnya. Namun, ia mempunyai tubuh gembung dan kecil, serta sayap-sayap yang
mengkerut. Orang tersebut terus mengamatinya karena dia berharap bahwa, pada
suatu saat, sayap-sayap itu akan mekar dan melebar sehingga mampu menopang
tubuhnya, yang mungkin akan berkembang seiring berjalannya waktu.
Kenyataannya,
kupu-kupu itu menghabiskan sisa hidupnya merangkak di sekitarnya dengan tubuh
gembung dan sayap-sayap mengkerut. Dia tidak pernah bisa terbang. Yang tidak
dimengerti dari kebaikan dan ketergeaan orang tersebut adalah bahwa kepompong
yang menghambat dan perjuangan yang dibutuhkan kupu-kupu untuk melewati lubang
kecil adalah Jalan Allah SWT untuk memaksa cairan dari tubuh kupu-kupu itu ke
dalam sayap-sayapnya sedemikian sehingga dia akan siap terbang begitu dia
memperoleh kebebasan dari kepompong tersebut.
Kadang-kadang perjuangan adalah sesuatu
yang kita perlukan dalam hidup kita.
Jika ALLAH
SWT membiarkan kita hidup tanpa hambatan perjuangan, itu mungkin justru akan
melumpuhkan kita. Kita mungkin tidak sekuat yang semestinya yang dibutuhkan untuk
menopang cita dan harapan yang kita inginkan. Kita mungkin tidak akan pernah
bisa “terbang”...
Sesungguhnya ALLAH SWT itu Mahapengasih dan
Mahapenyayang...
Ketika Kita memohon Kekuatan...
Dan ALLAH
SWT memberi kita kesulitan untuk membuat kita tegar
Ketika Kita memohon Kebijakan...
Dan ALLAH
SWT memberi kita berbagai persoalan hidup untuk diselesaikan agar kita
bertambah bijaksana
Ketika Kita memohon Kemakmuran....
Dan ALLAH
SWT memberi kita otak dan tenaga untuk dipergunakan sepenuhnya dalam
mencapai kemakmuran
Ketika Kita memohon Keteguhan Hati...
Dan ALLAH
SWT memberi bencana dan bahaya untuk diatasi
Ketika kita memohon Cinta...
Dan ALLAH
SWT memberi kita orang-orang bermasalah untuk diselamatkan dan dicinta.
Ketika Kita memohon Kemurahan/Kebaikan Hati...
Dan ALLAH
SWT memberi kita kesempatan-kesempatan yang silih berganti
Begitulah cara ALLAH SWT membimbing kita...
Apakah jika
saya tidak memperoleh yang saya inginkan, berarti bahwa saya tidak mendapatkan
segala yang saya butuhkan dari ALLAH? Kadang Allah SWT tidak memberikan yang
kita minta, tapi dengan pasti ALLAH SWT memberikan yang terbaik untuk kita.
Kebanyakan kita tidak mengerti, bahkan tidak mau menerima rencana ALLAH SWT,
padahal justru itulah yang terbaik untuk kita.
Tetaplah berjuang...berusaha...dan berserah
diri...
Jika itu yang terbaik maka pasti ALLAH SWT
akan memberikannya untuk kita...
Jadi, apapun yang kita terima dari ALLAH SWT
adalah yang terbaik yang ALLAH SWT berikan...
Bacaan diatas menyadarkanku pada suatu hal, bahwa hidup ini
adalah ujian. Entah itu musibah yang menyakitkan atau peristiwa indah yang
menyenangkan. Termasuk kali ini, apa yang menimpaku adalah sebuah ujian yang
harus aku hadapi. Ini hanya sebuah masalah kecil dan ternyata aku masih terlalu
banyak mengeluh menghadapi semuanya. Aku masih terlalu naif menghadapi hidup,
aku masih terlalu cengeng untuk menghadapi kenyataan.
Yang tersisa kini adalah semangat yang
harus kian membara seiring berjalannya waktu. Semangat itu tak boleh padam.
Tetap semangat menjalani hidup...
2 komentar:
"Allah tak menciptakan sesuatu pun dengan kesia-siaan" <--- salah satu prinsip yang masih saya pegang sampai sekarang :) Saya percaya, tak ada yang sia-sia di dunia ini - dari kehujanan, basah kuyup, sakit, semuanya, pasti akan ada maknanya. Pasti akan ada manfaatnya.
Tetap semangat mbak! :D
thanks ya Kadri... :p
Insya Allah tetep semangat...
Posting Komentar