Tampilkan postingan dengan label Menulis. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Menulis. Tampilkan semua postingan

Selasa, 28 April 2015

Ujian, katanya...

Hidup itu pilihan, katanya sih begitu
Lalu bisa ku bilang hidup itu ujian, kau tau
Memilih di antara banyak jawaban yang tercecer
Benar salah, suka duka, susah senang, baik jahat, apapunlah itu
Bukankah itu ujian hingga kita menentukan pilihan kita?

Bagimu ujian itu adalah saat kau duduk tegang menghadapi lembaran kertas soal berbekal pena...
Namun bagiku, ujian itu adalah saat aku tersenyum menerima lembar jawaban dengan nilai A.
Kau tahu, nilai A itu sebuah tanggung jawab. Bukankah itu berarti ujian yang lebih besar baru saja datang padaku?

Bagimu ujian itu adalah saat sedih dan pedih mendera, ditinggal orang-orang yang kau cinta...
Namun bagiku, ujian itu adalah saat bahagia bersama orang-orang yang ku cinta. Kau tahu adalah tanggung jawabku membuat orang-orang yang ku cinta lebih bahagia dari kebahagiaanku. Bukankah ujian selalu bertambah seiring kebahagiaanku membuncah?

Bagimu ujian itu di saat masa-masa papa yang melanda, membuatmu merasa tak berguna...
Namun bagiku, harta berlebih justru menjadi ujian terberat yang kuhadapi. Entah aku sadar atau tidak, saat aku mendapatkan sesuatu, maka aku telah mengambil sesuatu dari orang lain. Bukankah berbagi itu terasa memberatkan?

Bagimu ujian itu saat kau merasakan Tuhan melupakanmu, meninggalkanmu, menghempasmu. Bagiku kau hanya seorang pengecut yang tak mengerti bedanya ujian dan keserakahan. Selalu menyalahkan keadaan dan tak pandai berucap syukur. Padahal kau selalu tau, Tuhan selalu mengawasimu...

Katanya kita diuji agar kita naik kelas, bukankah begitu?
Ujian-ujian itu datang silih berganti.
Saat diam atau begerak.
Saat tersadar atau terlupa.
Saat nyata atau hanya ilusi yang menyesatkan.
Ujian yang tak pernah berganti saat kita belum mampu melaluinya dengan baik...

Ah, ini untukku dan untukkmu.
Agar bersama kita paham, ujian itu pun adalah ujian...
Memilih antara melalui ujian hingga lulus ataukah terjebak dalam ujian tak berkesudahan...
Pilihan itupun sebuah ujian...

23.17
28.04.2015
#malamtantanganOWOP
tapak batas _birucakrawala

Selasa, 15 April 2014

Memulai



Apa kabar blogku yang satu ini? Sudah sekian lama tak kujumpai. Sudah sekian lama pula ia kosong, tak ku isi dengan untaian-untaian kalimat. Oh iya, apa kabar wahai tangan-tanganku? Sudah sekian lama pula kau tak menari indah di atas keyboard laptopmu. Mungkin ia rindu dengan tarian-tarianmu. Terlalu lama kau diam, sudah terlalu lama kau berhenti. Saatnya untuk kau memulai lagi, memulai apa yang dulu pernah berhenti…

Tunggu apa lagi? Ayo mulai. Mulailah meskipun perjuangan untuk memulai itu sangat berat kau hadapi. Asah lagi otak mu, asah lagi hatimu. Hangatkan mereka, mungkin mereka sudah terlalu beku, jadi hangatkan mereka agar lekas mencair dan mengalir seperti biasanya. Mengalir bebas tanpa hambatan.

Semua menunggumu, mereka menunggumu, atau setidaknya kau menunggu dirimu sendiri bukan? Kenapa terus diam? Memulai itu susah, tapi saat kau sudah memulainya, selanjutnya akan terasa lebih mudah. Maka jangan diam. Bergeraklah dan mulailah. Mereka sedang menunggumu untuk memulai…

Jumat, 23 November 2012

Menulislah...


“Jika kau bukan anak raja dan juga bukan anak ulama besar, maka MENULISLAH” (Al-Ghazali)
Sepenggal kalimat Al-Ghazali yang sarat makna, mengajarkan kita untuk senantiasa menulis dan menulis. Setiap manusia yang dilahirkan ke dunia ini dalam keadaan bodoh dan memiliki ilmu sedikitpun. Hidup adalah proses pembelajaran tanpa henti, tak mengenal tempat, waktu, usia, dan cara. Segala apapun yang kita lakukan adalah proses pembelajaran yang memiliki hikmah di balik itu semua.
Belajar. Itu tugas utama bagi manusia, karena belajar adalah sebuah proses yang dinilai sebagai ibadah jika niat kita ikhlas karena Allah. Dalam Al-Quran Allah bersabda,
"Niscaya Allah akan meninggikan beberapa derajat orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat." (Qur’an Al mujadalah 11)
Allah senantiasa meninggikan derajat orang-orang beriman yang memiliki ilmu yang mumpuni sehingga ia  bisa mengerti dan memahami apa yang ia kerjakan dalam kehidupannya sehari-hari. Orang-orang beriman dan berilmu juga akan senantiasa tahu bagaimana caranya melakukan ibadah dengan benar sehingga ia bisa membedakan antara yang haq dan yang bathil.
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya” (Qs. Al-‘Alaq: 1-5)
Ayat Al-Quran diatas menjelaskan bahwa Allah mengajar manusia dengan dua perantara, yakni baca dan tulis. Hal pertama yang kita pelajari saat duduk di bangku sekolah adalah adalah membaca. Mengenali huruf-huruf dan menrangkainya menjadi kata per kata. Rajin membaca akan menambah banyak wawasan untuk kita mengerti dunia yang berada di luar kita. Dengan membaca segala hal yang tak kita ketahui menjadi hal yang tak lagi asing bagi kita. Buku adalah jendela dunia, tentu saja jika kita rajin untuk membacanya. Kita bisa mengetahui seluruh dunia dalam sekejap meskipun kita tidak pergi kemana-mana, hanya cukup duduk dan membaca.
Allah juga mengajar manusia dengan perantara tulis. Yah, menulis. Suatu hal yang tidak sulit, tapi juga tidak terlalu mudah. Menulis adalah hal kedua yang kita pelajari setelah kita bisa membaca. Mengenali huruf dan menuliskannya. Merangkaikannya hingga menjadi sebuah kata yang bermakna, menjadi sebuah kalimat yang indah.
Dunia menulis bukanlah merupakan hal yang baru bagi ku. Aku sudah mulai melakoninya dari saat masa SMP. Hanya saja waktu itu belum terlalu manfaat dari menulis dan menghasilkan sebuah karya, jadinya aktivitas itu berlangsung ketika aku mau saja. Akan tetapi belakangan ini, tepatnya satu tahun yang lalu aku bertemu dengan teman-teman yang aktif dalam menulis. Mereka yang membuatku mengerti akan pentingnya menulis. Tulis apa saja yang ada dalam pikiran. Tuangkan ia dalam untaian kalimat-kalimat yang lahir dari goresan pena tangan kita. Seberapapun bagusnya, atau bahkan seberapapun jeleknya, teruslah menulis karena itu adalah pembelajaran dan suatu saat nanti kita akan merasakan manfaatnya. Setahun aku lakukan, tak banyak memang dan tak juga bisa dibilang bagus, tapi aku hanya ingin menulis dan meski sedikit kini aku merasakan manfaatnya. Kemampuan menulisku bisa dengan lumayan cepat meningkat.
Kawan,
Jangan takut untuk menulis. Dengan menulis kita bebas mengekspresikan siapa diri kita. Saat kita butuh teman di saat sedih, tulislah di selembar kertas apa yang kita rasakan dan kesedihan itu juga akan hilang bersama datangnya kelegaan karena kita bisa menceritakan kesedihan itu walau dalam selembar kertas. Ketika kita bahagia, tulislah juga kisah itu dalam selembar kertas dan berikanlah kepada sahabat-sahabat kita sebagai rasa syukur, juga  motivasi kepada orang lain atas kebahagiaan yang kita raih.
Ikatlah ilmu dengan menulis.
Itu kata peribahasa. Manusia memang tempatnya lupa. Sekuat apapun daya ingat seorang manusia, suatu saat ia juga akan mengalami hal yang namanya lupa, dan hal yang paling efektif untuk mengatasi masalah lupa itu adalah dengan menulis, karena semuanya tersimpan rapi dalam berkas-berkas nyata, tidak abstrak yang hanya berupa ingatan. Maka darinya (menulis) kau akan belajar banyak hal.
Tulislah apa yang ada di otak kita, walau itu secuil. Secuil ilmu yang kita tulis dan dibaca serta dipahami oleh orang lain akan menjadi ladang amal bagi kita. Maka janganlah ragu untuk menulis dan berbagi kepada orang lain, bahkan kepada orang yang tak kita kenal. Amal jariyah menanti kita.
Menulislah dan kita akan menjelajah dunia. Tak hanya membaca yang menjadi jendela dunia. Kitalah yang menggenggam dunia karena setiap tempat yang kau tuliskan itu bergantung dari diri kita, terserah pada imaji yang hadir dalam otak kita. Menulislah maka dunia menjadi milik kita.
Sebuah cerita tentang seorang kawan. Ia begitu rajinnya menulis, menuangkan ide-ide briliannya dalam untaian kata-kata penuh makna. Menuliskan apapun yang ia temui dalam kehidupannya dan membagikannya bagi sahabatnya-sahabatnya. Hal ini membuatnya jadi pribadi yang disukai oleh para sahabatnya, menjadi seorang yang cerdas, dan tanggap dalam menangani masalah. Lain lagi dengan teman yang berbeda, yang karena karya yang ia tulis dapat membawanya terbang hingga ke dunia yang bahkan tak ada bayangannya. Menurut mereka itu adalah prestasi, walau pun tak bisa di nilai dengan uang. Kerena prestasi bukan hanya dinilai dari akademik ataupun memenangkan perlombaan bukan? Prestasi adalah mewujudkan apa yang dicitakan, dan mereka telah menggapai apa yang dicitakan. Aku pun juga ingin begitu, menggapai citaku, menciptakan karyaku. Kau juga begitu kan kawan? Tuliskanlah, dan kau akan menemui bahwa prestasi-prestasi itu sedang menunggu untuk kau raih....
Ah, iya. Ada satu hal yang sedikit menggangu pikiranku, mungkin agak sedikit tidak nyambung, tapi tak bisa untuk tidak aku tuliskan. Kawan, percayakah kalian bahwa dengan karya yang berasal dari goresan pena-pena kita bisa menjadi penentu kehidupan bangsa? Aku percaya, kawan, dan kebanyakan dari kalian juga percaya, bukan? Sebuah tulisan itu punya kekuatan, kekuatan yang bahkan tak bisa di bandingkan dengan kekuatan harta atau kekuasaan. Kekuatan itu berasal dari kita, dari sang penulis. Maka menulislah dan sebarkanlah kebenaran serta kebaikan, negeri ini sedang mebutuhkan kalian untuk mengalahkan uang dan jabatan...

Kawan, Menulislah....
Menulislah...   
Kau akan banyak belajar, tentang makna setiap inci kehidupan...
Menulislah...
Kau akan banyak mengajar, berbagi ilmu bahkan pada orang yang tak kau kenal...
Menulislah...
Kau akan bebas mengekspresikan dirimu, suka, duka, resah, bahagia, hingga seluruh rasa...
Menulislah...
Kau selalu bisa jadi dirimu sendiri, menjadi apa yang kau ingin dan kau impikan...
Menulislah...
Kau akan menjelajahi dunia, tak berbatas jarak dan waktu, hingga di ujung cakrawala...
Menulislah...
Dan prestasi-prestasi itu setia menunggu untuk kau raih...

Ayo menulis...
Ayo berprestasi...
Berkreasi tanpa batas...!!! :D
23:23 A.M
21-11-12
(yuli astutik)

Minggu, 05 Agustus 2012

Icons Blogger

Kita ada karena kebersamaan. Walau berbeda dengan ragam latar belakang yang kita punya, kita tau kita tak hanya sekedar teman, tapi sahabat seperjuangan. Setahun yang lalu kisah ini dimulai, dan kini kalian sungguh jadi bagian istimewa dalam kisah-kisahku.

Selasa, 10 Juli 2012

Adakah yang masih bisa dibanggakan dari Indonesia???


Adakah yang masih bisa dibanggakan dari Indonesia? Pertanyaan itu mengusik hati dan pikiran kau muda di tengah hiruk-pikuk sosial politik di Tanah Air.

Senin, 23 April 2012

Nulis lagi....


Akhirnya.....
Berjumpa lagi dengan saya yang seorang penulis amatir. Sudah sangat lama rasanya tidak posting di blog ini, postingan terakhir hanya berupa kutipan sebuah syair tentang dakwah bukan tulisan yang lahir dari tangan saya sendiri. Maka benar-benar matirlah saya ini. Udah tulisannya belum cukup bermutu, ditambah gak produktif juga dalam menulis. Entah karena saya mulai disibukkan dengan dinamika kampus atau saya yang sok sibuk di kampus. Kalau bilang saya sibuk, saya belum sesibuk seperti Alkadri yang aktif di berbagai kegiatan dan komunitas dan juga disibukkan dengan berbagai tugas kuliah tapi dia tetap poduktif dalm menulis dan posting di blognya yang bisa dilihat disini atau disini. Saya juga belum seperti teman-teman saya yang lainnya yang meskipun dilimpahi amanah yang begitu banyak tapi tetap berusaha untuk produktif dalam bidang baik itu menulis, gambar, bahkan nyanyi sekalipun. Nah saya hanya sok sibuk di kampus, padahal sebenarnya dengan berbagai kesibukan itu, waktu-waktu senggang yang saya rasakan masih sangat sering. Dan ternyata saya masih belum bisa mengefektifkan waktu senggang saya itu untuk menulis. Alasan utamanya adalah sifat saya yang masih suka malas untuk mengerjakan sesuatu, sifat buruk yang harus segera dihilangkan, dan ternyata belum hilang-hilang juga sampai sekarang.
Nah, sekarang kita kembali ke topik yang sebenarnya ingin saya ceritakan. Ini tentang beberapa orang teristimewa dalam hidup saya, tentang pengalaman-pengalaman yang saya alami dan tentang sebuah releksi dan hikmah yang saya dapatkan selama saya menghilang dan tidak posting di blog ini. Kemungkinan postingan ini akan sangat panjang, jadi jangan bosan yak... XD
Awal tahun 2012 saya mulai disibukkan dengan beberapa hal, terutama mulai disibukkan dengan kuliah di semester empat yang dimulai pada bulan februari. Gak terasa saya sudah 1,5 tahun di IPB, rasanya baru kemarin menjalani masa-masa MPKMB, entah disambut ataupun menyambut. Nah, selain kesibukan di kuliah, sejak januari saya mulai disibukkan dengan agenda organisasi yang saya ikuti. Tingkat dua di IPB saya isi denga mengikuti dua organisasi yakni DPM Fakultas Ekonomi Manajemen dan menjadi utusan DPM FEM untuk menjadi anggota MPM KM IPB dimana saya juga terpilih enjadi BPH di organisasi tersebut. Dua organisasi tersebut merupakan ranah yang sangat baru bagi saya dimana pada tingkat satu saat di asrama saya tidak ikut organisasi apapun di kampus, hanya sekedar jadi pengurus gedung asrama. Maka jadilah saya harus banyak belajar tentang dunia legislatif dan konstitusi yang memang banyak menyita waktu untuk rapat, rapat, dan rapat. Memang itulah tugas seorang DPM dan MPM, rapat.
Selain disibukkan dengan kuliah dan organisasi, saya juga disibukkan dengan sebuah kewajiban. Kewajiban seorang muslim untuk mensyi’arkan ISLAM. Gak muluk-muluk sih, saya hanya ingin mengaktifkan rohis kelas departemen saya di departemen Manajemen IPB. Alhamdulillah, sejauh ini selama kurang lebih sembilan bulan sejak masuk departemen, Rohis kelas manajemen sudah mulai hidup dengan berbagai kegiatan syiar dan semoga saja akan terus berkembang seiring berjalannnya waktu.
Dengan berbagai kesibukan itu, hampir saja saya melupakan sesuatu. Ulang tahun salah seorang teman terbaik saya yang jatuh pada bulan februari yang juga merupakan puncak kesibukanku meskipun masih dalam  masa liburan UAS semester ganjil. Sebenarnya sih bukan lupa kalau dia ulang tahun pada tanggal 9 Februari kemarin, tepatnya lupa dan gak sempet saking (sok) sibuknya untuk memberikan ucapan. Alhasil dengan rencana memberi  kejutan untuk memberi hadiah sebuah tulisan pendek tentang dia, tapi lagi-lagi saking (sok) sibuknya hadiah tulisan itu belum terealisasikan sampai saat ini, dua bulan telah lewat dari hari ulang tahunnya. Dan dalam dua bulan itu saya sungguh benar-benar membuat dia kecewa karena saya cuekin, tiap kali dia sms sering saya abaikan secara sengaja untuk surprise, tapi bukannya bikin surprise malah bikin dia kesal sama saya. Saya jadi benar-benar gak enak sama teman saya itu, seolah-olah saya teman yang melupakan teman terbaiknya, yah lagi-lagi alasan yang saya berikan kemarin adalah kesibukan, sok sibuk –lagi-.
Kemarin saat saya pulang kampung ke Madura dikarenakan ada acara nikahan, yang jelas bukan saya yang nikah,hehe. Nah saat pulang itulah kesempatan saya untuk ngasih kejutan buat teman saya itu, jadinya sebelum pulang saya udah beliin hadiah neh buat dia. Sayangnya dia ternyata gak pulang ke Pamekasan karna UTS katanya, jadinya saya hanya berniat untuk mengantarkan hadiah yang saya beli itu kerumahnya untuk dititipkan ke ibunya saja biar ntar jadi kejutan tersendiri. Masalahnya, saya kalo dirumah bawaannya makin malas ngapa-ngapain, jangankan untuk keluar rumah, dirumah aja kerjaannya cuma makan ama tidur. Alhasil, karna kemalasan saya itulah yang membuat saya mengantarkan hadiah kerumah teman saya itu pada hari terakhir sebelum saya ke Bogor dan tanpa sepatah pesan apapun. Kalo seandainya buka saya titipkan hadiah itu sama ibunya, itu hadiah bisa dianggap hadiah kaleng yang misterius, hehehe... XD
Dan sepatah pesan itu ingin saya sampaikan disini, semoga yang bersangkutan membacanya...

Kawan, tak terasa tujuh tahun telah kita lewati bersama dalam suka maupun duka. Dari zaman SMP yang masih ingusan, sampai masa SMA yang mulai kenal arti cinta, hingga kuliah dan proses menuju dewasa yang matang. Meski terpisah jarak, kau tau hati kita selalu bersama. Do'aku akan selalu  bersamamu, karna kau telah menempati ruang istimewa dalam hatiku. Dan kau akan selalu menjadi sahabat terbaik dalam hidupku.
Atin Hasanah,,,, I Miss You Forever... :D hehehe

Oke, untuk teman-teman pembaca postingan ini, tunggu postingan selanjutnya.... :)

Rabu, 25 Januari 2012

PR Angka Sebelas : Mendesakku harus segera menghasilkan tulisan...^^

Menulis memang baru sekedar hobi bagi saya, jadinya saya hanya melakukan kegiatan tersebut saat waktu luang dan saat saya ingin melakukannya. Yah, meskipun tekadang saya juga menunggu otak ini encer untuk memikirkan hal-hal yang akan saya tulis, karna sering kali ingin menulis tapi bingung harus nulis apa. Dan dengan adanya liburan semester yang lumayan lama ini -satu bulan- saya menargetkan tangan ini harus berhasil menghasilkan tulisan-tulisan bermanfaat yang akan memenuhi blog saya ini dan juga harus bisa menyelesaikan beberapa cerpen yang terkatung-katung menunggu akhir akibat terabaikan selama beberapa bulan ini.

Tapi liburan sudah berjalan hampir dua minggu dan saya belum menuliskan apa-apa. Meskipun sering berkutat dengan laptop, saya bukan nulis tapi mengerjakan RKAT dan anggaran keuangan untuk kegiatan organisasi yang saya ikuti untuk satu tahun ke depan. Udah pada tahu apa itu RKAT? Rencana Kerja dan Anggaran Tahun, semacam laporan yang harus diserahkan ke bagian Direktorat Kemahasiswaan setiap awal tahun untuk mengetahui gambaran kegiatan dan anggaran yang dibutuhkan seluruh LK di IPB.  Saya juga baru kenal tuh yang namanya RKAT karena baru kali ini saya terjun ke dunia Lembaga Kemahasiswaan kampus, jadi masih bingung juga #plak

Dan hari ini saya harus nulis untuk diposting ke blog, apapun, meski isinya gak jelas sekalipun. Nah, berhubung beberapa hari kemarin seorang teman yang bernama Kadri memberikan PR angka sebelas, maka saya harus mengerjakannya. Kenapa? Takut dipelototin Pak Kadri kalo gak ngerjain. #plakplak XD

So, inilah jawaban atas PR angka sebelas itu... :D

Sebelas Fakta tentang Yuli Astutik yang adalah saya sendiri. Hehe...

  1. Saat kecil dulu pernah terobsesi untuk jadi Miss Universe, tapi bukan miss universe seperti saat ini yang harus pake baju renang dulu. Saya bermimpi jadi Ratu Sejagad pertama yang memakai jilbab dan bahkan sering saya peragakan saat sendirian di dalam kamar. Aneh memang, tapi sumpah deh ini beneran. Sekarang mah, kagak mau yeee... XD 
  2. Saya hobi banget sama yang namanya jalan-jalan ngeliat pemandangan, naik motor ataupun jalan kaki menelusuri alam. Makanya saat SMA saya ikut pecinta Alam. Juga jadi seorang maniak novel atau kisah-kisah sejarah yang menyangkut peradaban
  3. Sangat suka sama warna biru, tapi tidak fanatik sama warna tersebut karna lebih enjoy dengan warna netral yaitu hitam dan putih. Penyebab saya suka warna biru karna saya suka banget yang namanya mandangi langit dan laut yang seolah tanpa batas. Unlimitted. Berhubungan dengan fakta no 2 sih sebenarnya.
  4. Sejak SMP mulai malas untuk berolahraga, karena setiap pelajaran olahraga gurunya malah ngajarin untuk bercocok tanam. So, jadi gak suka lari padahal pas SD jadi jura lari sekelas. Dan sering banget berceloteh, ‘dari pada di suruh lari cepat 500 m mending suruh saya jalan kaki 5 km deh’. :)
  5. Orang bilang saya koleris plegmatis, meskipun ada benernya juga sih. Tapi beneran deh, saya itu juga melankolis meskipun gak terlalu dominan. Saya bisa aja nangis hanya karna masalah sepele bahkan tiba-tiba nangis dengan tanpa alasan, saat saya sendirian tentunya.
  6. Saya orang yang sangat tidak rapi meskipun saya seorang cewek. Tapi lama-lama jadi bete ngeliatin kamar atau rumah yang berantakan, dan kalo udah gitu saya bisa dalam sehari hanya akan beres-beres tanpa mengerjakan hal-hal lain, udah seperti orang stress ngeberesinnya. XD
  7. Sahabat bagi saya adalah segalanya. Mungkin saat ini lebih tepat kalo saya bilang saudara. Apapun akan saya lakukan demi seorang saudara. Tak masalah jika saya bahkan harus pecah berkeping-keping demi mereka. #sedikit lebay
  8. Saya  suka curcol gak jelas sama orang lain meskipun yang dicurhatin itu masalah sepele. Tapi saya juga pendengar yang  baik yang bisa jadi temen curhat. Mau curhat apapun ke saya, sok atuh, pasti saya dengerin. Dan kalo saya bisa bantu masalahnya, saya pasti bantuin.
  9. Pengen punya kakak cowok. Karna menurut saya kakak cowok itu benar-benar bisa ngelindungin adiknya dalam segi apapun. Makanya sejak SMP saya lebih dekat ke teman dan senior cowok, bahkan cerita yang saya buat sering tentang cowok atau punya kakak cowok. Yah, begitulah...
  10. Sebenarnya fakta yang buruk neh, tapi apa mau di kata, kalo ternyata saya adalah orang yang pemalas sebenarnya. Sifat yang benar-benar sangat merugikan tapi sangat sulit dihilangkan. Benar-benar orang yang slalu memanfaatkan waktu yang sangat sedikit. Slalu mengandalkan yang namanya ‘The Power of Kepepet’.
  11. Yang ini nih, kocak dah. Saya ini adalah wong ndeso yang berasal dari Madura. Pernah bilang ‘lebih enak makan ikan tongkol bikinan emak dan embu’ (baca: ibu dan nenek) dari pada makan Pizza’ saat diajak makan pizza, saat itu aku benar-benar eneg makan pizza, mungkin karna pertama kalinya ya. Saya juga mabuk kalo naik mobil apalagi mobil mewah, tapi herannya saya lebih seger naik bus atau bahkan angkot (meskipun sebenarnya dulu sama-sama gak suka kalo disuruh naik kendaraan yang berjenis mobil). Yah, itu karna saya memang wong ndeso, hhehe :D
Nah itulah sebelas fakta tentang saya yang mungkin absurd sangat. Tapi ya itulah apa adanya saya. Meskipun sebenarnya sangat banyak fakta tentang saya yang tak mungkin dijelaskan dalam sebelas poin, setidaknya sebelas point tersebut sudah cukup mewakili tentang seperti apa diri saya ini. Silahkan anda semua menilai, kalo menurut anda baik ya Alhamdulillah, tapi kalo menurut anda jelek, sok atuh beri saran kepada saya bagaimana saya harus memperbaiki diri. Semoga saya bisa jadi lebih baik dari sebelumnya. :)

Berhubung sebelas fakta tentang saya sudah saya jawab, sekarang saatnya saya menjawab tugas dari si Abang Kadri. Semoga jawaban saya gak mengecewakan. Hahaha XD

1.       Ayah dan Ibumu jadian pas umur berapa?
Jawab : Wah, saya gak tau tuh umur berapa. Tapi kayaknya mereka gak pacaran tapi langsung nikah deh. :p
2.       Kamu pernah punya pacar berapa kali?
Jawab : Pernah sekali pas jaman SMP akhir, zaman jahiliah dan saya bener-bener nyesel pernah pacaran.
3.      Kalau belum pernah punya pacar, pernah ada teman lawan jenis yang terasa ‘menarik’ tidak? :mgreen:
            Jawab : Yupz, udah dijawab tuh diatas. :p
4.      Apa kontribusi nyata yang bisa kamu lakukan untuk bangsa dan negara Indonesia ini dalam lima belas menit kedepan?
Jawab : Mengambil hikmah dalam setiap kejadian sebagai ilmu dan pembelajaran untuk masa mendatang. #jawaban klasik
5.      Menurutmu, Nazarudin sebaiknya dipenjara atau tidak?
Jawab : Kalo emang dia bersalah, ya emang harusnya di penjara kan? Dan sepertinya kalo yang saya ikuti di berita-berita, dia pantes di penjara.
6.      Kamu senangnya pakai tas punggung atau tas sampir bahu?
Jawab : Fleksibel, tapi lebih senang pake tas punggung karna lebih simpel dan enak di pakai.
7.      Kalau bisa milih, kamu mau milih mana: motor atau mobil, terus alasannya apa?
            Jawab : Motor. Lebih fleksibel dan aku sering mabuk kalo naik mobil.
8.      Kalau kamu mendapat kejutan menang lotre satu milyar dolar, mau kamu apakan uangnya?
Jawab : Yang pasti bayar zakat dulu. Naikin haji orang tua dan juga sanak saudara. Bantu orang-orang yang membutuhkan. Sisanya buat ngebangun desa tempat aku dilahirin dan untuk modal usaha. Oia, ngebangun perpustakaan baca yang gratissss... Amin... #mimpi #eh
9.      Artis Barat favorit kamu dan alasannya dong? :D
Jawab : Saya suka siapapun Artis Barat yang bermain dalam film yang genre dan kisahnya menarik dan seru untuk diikuti. Tapi film yang paling saya suka adalah film yang dibintangi Arnold Schwarzenegger dan Jackie Chan. #gak nyambung
10.   Menurut kamu, apa ciri utama sebuah blog yang bagus?
Jawab : Yang isinya bermanfaat juga menghibur bagi para pembacanya (dan blog saya belum termasuk di dalamnya L).
11.    Terakhir, ada tema-tema mengenai film 2012 nih ya :P… Agak mengkhayal dikit. Jika suatu hari nanti kamu terbangun, dan menyaksikan sebuah siluet planet raksasa terbit di ufuk Barat, sangat dekat dengan bumimu ini, apa yang akan kamu lakukan? :P:P:P#purefantasy
Jawab : Ngapain ya? Saya bingung, gak bisa ngebayanginnya. Mungkin nyari Kadri buat nanyain apa yang akan terjadi selanjutnya, kan ini fantasinya dia. #nyeleneh #plak

Fiuhhh... *ekspresi lega
Akhirnya selesai juga neh tugas meskipun sedikit ngasal, hehehe :p
Makasih banget buat Kadri yang udah ngasih PR ini untuk saya sehingga mendesak saya untuk segera menulis. Dan selanjutnya tangan ini tak akan berhenti untuk menulis, entah untuk diposting ke blog ini atau melanjutkan berbagai cerpen yang sebelumnya saya bilang, terkatung-katung karna lama saya abaikan. So, semangat nulis....^^

Minggu, 28 Agustus 2011

Sepenggal Kisah dalam Tulisanku… 


Dunia tulis-menulis baru aku tekuni belakangan ini, termotivasi oleh keinginan sendiri serta dukungan teman-teman agar aku sering-sering menuangkan pikiranku dalam tulisan. Sejak SD hingga sekarang aku terobsesi untuk menjadi seorang penulis, entah cerpen ataupun novel. Cenderung untuk menulis hal-hal yang fiksi karena aku sangat suka membaca cerita fiksi. Dulu sering kali pikiranku melayang, berimajinasi menciptakan sebuah cerita yang penuh dengan hal-hal keindahan, hal-hal yang mungkin saja mustahil terjadi di kehidupan nyata seperti saat ini. Meskipun sebenarnya aku tau bahwa ceritaku sebuah kemustahilan, tetap saja aku kembangkan cerita itu dalam pikiranku. Tak perduli apakah akan benar terjadi atau tidak. Sayangnya cerita itu hanya berkembang di otakku saja, tak pernah bisa aku tuangkan dalam kata-kata ataupun tulisan, saat itu aku benar-benar tidak tau bagaimana caranya membuat cerita dalam rangkaian kata yang harus aku tuliskan, maklumlah saat itu aku masih SD.
Saat menginjak bangku SMP, aku mulai mengenal cerita-cerita fiksi berbau cinta dan misteri. Aku tak terlalu suka cerita fiksi misteri, aku rasa cerita misteri terlalu dibuat-buat, mungkin seperti imajinasiku saat SD dulu, sesuatu yang sebenarnya mustahil dituangkan dalam tulisan dan dibuat seolah nyata. Tapi saat aku menginjak kelas tiga SMP, aku juga mulai suka cerita misteri, meskipun tak semua. Aku cenderung memilih cerita misteri yang berbobot dan tidak hanya menceritakan soal hantu atau cerita mistis lainnya yang menurutku terlalu mengada-ada. Saat itu aku punya seorang teman yang memilki kesukaan yang sama denganku, yakni membaca novel atau cerpen, serta menulis cerita fiksi. Disitulah aku mulai menulis meskipun gaya penulisannya masih sangat natural, terlihat seperti tulisan orang yang curhat. Sebuah cerpen yang didominasi oleh dialog antar tokoh tanpa ada narasi. Sebenarnya sih ada, tapi hanya berfungsi untuk menjelaskan tempat, waktu serta pergantian cerita dengan singkat. Namanya juga pemula, tak menjadi masalah, yang penting aku sudah bisa mulai menuangkan cerita itu dalam rangkaian kata dan tulisan, meskipun hanya tulisan tangan. Aku juga mulai kenal dengan novel Harry Potter yang membuatku semakin suka membaca cerita-cerita fiksi. Dalam hal tulisan, aku masih belum terlalu konsisten melakukannya, berbeda dengan kebiasaanku membaca yang menjadi rutinitasku. Hampir setiap minggu aku melahap satu sampai tiga buku, baik novel Indonesia atau terjemahan.
Rutinitas itu berlanjut hingga SMA, aku terus mengasah kebiasaanku dalam menulis, mengikuti cara penulisan dari berbagai cerita yang aku baca. Sampai ketika aku kelas dua SMA, aku mempunyai teman sekelas yang lagi-lagi memiliki kesukaan yang sama denganku yakni menulis cerpen atau novel. Dia telah berhasil menghasilkan satu novel karyanya, memang belum dicetak sih, masih dalam proses pengajuan ke penerbit. Tapi menurutku itu sebuah karya yang patut di acungi jempol bagi seorang pemula. Alhasil, dengan banyak ngobrol dengannya masalah menulis cerita serta berdiskusi tentang plot tulisannya, aku mulai giat menulis. Sedikit demi sedikit mulai menghasilkan cerpen atau kisah-kisah yang masih aku tulis rangkumannya untuk akhirnya aku kembangkan menjadi novel. Tiga tahun aku berusaha untuk membuat cerpen ataupun novel, entahlah ada berapa hasilnya karena beberapa karyaku itu hilang entah kemana. Maklumlah, cerita-cerita itu aku tulis di berbagai lembar kertas atau buku dan terlalu sering tidak aku perhatikan dimana penyimpanannya. Hingga aku tiba di saat jenuh mulai menggerogoti.
Masa akhir SMA yang membuatku sibuk belajar untuk persiapan UN dan masuk perguruan tinggi, meskipun saat itu aku sudah cukup tenang karena aku sudah diterima di perguruan tinggi lewat jalur masuk tanpa tes, yakni USMI Institut Pertanian Bogor. Entahlah saat itu aku benar-benar kehilangan cara merangkaikan kata-kata dalam tulisan, meskipun sebenarnya imajinasiku masih terus berkembang. Begitu banyak ide cerita yang berkeliaran di otakku, tapi sangat sulit untuk memulai rangkaian kalimat itu menjadi sebuah kisah cerita. Dan sejak saat itu, tanganku mandul untuk menulis.
Ketika sudah mulai memasuki aktivitas kuliah, aku bertemu dengan seorang teman. Dia juga suka menulis, tapi bedanya dia tak terlalu suka menulis cerita fiksi. Dia biasanya menuliskan berbagai pengalamannya dan lalu diposting di blog miliknya. Sebuah kebiasaan yang belum aku kenal sebelumnya. Dia tak hanya menuliskan pengalamannya saja, tetapi juga pemikirannya. Tulisannya menurutku sangatlah berbobot dan tentu saja aku suka. Aku mulai sering membuka blognya dan membaca isinya. Bukan hanya blog miliknya, tetapi juga beberapa blog milik temannya yang juga sangat bagus. Gaya penulisannya yang khas, simpel, to the point, dan dengan bahasa yang mudah dimengerti membuatku ketagihan untuk membacanya karena bisa menambah banyak pengetahuan bagiku. Aku pun akhirnya mulai belajar menulis seperti temanku itu, menulis non-fiksi. Berkali-kali mencoba, tapi aku merasa tulisanku masih terlalu monoton dan gaya penulisanku masih terlalu datar. Butuh begitu banyak ilmu dan proses belajar untuk bisa seperti mereka yang sudah terbiasa menulis. Aku juga kembali menekuni tulis-menulis cerita fiksi meskipun tersendat-sendat karna kendala pengembangan cerita dan kebingungan bagaimana aku harus menuangkan ide-ide cerita itu dalam rangkaian kalimat. Maklumlah, lumayan lama aku tidak menulis fiksi. Kendala yang lain tentu saja kuliah dan kesibukanku yang lainnya sebagai mahasiswa.
Blog yang sudah lama aku buat tapi jarang sekali aku gunakan, akhirnya aku buka dan aku perbaiki konten-kontennya dengan bantuan Annisa, temanku. Maklumlah, aku agak gaptek masalah blog, internet, dan semacamnya. Aku mulai memposting tulisan-tulisanku yang waktu itu hanya beberapa, tentang pengalamanku juga beberapa puisi yang menurutku asal tulis karna puisi yang aku tulis itu sebenarnya adalah curhatanku semata. Jadi apa yang keluar dari hati dan otakku langsung aku tulis aja, tak memandang bahwa kata-katanya bagus atau jelek, nyambung atau tidak. :p
Di suatu moment aku bertemu dengan seorang penulis terkenal, aku bertemu dengan mbak Asma Nadia. Termotivasi kata-kata mbak Asma waktu itu “Seseorang tidak akan pernah menghasilkan suatu karya atau cerita jika tidak memulainya. Memulai untuk menuangkan ide dalam tulisan itu memang tahap yang paling sulit dalam menulis, tapi ketika kamu bisa melewati tahap itu, maka kamu akan terus bisa menuangkan imajinasi kamu dalam tulisan hingga akhirnya kamu berhasil menciptakan sebuah cerita, sebuah karya. Maka mulailah untuk menulis, jangan ragu-ragu, tuangkan semua yang ada dalam otak kamu dan jangan lupa untuk terus belajar menjadi lebih baik.” Sejak saat itulah aku mulai menulis cerita fiksi dengan lebih intens lagi, meneruskan beberapa cerita yang sebelumnya terbengkalai dan mati suri.
The Power of Kepepet. mungkin sebutan paling tepat untuk melatarbelakangi lahirnya dua cerpenku. Saat itu ada lomba cerpen dari event Ekspresi Muslimah yang diadakan oleh keputrian LDK Al-Hurriyah dan LDF IPB. Batas pengumpulan cerpen adalah esok harinya, sedangkan aku masih belum mulai menulis apa-apa, selain itu aku juga lupa dengan persyaratan lomba, yang ku ingat hanya sebatas tema yakni persahabatan. Bodohnya aku tidak menanyakan pada teman yang jadi panitia event tersebut, langsung saja mulai menuangkan ide cerita. Berbekal laptop pinjaman pada teman sekamar, semalaman aku mengerjakan proyek cerpen dadakan itu hingga selesai. Yups teman-teman, selesai dalam satu malam saja. Ini merupakan rekor baru untukku karena sebelumnya tak pernah menyelesaikan cerpen dalam waktu satu malam, biasanya sampai tiga hari mengerjakannya, itu pun kalau tidak terkendala malas untuk melanjutkannya. Keesokan harinya, ketika aku berniat untuk mencetak cerpen tersebut, aku menemukan selembar leaflet yang berisikan persyaratan lomba cerpen tersebut. Disitu tertulis bahwa cerpen maksimal lima halaman dengan spasi 1,5 serta font Arial de el el. Semangatku langsung hilang seketika karena cerpenku jauh dari memenuhi persyaratan itu. Cerpenku bahkan ada sepuluh halaman dengan font TNR, bingung juga kalau harus menghilangkan lima halaman sisanya dengan font Arial yang yang besar. Merasa gagal ikut lomba, aku tak merasa kecewa karena meskipun gagal, aku telah membuat cerpen dalam waktu yang singkat. Setidaknya itu rekor bagi diriku sendiri. J Aku pun akhirnya mem-posting cerpenku itu ke blog, iseng-iseng juga aku posting sebagai catatan di FB. Lumayanlah, setidaknya mungkin cerpen itu bisa dinikmati orang lain. Apalagi terdapat komentar-komentar positif yang mengatakan bahwa cerpenku bagus. Senangnya hatiku… :)