Sabtu, 20 November 2010

Kepada Hatiku


Assalamu’alaikum Wr Wb.
Kepada Hatiku…………

Hatiku…… Apa kabarmu? Lama rasanya kita tak saling bicara.
Kembali, menengok ke belakang.
Ketika kembali membuka ruang-ruang memori…..
Mencoba mengenang sejarah masa silam…
Membuka lembaran hidup masa lalu.
Indah… berwarna-warni, gradasi yang begitu nyata: merah, biru, kuning,hijau.
Lembaran itu begitu bercorak, semarak…. Sesemarak kisah yang tertulis di dalamnya.
Kisah perjalanan hidup antara aku dan kau.

Hatiku…………..
Kesemarakan itu telah kutinggalkan kini.
Jauh….. Begitu jauh sehingga terkadang aku enggan untuk menengoknya,,,
hatta untuk mengenangnya….
Tapi….. Kesadaran ku mengingatkan aku bahwa jalan yang kutempuh itu adalah jalan yang mengantarkan ku pada lembaran kisah hidup ku.
Bahwa sesuatu yang ku ukir di masa lalu telah membawa ku ke dalam dunia ku kini.

Ku coba mengingat…… Telah berapa lama aku meninggalkan dunia yang penuh warna itu dan memasuki dunia baru ini.
Dunia yang oleh teman-teman di sekitar ku disebut “dunia putih”.
Sudah berapa banyak cerita yang ku ukir di lembaran –lembaran ini.
Cerita dengan warna yang berbeda, sejak aku memilih untuk melepaskan kesemarakan itu yang oleh teman-temanku disebut “hijrah”.

Cukup…… Cukup lama, sehingga aku banyak menorehkan cerita di lembaran ini.
Jalinan kisah indah yang oleh teman-teman di sekitar ku disebut “untuk meraih mardhotillah”.
Berbeda dengan kisah indah kita dulu yang oleh teman-teman di sekitar ku disebut “kisah jahilliyah”.

Kini…. Hatiku….
Aku telah mempunyai lembaran-lembaran baru ini, aku telah banyak belajar dari dunia ku kini.
Ya…. Banyak belajar untuk mengetahui bahwa “kesemarakan warna” itu adalah fatamorgana dan “keindahan” dulu itu adalah semu.
Ya…. Aku banyak belajar bagaimana menjadi “manusia sejati” dan bagaimana menjadi “seseorang yang berarti”. Yang kita dulu menyebutnya “jati diri”. Sesuatu yang dahulu kita cari-cari.
Dari teman-teman ku, aku banyak belajar bagaimana “mencintai sesama”, bagaimana indahnya “berukhuwah”. Yang kita dulu menyebutnya “persahabatan”. Sesuatu yang dulu kita damba dan agungkan.
Sungguh……… aku banyak belajar tentang banyak hal disini.

Tapi… Hatiku…
Mengapa aku masih merasakan kehampaan???? Kekeringan dan kekosongan jiwa????

Sungguh……. “Jati diri’ yang ku temukan itu ternyata hanya pakaian luar belaka.
Sungguh……. “Persahabatan” yang telah ku rengkuh itu ternyata tak membuat ku merasakan kebahagiaan yang sesungguhnya. Tak lebih baik dari kebersamaan kita dulu.

Lalu...... Apa yang salah…………..???
Lembaran-lembaran inikah……..???
Atau dunia yang kupilih…???

Berlari…….. coba ku bertanya pada bintang dan bulan. Bertanya pada teriknya mentari. Bertanya pada alam. Ku coba ‘tuk mencari jawaban dari misteri ini.

Akhirnya……. Aku temukan jawaban itu.
Ternyata kehampaan itu terjadi karena aku meninggalkanmu di lembaran hidup ku dahulu.
Kekeringan itu terjadi karena kau tak menyertaiku hijrah ke dunia baruku.
Kekosongan itu terjadi karena bagian terpenting dari diriku yaitu kau masih mencintai kesemarakan itu.

Kini ku buka kembali lembaran masa lalu.
Bukan,,,,, bukan untuk kembali ke dunia kita yang dulu! Sungguh bukan itu tujuan ku!
Kini…. Aku mengunjungimu…
Aku ingin membawamu serta. Membawamu ke dunia ku yang baru.
Agar kita bisa merajut kisah-kisah indah baru yang nyata, tidak semu.
Agar kita menemukan jati diri kita yang sesungguhnya.
Agar kita bisa mengecap manisnya bersaudara bersama.
Aku ingin kelak kau menjadi saksi dari perjalanan hidup ku.
Dan kau bersaksi dengan penuh senyuman dan kebanggaan.
Aku ingin bersama dirimu membuka tabir itu dan dipertemukan dengan Allah.
Dan kau tahu…….???
Tiada kenikmatan yang bias menandingi daripada nikmat dipertemukan dengan Sang Pencipta semesta alam, Pemilik jagad raya.

Hatiku……
Jangan pernah kau tolak ajakanku.
Karena aku khawatir jika tanpamu maka aku akan menjadi seseorang yan oleh teman-teman ku disebut “munafik”.
Sedangkan kau tahu amatlah besar kebencian Allah kepada orang munafik.
Dan….. aku takut jika tanpamu aku tidak bisa mengisi lembaran-lembaran hidup ku ini dengan keikhlasan.
Dan kau tahu…. Bahwa amatlah sia-sia amalan yang dilakukan tanpa keikhlasan…

Hatiku……
Tinggalkanlah masa lalu dan mari bersamaku, menuju dunia yang baru.
Biarkanlah masa lalu menjadi sejarah. Dan biarkan sejarah menjadi pelajaran bagi kita untuk menggoreskan kisah baru di lembaran-lembaran yang baru pula….

Wassalamu’alaikum Wr Wb.