Tampilkan postingan dengan label Imajinasi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Imajinasi. Tampilkan semua postingan

Senin, 06 Agustus 2012

Karena Ada Bidadari di Bumi

Begitulah KEKASIH,
yang telah memberiku banyak hal,
dan akan menawarkan banyak hal,
Rahman dan Rahim-Nya,
menyentuh sejak awal kehidupan.
Pantas bila KEKASIH,
menginginkan kita menjadi rahmat bagi seluruh alam,
karna Asma-Nya hadir dalam setiap penciptaan,
dalam setiap huruf yang membentuk sebuah nama,
atau serangkaian kalimat,
DIA akan hadir,
selalu ada...
dan akan terus menyertai,
terbaca ataupun tidak,
disadari ataupun tidak,
dimaknai ataupun tidak,
utuh DIA meniupkan napas pada semesta.

Rahmat-Nya tak memilah dan tak memilih,
menyapa apa saja, siapa saja,
bahkan untuk sesuatu yang belum lagi sempat memiliki sebuah nama.
DIA mengajarkan manusia untuk melakukan hal yang sama.

Tapi tidak demikian dengan Rahim-Nya.
Rahim tidak dimiliki setiap manusia.
Rahim memilah dan memilih.
Rahim demikian istimewa.

Dalam diri seorang wanita ia ada.
Tapi tak setiap wanita berkesempatan menyambungkan rahimnya dengan Rahim-Nya.
Hanya seorang Ibu...!
Ya, hanya seorang Ibu...!
Yang telapak kakinya ada surga!
Beruntunglah Engkau, wahai Ibu!
Pada langkahmu dijanjikan surga.
Pada rahimmu, jalinan kasih mampu menembus cakrawala,
bersambung dengan Rahim-Nya.
Seorang Ibu dan rahimnya,
adalah sejatinya cinta.

Rahim bukan hanya sayang,
bukan hanya sentuhan.
Rahim menuntut pengorbanan,
kesediaan berpeluh membawa beban,
kesediaan memberikan bukan hanya untuk diri sendiri,
kesediaan untuk dititipi,
hingga kesediaan untuk sakit, disakiti, bahkan berkorban nyawa.
Pantas bila Rahim-Nya hanya menyapa mereka yang meyakini,
mereka yang siap mengabdi,
mereka yang siap dibebani,
mereka yang siap berbagi,
mereka yang siap mati,
untuk tegaknya panji-panji Illahi.

Demikianlah Rahim-Nya,
memilah dan memilih,
pemilik cinta sejati.


Kutipan dari novel
"KARENA BIDADARI ADA DI BUMI"


Ya Allah.......
Semoga kelak aku menjadi seorang perempuan dan seorang Ibu yang sejati....
Amien......
*sedang berharap*

Menjejak Batas Cakrawala Biru
---Yuli Astutik---               

Rabu, 01 Desember 2010

Imajinasi yg tiba2 tertuang dalam tulisan


Hujan turun perlahan, rintik itu makin besar, mulai menderas, dan pada akhirnya tak terelakkan lagi guyuran itu makin deras menghantam bumi.

Subhanallah...

Rintik hujan itu jatuh dari langit yang terlampau jauh jaraknya dengan kecepatan super tinggi. Sungguh akan sangat menyakitkan jika menghantam tubuh ini, karena bentuk rintik air hujan ini tajam. tapi kenyataannya, guyuran air hujan di sekujur tubuh ini terasa nikmat, sungguh nikmat.

Maha Besar Allah dengan sgala kuasa-Nya...

Perjalanan ini masih panjang, namun rasa lelah mulai mengiringi.
Disana terlihat daerah lapang berumputyang hijau.
Ku hampiri.

Subhanallah...

Ku baringkan tubuhku, menikmati rintik hujan yang mulai mereda.
Di ujung langit kulihat pelangi melengkung indah, dengan gradasi warna yang begitu menakjubkan.
Dengan latar belakang cakrawala biru nan luas dan menawan.
Awan berarak mengiringi mentari yang keluar dengan malu-malu.
Nyanyian kicau burung terdengar syahdu.
Puja-puji untuk Illahi.

Kini masih pagi, sedang perjalananku masih amat panjang dan penuh aral.
Istiqomah dan Amanah dalam perjalanan ini.
Maka bangunlah, jalanilah, berjuanglah, Syurga-Nya menanti...