Minggu, 28 Agustus 2011

Sepenggal Kisah dalam Tulisanku… 


Dunia tulis-menulis baru aku tekuni belakangan ini, termotivasi oleh keinginan sendiri serta dukungan teman-teman agar aku sering-sering menuangkan pikiranku dalam tulisan. Sejak SD hingga sekarang aku terobsesi untuk menjadi seorang penulis, entah cerpen ataupun novel. Cenderung untuk menulis hal-hal yang fiksi karena aku sangat suka membaca cerita fiksi. Dulu sering kali pikiranku melayang, berimajinasi menciptakan sebuah cerita yang penuh dengan hal-hal keindahan, hal-hal yang mungkin saja mustahil terjadi di kehidupan nyata seperti saat ini. Meskipun sebenarnya aku tau bahwa ceritaku sebuah kemustahilan, tetap saja aku kembangkan cerita itu dalam pikiranku. Tak perduli apakah akan benar terjadi atau tidak. Sayangnya cerita itu hanya berkembang di otakku saja, tak pernah bisa aku tuangkan dalam kata-kata ataupun tulisan, saat itu aku benar-benar tidak tau bagaimana caranya membuat cerita dalam rangkaian kata yang harus aku tuliskan, maklumlah saat itu aku masih SD.
Saat menginjak bangku SMP, aku mulai mengenal cerita-cerita fiksi berbau cinta dan misteri. Aku tak terlalu suka cerita fiksi misteri, aku rasa cerita misteri terlalu dibuat-buat, mungkin seperti imajinasiku saat SD dulu, sesuatu yang sebenarnya mustahil dituangkan dalam tulisan dan dibuat seolah nyata. Tapi saat aku menginjak kelas tiga SMP, aku juga mulai suka cerita misteri, meskipun tak semua. Aku cenderung memilih cerita misteri yang berbobot dan tidak hanya menceritakan soal hantu atau cerita mistis lainnya yang menurutku terlalu mengada-ada. Saat itu aku punya seorang teman yang memilki kesukaan yang sama denganku, yakni membaca novel atau cerpen, serta menulis cerita fiksi. Disitulah aku mulai menulis meskipun gaya penulisannya masih sangat natural, terlihat seperti tulisan orang yang curhat. Sebuah cerpen yang didominasi oleh dialog antar tokoh tanpa ada narasi. Sebenarnya sih ada, tapi hanya berfungsi untuk menjelaskan tempat, waktu serta pergantian cerita dengan singkat. Namanya juga pemula, tak menjadi masalah, yang penting aku sudah bisa mulai menuangkan cerita itu dalam rangkaian kata dan tulisan, meskipun hanya tulisan tangan. Aku juga mulai kenal dengan novel Harry Potter yang membuatku semakin suka membaca cerita-cerita fiksi. Dalam hal tulisan, aku masih belum terlalu konsisten melakukannya, berbeda dengan kebiasaanku membaca yang menjadi rutinitasku. Hampir setiap minggu aku melahap satu sampai tiga buku, baik novel Indonesia atau terjemahan.
Rutinitas itu berlanjut hingga SMA, aku terus mengasah kebiasaanku dalam menulis, mengikuti cara penulisan dari berbagai cerita yang aku baca. Sampai ketika aku kelas dua SMA, aku mempunyai teman sekelas yang lagi-lagi memiliki kesukaan yang sama denganku yakni menulis cerpen atau novel. Dia telah berhasil menghasilkan satu novel karyanya, memang belum dicetak sih, masih dalam proses pengajuan ke penerbit. Tapi menurutku itu sebuah karya yang patut di acungi jempol bagi seorang pemula. Alhasil, dengan banyak ngobrol dengannya masalah menulis cerita serta berdiskusi tentang plot tulisannya, aku mulai giat menulis. Sedikit demi sedikit mulai menghasilkan cerpen atau kisah-kisah yang masih aku tulis rangkumannya untuk akhirnya aku kembangkan menjadi novel. Tiga tahun aku berusaha untuk membuat cerpen ataupun novel, entahlah ada berapa hasilnya karena beberapa karyaku itu hilang entah kemana. Maklumlah, cerita-cerita itu aku tulis di berbagai lembar kertas atau buku dan terlalu sering tidak aku perhatikan dimana penyimpanannya. Hingga aku tiba di saat jenuh mulai menggerogoti.
Masa akhir SMA yang membuatku sibuk belajar untuk persiapan UN dan masuk perguruan tinggi, meskipun saat itu aku sudah cukup tenang karena aku sudah diterima di perguruan tinggi lewat jalur masuk tanpa tes, yakni USMI Institut Pertanian Bogor. Entahlah saat itu aku benar-benar kehilangan cara merangkaikan kata-kata dalam tulisan, meskipun sebenarnya imajinasiku masih terus berkembang. Begitu banyak ide cerita yang berkeliaran di otakku, tapi sangat sulit untuk memulai rangkaian kalimat itu menjadi sebuah kisah cerita. Dan sejak saat itu, tanganku mandul untuk menulis.
Ketika sudah mulai memasuki aktivitas kuliah, aku bertemu dengan seorang teman. Dia juga suka menulis, tapi bedanya dia tak terlalu suka menulis cerita fiksi. Dia biasanya menuliskan berbagai pengalamannya dan lalu diposting di blog miliknya. Sebuah kebiasaan yang belum aku kenal sebelumnya. Dia tak hanya menuliskan pengalamannya saja, tetapi juga pemikirannya. Tulisannya menurutku sangatlah berbobot dan tentu saja aku suka. Aku mulai sering membuka blognya dan membaca isinya. Bukan hanya blog miliknya, tetapi juga beberapa blog milik temannya yang juga sangat bagus. Gaya penulisannya yang khas, simpel, to the point, dan dengan bahasa yang mudah dimengerti membuatku ketagihan untuk membacanya karena bisa menambah banyak pengetahuan bagiku. Aku pun akhirnya mulai belajar menulis seperti temanku itu, menulis non-fiksi. Berkali-kali mencoba, tapi aku merasa tulisanku masih terlalu monoton dan gaya penulisanku masih terlalu datar. Butuh begitu banyak ilmu dan proses belajar untuk bisa seperti mereka yang sudah terbiasa menulis. Aku juga kembali menekuni tulis-menulis cerita fiksi meskipun tersendat-sendat karna kendala pengembangan cerita dan kebingungan bagaimana aku harus menuangkan ide-ide cerita itu dalam rangkaian kalimat. Maklumlah, lumayan lama aku tidak menulis fiksi. Kendala yang lain tentu saja kuliah dan kesibukanku yang lainnya sebagai mahasiswa.
Blog yang sudah lama aku buat tapi jarang sekali aku gunakan, akhirnya aku buka dan aku perbaiki konten-kontennya dengan bantuan Annisa, temanku. Maklumlah, aku agak gaptek masalah blog, internet, dan semacamnya. Aku mulai memposting tulisan-tulisanku yang waktu itu hanya beberapa, tentang pengalamanku juga beberapa puisi yang menurutku asal tulis karna puisi yang aku tulis itu sebenarnya adalah curhatanku semata. Jadi apa yang keluar dari hati dan otakku langsung aku tulis aja, tak memandang bahwa kata-katanya bagus atau jelek, nyambung atau tidak. :p
Di suatu moment aku bertemu dengan seorang penulis terkenal, aku bertemu dengan mbak Asma Nadia. Termotivasi kata-kata mbak Asma waktu itu “Seseorang tidak akan pernah menghasilkan suatu karya atau cerita jika tidak memulainya. Memulai untuk menuangkan ide dalam tulisan itu memang tahap yang paling sulit dalam menulis, tapi ketika kamu bisa melewati tahap itu, maka kamu akan terus bisa menuangkan imajinasi kamu dalam tulisan hingga akhirnya kamu berhasil menciptakan sebuah cerita, sebuah karya. Maka mulailah untuk menulis, jangan ragu-ragu, tuangkan semua yang ada dalam otak kamu dan jangan lupa untuk terus belajar menjadi lebih baik.” Sejak saat itulah aku mulai menulis cerita fiksi dengan lebih intens lagi, meneruskan beberapa cerita yang sebelumnya terbengkalai dan mati suri.
The Power of Kepepet. mungkin sebutan paling tepat untuk melatarbelakangi lahirnya dua cerpenku. Saat itu ada lomba cerpen dari event Ekspresi Muslimah yang diadakan oleh keputrian LDK Al-Hurriyah dan LDF IPB. Batas pengumpulan cerpen adalah esok harinya, sedangkan aku masih belum mulai menulis apa-apa, selain itu aku juga lupa dengan persyaratan lomba, yang ku ingat hanya sebatas tema yakni persahabatan. Bodohnya aku tidak menanyakan pada teman yang jadi panitia event tersebut, langsung saja mulai menuangkan ide cerita. Berbekal laptop pinjaman pada teman sekamar, semalaman aku mengerjakan proyek cerpen dadakan itu hingga selesai. Yups teman-teman, selesai dalam satu malam saja. Ini merupakan rekor baru untukku karena sebelumnya tak pernah menyelesaikan cerpen dalam waktu satu malam, biasanya sampai tiga hari mengerjakannya, itu pun kalau tidak terkendala malas untuk melanjutkannya. Keesokan harinya, ketika aku berniat untuk mencetak cerpen tersebut, aku menemukan selembar leaflet yang berisikan persyaratan lomba cerpen tersebut. Disitu tertulis bahwa cerpen maksimal lima halaman dengan spasi 1,5 serta font Arial de el el. Semangatku langsung hilang seketika karena cerpenku jauh dari memenuhi persyaratan itu. Cerpenku bahkan ada sepuluh halaman dengan font TNR, bingung juga kalau harus menghilangkan lima halaman sisanya dengan font Arial yang yang besar. Merasa gagal ikut lomba, aku tak merasa kecewa karena meskipun gagal, aku telah membuat cerpen dalam waktu yang singkat. Setidaknya itu rekor bagi diriku sendiri. J Aku pun akhirnya mem-posting cerpenku itu ke blog, iseng-iseng juga aku posting sebagai catatan di FB. Lumayanlah, setidaknya mungkin cerpen itu bisa dinikmati orang lain. Apalagi terdapat komentar-komentar positif yang mengatakan bahwa cerpenku bagus. Senangnya hatiku… :)

Selasa, 16 Agustus 2011

Hanya Kata Maaf yang Bisa Aku Ucapkan...


Ketika di awal aku melihat pengumuman itu, aku bersegera membuka blognya dan mencetak lembar formulir pendaftarannya. Keinginanku untuk ikut serta berkontribusi dalam kepanitiaan ini sudah tertanam sejak setahun yang lalu, saat itu aku menjadi salah satu peserta dalam kegiatan itu.
Sebuah perasaan yang tak bisa aku ungkapkan dengan kata-kata ketika acara itu berakhir, kesan yang sangat membuatku senang. Merasa bahwa acara yang aku ikuti saat itu merupakan acara yang paling akan aku kenang selama hidup. Acara yang begitu bermanfaat dan begitu membuatku sangat bangga mengikutinya.
Saat aku mengisi formulir pendaftaran kepanitiaan itu, aku kebingungan saat harus memilih divisi mana yang akan aku ikuti, meskipun sebenarnya dari awal aku tertarik pada kepanitiaan ini aku cenderung kepada dua divisi pilihan yang menurutku memang cukup bagus. Dua divisi inilah yang sebenarnya membuatku dulu tertarik ikut kepanitiaan ini, karna dua divisi inilah yang terjun langsung ke lapangan untuk mengatur dan menurutku juga jadi penentu berhasil atau tidaknya acara ini. Itu pendapatku dulu, berbeda dengan sekarang, meski ada dua divisi itu tapi tak ada divisi yang lain, acara ini takkan pernah bisa ada.
Dalam formulir itu ada dua pilihan yang harus aku tuliskan, pastinya kedua pilihan itu adalah dua divisi yang aku inginkan dulu. Hanya saja saat itu aku bingung divisi manakah yang harus aku jadikan pilihan pertama sebagai prioritas. Tapi pada akhirnya aku memilih salah satu divisi yang menurut banyak teman-temanku cocok untuk aku ikuti. Menurutku pun, mungkin ini cocok, dan lewat divisi inilah aku ingin belajar.
Kepanitiaan itu adalah kepanitiaan terbesar yang ada di IPB. Yah, kepanitiaan itu adalah kepanitiaan untuk Masa Perkenalan Kampus Mahasiswa Baru Angkatan 48 (MPKMB 48) IPB. Dan untuk kepanitiaan itu aku memilih masuk menjadi divisi Komisi Disipilin (Komdis). Mungkin divisi itu adalah divisi yang akan banyak tidak disukai oleh para mahasiswa baru IPB nantinya, tapi ada dorongan kuat untuk aku lebih memilih divisi Komdis ini daripada divisi Penanggung jawab kelompok (PJK). Di formulir itu ditanyakan apa alasanku mengikuti kepanitiaan ini dan memilih divisi yang aku jadikan pilihan pertama. Di situ aku tuliskan bahwa aku ingin menjadikan angkatan 48 menjadi angkatan yang lebih baik dari pada angkatanku dan kenapa aku memilih divisi komdis karena aku merasa aku pantas. Selain itu alasanku juga karena ingin belajar, bukan hanya belajar untuk mendisiplinkan adi-adik angkatan 48, tetapi juga belajar untuk lebih mendisiplinkan diri-sendiri.
Keinginan itu terwujud saat aku melihat pengumuman di mading asrama tanggal 18 Mei 2011, aku menjadi salah satu anggota dari divisi Komdis. Senang? Amat sangat. Saat itu aku merasa pintu perubahan untukku sedikit terbuka, akan banyak sekali pembelajaran yang akan aku dapatkan setelah ini, aku yakin itu. Di luar hal itu, banyak teman-temanku yang bertanya, “Yul, jadi panitia MPKMB ya? Jadi apa?”. Aku hanya tersenyum sambil menjawab, “Coba tebak!”. Setiap dari mereka pasti menjawab, “Pasti jadi Komdis!”. Yah jawaban mereka tepat. Aku lalu berfikir, apakah sedemikian terlihat bahwa mukaku adalah muka-muka seorang komdis? Aku hanya tertawa sendiri dalam hati.
Lalu, hari-hari sebagai panitia MPKMB pun dimulai. Malam itu 20 Mei 2011, saat RG pertama panitia MPKMB, para anggota komdis dikumpulkan di node ARL, dan di saat itulah kebersamaan kami dimulai. Tak hanya itu, tetapi juga berbagai kesibukan, latihan, serta mulai tercipta rasa kekompakan serta persaudaraan yang amat sangat kuat. Latihan rutin setiap hari senin dan kamis sore kami jalani. Dalam keadaan berpuasa sunnah kami lari keliling lapangan belakang gymnasium sebanyak dua kali putaran, push-up, sit-up, lalu sharing, dan setelah kumandang adzan terdengar kami berbuka puasa bersama walau hanya dengan air dan gorengan, saling berbagi dengan yang lupa tidak membawa bekal berbuka, rasanya sungguh lebih nikmat dari makan makanan selezat apapun.
Sebelum latihan rutin itu dimulai, pertama kali kami melakukan rapat divisi, saat itu di belakang gymnasium pukul 05.30 wib. Kami kembali mengenal lebih dekat setelah pertemuan pertama. Qiyamuddin Rabbani sebagai kepala divisi, Nur Hepsanti Hasanah atau Happy sebagai sekretaris divisi, serta anggota divisi komdis lainnya. Kabar terbaru saat itu adalah, nama divisi komdis akan dirubah menjadi divisi KPK atau Komisi Penegak Kedisiplinan. Entah dengan alasan apa nama divisi itu dirubah tak menjadi masalah bagi kami. Malah kami senang, karena dengan perubahan nama ini kami berharap sistem yang dikerjakan oleh kami nantinya sebagai penegak kedisiplinan bisa berjalan dengan baik, lebih baik dari dulu, dan tentu saja berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Karna kamilah agen pembaharu. Saat itu, terciptalah jargon kebanggan kami, yang saat kami teriakkan jargon itu, membuat kami sendiri merinding mendengarnya. Dengan harapan semoga jargon ini benar-benar tertanam dalam diri kami.
KOMDIS! SIGAP, TEGAS, KUAT!
KPK! SIAP!
Saat radiv kedua, terpilihlah lima kapten yang akan menjadi pemimpin di setiap garda. Nugraha Ramadhan, Abdul Basith Hermanianto yang akhirnya digantikan oleh Muhammad Takbir, Teuku Muhammad Al-Kautsar, Nurrahman, dan Achmad Alkadri. Saat itu pula ada pemilihan bendahara divisi dan aku menjadi sebagai yang terpilih. Yah, aku menjadi bendahara divisi KPK yang membuatku mulai dipusingkan dengan urusan keuangan KPK. Sejak saat itu pula, aku sering ikut rapat dangan kadiv, sekdiv, serta para kapten untuk membahas masalah latihan rutin divisi KPK, tentang SOP panitia dan peserta, juga tentang alur mobilisasi peserta saat hari H nanti. Hal itu membuatku sering menginap di rumah Hepi untuk dimintai bantuan mengerjakan tugas divisi, tapi yang ada aku malah lebih banyak mengacaukan kayaknya. :p
Dan di latihan-latihan serta pertemuan-pertemuan divisi yang rutin dilakukan oleh KPK, aku mendapat julukan baru yang dilontarkan oleh Bani. “Yak teman-teman, sebelum kegiatan kali ini berakhir, mungkin ada yang ingin disampaikan oleh Yuli, yang mungkin akan jadi perusak suasana bagi kalian”, mungkin seperti itu kata-katanya waktu itu (aku agak lupa) dengan wajah yang sambil cengar-cengir. Intinya dia bilang bahwa aku adalah perusak suasana kesenangan anak-anak KPK. Aku tahu kalau dia hanya bercanda, jadi hanya aku tanggapi dengan muka ngambek yang dibuat-buat, meskipun jujur aku merasa tak nyaman dengan kata-kata Bani itu. Mungkin Bani benar, karena setiap kali aku ingin menyampaikan sesuatu, itu pasti berhubungan dengan keuangan seperti saat aku menagih uang roselt dan uang kaos. Aku bak jadi rentenir pagi-pagi bagi anak-anak KPK dan merusak kesenangan mereka. Tak masalah bagiku, yang penting tak ada masalah di keuangan KPK.
Kegiatan demi kegiatan dilakukan untuk melatih kemampuan kami, baik fisik, baris-berbaris, cara memberikan instruksi, serta public speaking yang baik. Kegiatan rutin yang kami jalani telah benar-benar mempererat tali persaudaraan kami. Tak ada lagi rentang penghalang antar sesama anggota KPK, semuanya sudah seperti saudara sendiri. Dan akupun terlanjur tenggelam dalam setiap suasana bersama mereka. Terbersit dihati bagaimana ketika kepanitiaan berakhir, akankah persaudaraan ini juga akan berakhir? Semoga tidak.
Saat sosialisasi MPKMB 1, aku bertugas memobilisasi peserta dari asrama A5 dan C4 Sylva. Pagi itu aku mulai bertugas sebagai seorang KPK, rasanya gak karuan. Aku takut melakukan kesalahan ketika melakukan tugas. Tapi semuanya berjalan dengan lancar, berkat bantuan dari semua teman-teman KPK. Tak sedikit dari kami yang melakukan kesalahan, tapi tak sedikit pula dari kami yang memberikan kinerja terbaik kami seharian itu. Meskipun kaki rasanya sangat ngilu, sampai anak-anak KPK minta kaki cadangan untuk sosialisasi esok hari :p, kami sungguh merasa senang bisa melaksanakan tugas kami sebagai KPK dengan baik serta tak mendapat citra buruk dari para peserta. Sosialisasi MPKMB 2 dan 3 telah kami lakukan, juga dengan memberikan kinerja terbaik kami. Rasa lelah kami terbayar dengan banyaknya peserta yang sangat mengapresiasi kegiatan ini, serta sedikit peserta yang melakukan kesalahan.
Menjelang puncak acara MPKMB, banyak sekali perubahan yang terjadi. Seperti perubahan tempat acara dan teknis acara. Hal itu membuat semua panitia kelimpungan. Tim PDD harus membuat dekorasi ruangan ulang. Acara harus merevisi juklak dan juknis. KPK lagi-lagi harus mengubah alur mobilisasi peserta, baik untuk mobilisasi berangkat dan pergi, serta mobilisasi untuk games outdoor. Terlihat semburat kelelahan dari wajah setiap panitia, tapi semangat dan keikhlasan mereka terpancar jelas mengalahkan rasa lelah itu. Begitu juga semangat kami dari KPK, akan selalu membara untuk memberikan yang terbaik bagi adik-adik kami angkatan 48.
11 Agustus 2011
Upacara Pembukaan MPKMB 48
Lapangan Gymnasium IPB
Upacara pembukaan MPKMB angkatan 48 dimulai jam 08.00 wib. Di buka langsung oleh Rektor IPB Dr. Ir.Herry Suhardianto M.Sc. Acara dilanjutkan di Graha Widya Wisuda IPB, dimulai dengan kata-kata sambutan dan sedikit pidato dari Pak Rektor, pengenalan UKM dan acara yang lainnya. Di akhir ada evalusi yang dilakukan oleh KPK, terasa menggantung dan tidak ada gregetnya memang, tapi semoga untuk selanjutnya lebih baik, yang penting kami benar-benar memberikan esensi yang baik dan benar.
12 Agustus 2011
MPKMB hari ke-II
Graha Widya Wisuda
Menghadirkan mantan menteri serta Menteri Pertanian Indonesia. Begitu banyak ilmu yang ingin kami berikan kepada adik-adik 48. Tapi ternyata begitu banyak dari mereka yang tak menghargai kerja keras kami. Mereka banyak yang tertidur saat Pak Menteri menyampaikan materi, tak ada sedikitpun penghargaan dari mereka kepada pembicara. Tak hanya itu, kami pun mendapat kabar dari berbagai pihak bahwa mereka banyak yang menjelek-jelekkan kami serta menghina kami sebagai KPK. Mereka menganggap kami sebagai tukang parkir dan lainnya yang terkesan menghina kami. Tapi kami tau, ini memang sudah menjadi resiko kami sebagai KPK. Untuk evaluasi kami merencanakan sebuah skenario untuk melepas ban PJLT karena mereka gagal mendidik etika adik-adiknya. Yah, skenario itu memang disusun secara dadakan sebelum evaluasi, tapi itu bukanlah akting kami. Itu benar-benar terjadi, bukan hanya PJLT yang merasa kecewa kepada peserta, kamipun sebenarnya merasa kecewa karna ternyata kami pun gagal mendidik mereka, karena etika mereka masih buruk.
Saat sore hari, acara buka puasa bersama laskar. Karna ban PJLT dilepas yang artinya PJLT dibebastugaskan, maka kamilah sebagai KPK yang memulai acara. Di laskarku, laskar 17, PJLT mengadukan bahwa adik-adik banyak yang meminta maaf atas kelakuan mereka, tetapi ada satu orang yang membuat salah seorang PJLT merasa kesal sekaligus sedih. Satu anak itu benar-benar tak menggunakan etika saat mengirimkan sms, menuduh PJLT yang macam-macam. Di sore itulah aku dan Iman, rekan KPK laskar 17, memberikan berbagai ceramah dan menyampaikan berbagai esensi dari apa yang kami lakukan, serta sedikit mendidik mereka tentang etika sebagai seorang mahasiswa. Kami hanya berharap apa yang kami sampaikan benar-benar bisa mereka renungkan dan mereka terapkan dalam kehidupan mereka. Pada akhirnya kami mengembalikan tugas teman PJLT sebagai pengayom adik-adik kami.
MPKMB hari ke-III
13 Agustus 2011
Graha Widya Wisuda
Dari pagi hari hingga sore, para peserta mengikuti kegiatan MPKMB. Dimulai dari pengenalan UKM, AMT, pembacaan ikrar pertanian, evaluasi, games outdoor, B-Spirit, dan diakhiri dengan penutupan yang spektakuler. Yah, penutupan MPKMB kali ini benar-benar spektakuler. Lagi-lagi kami membuat skenario untuk evaluasi hari terakhir, tapi sekali lagi, ini bukanlah akting. Kami benar-benar merasa kecewa atas banyak kejadian tak beretika yang adik-adik 48 lakukan. Kami benar-benar meluapkan emosi kami, tapi kami masih ada dalam koridor yang seharusnya, kami tidak bertindak karena rasa benci kami, kami bertindak atas rasa sayang kami, agar adik-adik kami menjadi generasi bangsa yang dapat di banggakan.
Kami memang pergi dari area lapangan gymnasium dengan membawa rasa kesal dan kecewa kami, tapi kami masih ingin memberikan persembahan terbaik kami pada adik-adik kami. Menunggu saat Diki menyampaikan beberapa pesan untuk 48 hingga akhirnya ketika mereka diperintahkan untuk berbalik badan dan menutup mata. Kami tak menghiraukan tas kami yang langsung kami lempar, entah seperti apa posisinya. Berlari menuju barisan terdepan panitia, di belakang para peserta menunggu alunan musik theme song MPKMB 48. Saat musik terdengar, akhirnya senyum keceriaan bisa kami tampilkan kepada adik-adik kami. Mereka melihat kami, KPK dan seluruh panitia berbaris di depan mereka dengan senyuman, serta mempersembahkan gerakan theme song MPKMB dengan kocaknya. Begitu bahagia saat melihat tawa adik-adik, lambaian ombak caping dan loncatan-loncatan kegembiraan mereka, begitu terharunya kami melihat adik-adik mengucapkan maaf dan terimakasih atas semua yang telah kami lakukan. Rasa lelah ini serasa sirna begitu saja dengan apresiasi mereka yang begitu besar menghargai kami.
Terima kasih adik-adikku Sahabat Tani 48, jadilah generasi terbaik IPB, jadilah pemimpin-pemimpin bangsa yang akan memajukan pertanian Indonesia serta bangsa Indonesia. T.T
13 Agustus 2011
Sekitar pukul 20.00
Pelataran Graha Widya Wisuda
Kami Divisi Komisi Penegak Kedisiplinan (KPK) MPKMB 48 berkumpul membentuk sebuah lingkaran setelah sebelumnya kami berfoto-foto menampilkan keceriaan bahkan keautisan kami. Haru mendera saat beberapa anak KPK menyampaikan kesan-kesan selama berada dalam kepanitiaan ini, bersama seluruh keluarga KPK. Rasanya kepanitiaan ini, keluarga ini, baru kemarin terbentuk, baru kemarin kami saling mengenal, hingga sekarang telah selesai tugas kami. Hepi menyampaikan berbagai kesannya sambil menangis bahagia karna misi kami sukses, serta sedih karena kebersamaan kita ini akan hilang seiring berjalannya waktu. Serta penutup dari Pak Komandan Bani yang meyakinkan kami bahwa kebersamaan ini takkan pernah hilang, karna kami akan tetap menjadi saudara. Yah, Ia benar, karna aku pun yakin persaudaraan ini akan tertanam jauh dalam lubuk hati.
Kawan, malam itu aku terdiam, tak tahu harus menyampaikan apa pada kalian semua. Menangis haru pun aku tak bisa. Begitu sangat ingin aku mengucapkan banyak terima kasih serta minta maaf, tapi lidahku seolah kelu, lisanku tak dapat berkata apa-apa. Aku benar-benar campur aduk, antara rasa bahagia, haru, dan sedih.
Terbayang lagi saat-saat bersama kalian tiga bulan terakhir ini. Aku seolah diseret dalam kenangan-kenangan indah beberapa waktu yang lalu. Saat latihan rutin, lari bareng, push-up dan sit-up bareng, buka puasa bersama, rapat serta makan bersama BPH KPK, foto-foto narsis n autis KPK, upgrading, ketawa-ketiwi bereng, latihan gerakan theme song dan bercerita ala Opera Van Java yang baru kemarin kita lakukan. Semua kenangan-kenangan itu takkan pernah terlupa. Seperti persaudaraan kita yang takkan pernah lekang di telan zaman, amin.
Terima kasih kawan atas persaudaraan ini, atas banyak pembelajaran yang kalian berikan. Maaf telah menjadi perusak suasana bagi kalian, menjadi seorang yang terkadang tak bisa mengerti kalian, menjadi seorang yang maunya sendiri, menjadi orang yang ceplas-ceplos, terkadang bicara tanpa dipikirkan terlebih dahulu, menjadi orang yang selalu menegur dan sok mengatur, padahal dirinya sendiri melakukan banyak kesalahan. Sekali lagi hanya kata maaf yang bisa aku berikan kepada kalian, seluruh anggota KPK MPKMB 48, atas kesalahan-kesalahanku. Khususnya kepada teman-teman Garda 3. Maaf ya Iman, seringkali aku mendominasi di laskar. Maaf ya Kautsar, sering kali aku menegur kamu karena suara dan ketegasanmu yang kurang, padahal kalau saja aku ada di posisi kamu, aku juga belum tentu bisa melakukan apa yang aku katakan itu. Aku minta maaf ya kawan atas semua kelalaian dan kesalahanku.
Tak terlupa, terima kasih dan mohon maaf yang sebesar-besarnya kepada Happy atas sikapku yang terkadang childish, suka mengeluh, dan tak sabaran. Juga pada Bani yang mungkin sering kesal pada sikap dan tingkah laku ku selama menjadi bendahara atau BPH KPK. Terima kasih dan permintaan maaf yang tak terkira untuk KPK, Kelurga Paling Kompak.
Mungkin memang hanya kata maaf itu yang bisa aku ucapkan...
16 Agustus 2011
H+3 MPKMB 48
Rasanya aku ingin sekali pagi tadi pergi ke GWW sebelum pukul 05.15 wib. Tapi MPKMB 48 telah usai, meskipun euforianya masih kental dalam hati. Ingin rasanya mendengar teriakan Sahabat Tani 48. Ingin pula melihat anak-anak KPK yang autis serta mendengar teriakan jargon kami yang lantang. Tapi sekali lagi, MPKMB 48 telah usai. Meskipun semangatnya masih membara di hati kami, KPK dan segenap panitia.
Note untuk KPK...
Qiyamuddin Rabbani : Komandan kita di KPK. Jujur ya, sering sebel kalo udah ngeliat Bani yang diam dengan muka yang agak ditekuk. Bikin kita jadi was-was. Maaf ya kalau aku salah (perasaan salahnya banyak banget deh ke Pak Komandan Bani nih :p), coz aku dah maapin kesalahan Bani selama ini. *loh? xD kabur...
Nur Hepsanti Hasanah : Bu Sekdiv, aku bakal jarang nih nginep di Rumah Sejahtera lagi. Jangan kangen aku ya say, ntar aku bakal sering-sering berkunjung ke RS buat nonton film lagi, hhe... :p Oiya, maaf ya kalo aku dimintain bantuan, bukannya ngebantuin, aku kadang malah mengacaukannya. *Kapan nih kita minta maaf ke satu orang itu?* ;D
Muhammad Takbir : Kapten Garda 2 n partner mobilisasi sylva. Maaf ya sering negur dan sok tahu. Makasih juga udah mau ngedengerin curcolanku yang gaje. Selain Hepi, kamu yang tau kekoplakanku di KPK, hhaha :D
Teuku Muhammad Al-Kautsar : Kapten Garda 3 yang selalu tenang. Maaf ya sering banget negur gara-gara suara n sikap ketegasan, dan juga suka jadi anak buah yang sok ngatur, semoga kamu menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Semangat....
Achmad Alkadri : Kapten Garda 5 yang garang tapi ternyata paling autis,hhe *peace Dri* Salut deh buat Kadri yang bisa memposisikan diri dengan baik selama di KPK, serta bisa menjadi seorang yang bijaksana yang bisa dijadikan contoh. Oia, pesan dariku jangan suka bikin gosip n jangan suka ngegodain orang lagi ya,,, -jleb-
Siska Cynthia : Partner garda 3 yang bertugas di laskar sebelah, laskar 18. Makasih banget ya sudah bantuin aku dulu menangani masalah keuangan KPK. Aku banyak belajar dari sikap dan ketegasan Siska, semoga kita bisa menjadi partner yang lebih baik. J
Iman Rizky Nurzaman : Partnerku di laskar 17. Maaf ya Iman, aku sering banget mendominasi di laskar. Terima kasih juga sudah bisa jadi partner yang baik dan saling membantu kekurangan satu sama lain. Semoga apa yang kita berikan kepada adik-adik laskar 17 tidak sia-sia dan benar-benar bisa mereka renungkan serta terapkan dalam kehidupan mereka... J
Hassyati Sabrina : Arin sayang, makasih ya atas begitu banyak pelajaran yang kamu berikan. Teruslah berkarya dengan sebaik-baik karya, aku yakin Arin bisa jadi penulis hebat nantinya. Makasih buat traktirannya, kapan neh yang kedua? Masih ditunggu loh, :p
Faizal Teguh Muhammad : Maaf ya Faizal kalo aku sering menegur dan sok ngatur penampilan, sebenarnya hanya menginginkan agar kita semua sesuai dengan SOP yang kita buat. Salut deh buat Faizal yang bisa tegas dan bijak dalam menghadapi semua teman-teman KPK serta seluruh peserta. Cie... yang banyak fans :D
Suwarti : Terima kasih ya Suwar atas pelajaran yang kamu berikan, kesabaran dan ketegasanmu menjadi pelajaran berharga buatku. Selalu semangat ya...
Dan untuk segenap KPK putra maupun putri. Terima kasih banyak atas semua yang telah kalian berikan. Mohon maaf yang sebesar-besarnya atas kelalaian dan kesalahanku pada kalian semua. Semoga persaudaraan kita akan terus terjalin, tak lekang di telan zaman. Buat seluruh KPK putra, jangan terlena karna banyak fans, luruskan niat, jangan mudah berbelok, konsistenlah terhadap tujuan awal kalian. Untuk KPK putri, meskipun kita gak banyak fans, semoga perjuangan kita selama menjadi KPK tidak sia-sia.
Oia, jangan panggil aku budhe lagi, hiks T.T
Perjuangan kita di MPKMB mungkin sudah selesai, tapi MPF dan MPD masih menunggu kita tahun depan. Mari tetap semangat berjuang, karna kita tak hanya dituntut disipin saat MPKMB dan MPF atau MPD, tapi kita juga dituntut bisa disiplin serta bijak dalam setiap inci kehidupan kita. Ayo kita belajar dan berjuang bersama, yakinlah kita pasti bisa.... J
Semangat...
KOMDIS! SIGAP! TEGAS! KUAT!
KPK! SIAP

Rabu, 10 Agustus 2011

-Memori yang terkenang-



Tiga hari yang tak terlupakan…
Masa Perkenalan Kampus Mahasiswa Baru Angkatan 47.
Laskar Inspirasi 47
Graha Widya Wisuda, 17 Agustus, 23-24 September 2010
Tiga hari yang luar biasa itu memang takkan pernah terlupakan bagi kami “Sang Laskar Inspirasi 47”.Bahkan bukan hanya tiga hari itu yang tak terlupakan, tapi juga hari-hari sebelumnya saat kumpul laskar bersama para PJL yang selalu tersenyum ramah serta para Komdis yang siap mendampingi dan mengingatkan kami akan kedisiplinan, juga saat kumpul laskar mandiri untuk membuat name tag, mengisi biodata dan tanda tangan teman selaskar, membagi-bagikan peralatan MPKMB, membuat tempat sampah dan marka yang menyuarakan kebersihan bersama dan lain sebagainya. Saat itu aku menjadi Panglima Putri atau biasa disebut Patri di laskar 18 Panji 3.Aku menjadi semacam tangan kanan PJL yang bertugas memimpin dan menyampaikan informasi kepada seluruh anggota laskar 18 putri. Itulah awal hari-hari sibukku untuk persiapan MPKMB yang akan aku jalani.
Hari pertama, yakni 17 Agustus 2010. Di pagi yang cerah dan cukup terik itu kami segenap mahasiswa angkatan 47 serta para panitia berdiri menantang matahari mengikuti upacara memperingati kemerdekaan dalam keadaan berpuasa.Ada beberapa dari kami yang mungkin tidak kuat bahkan pingsan, tapi kebanyakan dari kami tetap berdiri kuat karna semangat yang membara.Setelah upacara, kami semua di bawa masuk ke gedung Graha Widya Wisuda IPB.Disana kami melihat kemeriahan luar biasa yang dipersembahkan oleh panitia, keriuhan dari ratusan bahkan ribuan peserta yang memenuhi GWW.Dahsyatnya ombak caping yang dilakukan oleh seluruh peserta, tampilan-tampilan yang menghibur dan elegan serta beredukasi tinggi.Sambutan hangat oleh Rektor IPB Dr. Ir.Herry Suhardianto M.Sc. serta para jajarannya,juga oleh ketua panitia MPKMB 47, Ahmad Fachruddin.Perkenalan berbagai UKM luar biasa yang ada di kampus, serta prestasi-prestasi yang telah ditorehkan.Mengingat hari itu adalah hari puasa, maka kegiatanpun disudahi ketika hari sudah siang. Tapi kemeriahan itu belum terhenti, karna akan berlanjut untuk dua hari selanjutnya di bulan September nanti.
Hari kedua dan ketiga, kami kembali disambut dengan berbagai ketakjuban yang melanda.Panitia menghadirkan bintang tamu yang tak tanggung-tanggung, yakni para pejabat pemerintah skala nasional, seperti menteri pertanian. Selain itu masih ada pula pengusaha atau entrepreneur sukses yang merupakan alumni IPB, serta bintang tamu lain yang tak kalah menakjubkan. Kami semakin diperkenalkan dengan dunia pertanian yang tidak hanya berkelut di sawah, kami diperkenalkan dengan arti pertanian secara luas, yang meliputi kelautan, kehutanan, peternakan, bahkan sosial ekonomi.Menyampaikan bahwa Indonesia adalah negara yang bertumpu pada pertanian serta mempunyaipotensi yang luar biasa untuk pertaniannya. Bahwa menjadi petani bukanlah menjadi suatu hal yang memalukan, karna tanpa petani negara ini tidak akan ada artinya.Kami juga diperkenalkan pada dunia usaha, dunia entrepreneur yang menjadi salah satu dari visi misi IPB, menciptakan generasi yang memiliki jiwa wirausaha yang tangguh. Bahwa negara ini, Indonesia, membutuhkan begitu banyak wirausahawan yang akan memajukan kehidupan bangsa serta mengurangi tingkat pengangguran dan kemiskinan bangsa ini.
Bintang tamu lainnya menghadirkan para mahasiswa berprestasi dan jago berorganisasi.Salah satunya adalah mahasiswa berprestasi tingkat nasional 2007, Danang Ambar Prabowo.Ia memberikan motivasi bahwa impian adalah salah satu yang harus dimiliki oleh setiap manusia untuk meraih sukses. Namun bukan hanya impian itu yang dikedepankan, karna tanpa adanya usaha yang sungguh-sungguh, impian itu hanya akan tinggal sebuah impian yang akan usang dimakan zaman. Ia dengan segudang prestasi yang diraihnya, berawal dari mimpi-mimpi yang ia tuliskan di selembar kertas, lalu ia tempelkan di sudut kamarnya, meskipun dengan berbagai cemoohan orang atas mimpinya yang dianggap tak realistis itu, namun akhirnya iabisa membuktikan, satu-persatu mimpi-mimpi itu tercoret, karna ia telah berhasil merengkuhnya dengan begitu nyata.
Pula menghadirkan seorang Suranto Wahyu Widodo, mantan presiden mahasiswa IPB tahun 2009, serta Achmad Firman Wahyudi, Presiden Mahasiswa IPB tahun 2010.Merekalah mahasiswa-mahasiswa berkharisma dengan segala kesibukannya kuliah dan mengejar prestasi, masih menyempatkan diri untuk memperhatikan rakyat serta menjadi pengawas dari kebijakan-kebijakan pemerintah.Merekalah yang memimpin pergerakan-pergerakan mahasiswayang menyuarakan kedamaian dan kemakmuran rakyat Indonesia.Mereka pula yang memimpin pergerakan mahasiswa yang turun ke bawah langsung untuk membantu masyarakat Indonesia.Mereka adalah sosok-sosok yang Insya Allah pantas untuk dijadikan salah satu teladan pilihan.Mereka yang kini membeberkan keadaan pemerintahan yang bobrok karena merebaknya KKN serta keadaan rakyat Indonesia yang semakin kritis dan terjerat kemiskinan. Perekonomian bangsa yang kacau balau, hukum yang timpang, juga dunia politik yang penuh kepalsuan. Mereka pula yang kini menyuarakan kepada kami bahwa pergerakan mahasiswa, peran mahasiswa dalam dunia pemerintahan itu sangatlah penting, karna kami adalah agen perubahan zaman yang akan membuat Indonesia semakin baik.
Terakhir adalah seorang motivator luar biasa bernama Aris Ahmad Jaya.Beliau menunjukkan pada kami bahwa setiap manusia itu memiliki potensi yang luar biasa meskipun terkadang manusia itu tidak menyadarinya.Setiap dari kami adalah pemenang, karna kami dilahirkan adalah sebagai pemenang.Maka jadilah pemenang, bukan pecundang setelah menjadi pemenang. Beliau juga menyampaikan tentang kodrat kami sebagai manusia yang tak berarti apa-apa di hadapan tuhan, lalu mengapa kami harus merasa sombong terhadap apa yang kami miliki? Kenapa pula tidak bersyukur dari setiap apa yang diberikan oleh tuhan, tapi malah terlalu banyak mengeluh. Beliau memberikan renungan yang dahsyat bagi kami yang mampu membuat kami menangis karna ingat akan semua kesalahan-kesalahan yang kami lakukan terhadap orang tua, saudara, sahabat, serta kelalaian kami atas titah-titah tuhan kami. Motivasi-motivasi yang terucap dari lisannya membuat semangat kami semakin membara untuk meraih semua mimpi-mimpi kami dan menjadi seorang pemenang dalam kehidupan kami.
Detik-detik akhir MPKMB 47, lapangan belakang gymnasium IPB.Kami melaksanakan simulasi aksi mahasiswa yang dipimpin langsung oleh Kak Firman Wahyudi.Kami berteriak dengan sepenuh hati mendukung orator yang sedang berorasi membela rakyat dan menuntut pemerintah atas kebijakan yang merugikan rakyat. Menagih janji wakil-wakil rakyat yang katanya akan menyejahterakan rakyat, tapi kenyataannya begitu menyengsarakan rakyat. Dengan semangat yang begitu membara, kami meneriakkan jargon kebanggaan mahasiswa “Hidup Mahasiswa” serta menyanyikan lagu yang membangkitkan semangat mahasiswa,yaitu lagu “Totalitas Perjuangan”. Simulasi berujung di lapangan belakang gymnasium dengan akhir yang sukses.Kami seluruh peserta berkumpul dan lalu menyanyikan theme song MPKMB 47 yang berjudul Laskar Inspirasi 47 sambil melakukan gerakan-gerakan yang sudah di ajarkan oleh PJL sebelumnya. Begitu meriah dan bahagia, karna setelah ini acara MPKMB akan segera selesai. Kami bahkan melupakan satu hal, yaitu evaluasi.
Evaluasi oleh Komisi Disiplin atau Komdis dimulai.Semua peserta terhenyak, diam seribu bahasa. Mereka menyampaikan kekecewaan yang begitu besar kepada kami karna begitu banyak tugas-tugas yang kami sepelekan, aturan-aturan yang kami langgar, serta etika-etika buruk yang kami tampilkan. ‘Inikah yang kalian sebut laskar inspirasi?’‘pantaskah kalian disebut laskar inspirasi?’ pertanyaan itu terlontar dari mulut mereka terhadap kami. Sempat terbersit dihatiku, kami mungkin masih belum pantas menyandang gelar sebagai generasi laskar inspirasi, karna aku sendiri dan banyak anak lainnya melakukan banyak kesalahan-kesalahan selama acara berlangsung.Aku pun maklum atas rasa kecewa mereka karna kami masih banyak yang bertingkah laku tidak selayaknya mahasiswa, bahkan sepertiga mahasiswa angkatan 47 tidak mengikuti acara Perkenalan Kampus Mahasiswa Baru kali ini.Masih aku ingat begitu banyak anak-anak yang berpikiran komdis itu sok galak, sering membicarakan mereka yang kebanyakan tentang kejelekan-kejelekan mereka. Mungkin salah satunya adalah aku, meskipun sebenarnya aku tau fungsi mereka ada itu apa. Itulah resiko mereka, siap untuk dibenci oleh para peserta, untuk membuat para peserta bisa menerapkan kedisiplinan. Sebenarnya aku salut pada mereka, asalkan mereka sendiri mampu untuk menerapkan apa yang merekaperintahkan serta konsisten atas ucapan mereka, tapi ternyata masih ada saja anggotakomdis yang tidak sesuai omongannya dan tingkah lakunya juga tidak mencerminkan bahwa ia seorang komdis. Mungkin itu yang membuat kesalutanku menipis dan membuatku cenderung tidak respek terhadap mereka.Seperti saat ini, evaluasi mereka sampaikan lewat marah yang tidak jelas, tidak konsisten, karna saat ada perintah dari komandan komdisnya, banyak anggota yang tidak mendengarkan, sibuk ngoceh sendiri memarahi peserta.Salah satu dari anggota komdis merusak marka yang kebetulan itu adalah marka laskarku, yang membuatku semakin kesal.Mereka merobek buku tugas salah satu peserta, seakan tidak menghargai kerja kami.
Namun ketika muncul perselisihan antara komdis dan PJL, kami mulai sedilit takut, karena ternyata sebenarnya PJL juga kecewa terhadap kami.Tapi meskipun begitu mereka tak terima atas perlakuan komdis yang terlihat tak menghargai kami.Aku bingung saatakhirnya Kak Fachru datang untuk meleraikan, semua PJL terdiam, bahkan ada yang menangis, semua komdis pergi dengan hati kesal dan kecewa.Kak Fachru menyuruh kami untuk balik badan dan aku merasakan ada sebuah keanehan.Saat kami membalik badan kami lagi, kami melihat para PJL dan komdis saling berangkulan serta semua panitia berangkulan dengan penuh senyuman.Peristiwa tadi seolah tak pernah ada, karna itu hanyalah rekayasa mereka untuk mengakhiri agenda kali ini dengan kejutan.Tapi menurutku kejutan ini sedikit menggantung. Tak apalah, karna semuanya berakhir dengan bahagia, karna kami tau kakak-kakak komdis itu ternyata baik-baik semua, gak ada yang galak sebenarnya… hhe… J
Kami pun melampiaskan semuanya dengan saling bersalaman, tertawa ria bersama, termasuk dengan para komdis yang sebelumnya menampilkan muka garang, :p dan mengakhirinya dengan berfoto-foto bersama. Rasa lelah seperti telah hilang tak berbekas pada diri kami, semuanya menguap begitu saja.Berganti dengan keceriaan yang begitu luar biasa.Sungguh besar rasa bangga kami terhadap seluruh panitia MPKMB Laskar Inspirasi 47 yang telah menyambut kami dengan begitu luar biasa dahsyat.
Penyambutan ini benar-benar takkan bisa kami lupakan.Rugilah bagi mereka yang tak mengikuti kegiatan MPKMB ini, mereka tak bisa merasakan indahnya disambut dengan kemeriahan yang luar biasa seperti yang kami rasakan. Indahnya Masa Perkenalan Kampus Mahasiswa Baru Laskar Inspirasi 47 IPB, kenangan yang tak terlupakan seumur hidup kami… J
Setahun berikutnya…
09 Agustus 2011
H-2 MPKMB 48
Student Center Institut Pertanian Bogor…
Para laskar inspirasi itu kini sedang berjuang, rapat koordinasi berlangsung seharian tanpa rasa lelah walaudalam keadaan puasa.BPH selalu siap memimpin koordinasi dan mengawasi serta membantu seluruh panitia.Panitia acara menyampaikan jadwal acara hingga semua panitia mengerti masalah rundown dan kegiatan yang akan di laksanakan. Fund Rising memilah-milih perlengkapan peserta dan mengurusi masalah keuangan peserta serta seluruh panitia juga membagikan kaos panitia.Para PJLT sedang membagi-bagikan perlengkapan acara pada para peserta.KPK sedang membahas masalah alur mobilisasi yang sangat memusingkan dan membagi personil-personil yang harus berjaga di pos sepanjang alur mobilisasi.Medis melengkapi obat-obatan dan merekap riwayat kesehatan peserta serta menghubungi pihak rumah sakit.PDD sedang gunting-menggunting dan gambar-menggambar mempersiapkan dekorasi ruangan.Humas bolak balik menelpon rektor, wakil rektor, menteri, motivator, dan para bintang tamu lainnya. Logstran mempersiapkan serta mengecek seluruh barang-barang yang akan digunakan saat acara untuk meminimalisasi terjadinya kesalahan. Bagian Konsumsi dan sponshorship membantu untuk mempersiapkan segala sesuatu untuk puncak acara nanti.
Berbagai kesibukan itu telah terlihat dari beberapa hari yang lalu.Tak lelah, tak bosan, semua demi menyambut adik-adik.Sekuat tenaga, seluruh jiwa raga, dipersembahkan untuk memberikan yang terbaik.
10 Agustus 2011
H-1 MPKMB 48
Gladiator dan Graha Widya Wisuda
Rapat General seluruh panitia serta gladi bersih pelaksanaan kegiatan. Dekorasi di pasang di gedung kebanggan IPB dengan gotong royong, di hias menjadi semegah mungkin, semua bekerja bersama.Melakukakan simulasi mobilisasi.Simulasi acara. Melatih terakhir penampilan yang akan ditampilkan saat acara, baik pesembahan dari berbagai UKM kampus atau dari panitia sendiri. Memastikan semua acara telah tersusun dengan baik dan teratur. Mengecek sound system, LCD, AC, kamera CCTV, serta barang-barang lain yang menunjang acara. Para Kadiv memberikan briefing pada para anggota divisinya. Ketua Panitia memberikan motivasi kepada seluruh panitia bahwa perjuangan ini tidak akan sia-sia. Bahwa kita akan menyambut generasi yang Insya Allah akan menciptakan peradaban yang akan luar biasa dan senantiasa lebih baik.
Kini kami tau bagaimana ada di posisi panitia. Bagaimana sibuknya, bagaimana repotnya, bagaimana pusingnya,bagaimana lelahnya. Tapi kami tak boleh mengeluh, karna ini adalah kewajiban kami untuk menyambut dengan senyuman adik-adik kami, generasi penerus kami.
Di setiap hati para panitia, dihatiku terbersit, kesolidan ini sangat kental terasa dan mengakar dalam jiwa, semangat membara ini harus terus tertancap dalam sukma, dan hati ini harus senantiasa ikhlas dalam setiap perjuangan.Maka kerja keras ini haruslah membuahkan hasil yang baik, yang cemerlang, hasil yang membahagiakan, bukan mengecewakan.
Kini aku berdiri disini, bersama kawan-kawan Laskar Inspirasi 47, menjadi seorang anggota Divisi Komisi Penegak Kedisiplinan (KPK) yang merupakan nama lain dari Komdis. Aku menginginkan adik-adikku tidak seperti ku, tapi harus lebih baik dariku. Disini bukan berarti aku yang terbaik dan paling disiplin,aku disini adalah ingin belajar untuk mendisiplinkan diriku sendiri. Dan semoga cita-cita mendisiplinkan adik-adik 48 itu terwujud dan mereka menjadi generasi yang lebih baik dari kami.Aku dan seluruh anggota divisi KPK serta seluruh panitia MPKMB 48 ikhlas berjuang untuk IPB dan Indonesia yang lebih baik.
Karna kami,Laskar Inspirasi 47, ingin memberikan yang terbaik untuk seluruh Sahabat Tani 48.
Menuju… 11 Agustus 2011
Upacara Pembukaan MPKMB 48
Lapangan Gymnasium IPB
Terkenang akan kisah setahun lalu… Semoga semua berjalan dengan lancar dan sukses serta lebih baik dari tahun lalu… Amin… :-)