Senin, 17 Oktober 2011

Menjadi Apapun Dirimu...


Tiba-tiba saja ingat akan sebuah catatan yang pernah aku posting dulu di sebuah akun jejaring sosial FB. Tak bosan-bosannya aku membaca catatan ini, dan yah aku ingin membagikannya untuk teman-teman yang baca blog ini. Mungkin sebagian dari kalian sudah baca, karena sebenarnya catatan ini bukan catatan yang aku buat sendiri. Aku mendapatkannya dari seorang Murobbi saat aku masih SMA dulu yang entah beliau dapat dari mana. Catatan ini menginspirasikan aku tentang jati diri yang aku cari.
Bahwa menjadi apapun diriku itu adalah sebuah ciri khas dan keistimewaan yang aku punya. Dan menjadi apapun diriku, haruslah aku tetap sadar bahwa aku adalah hamba-Nya yang tak berguna apa-apa tanpa Dia yang selalu memberikan kasih sayang-Nya yang tanpa batas. 
Aku adalah aku. Aku adalah hamba-Nya yang harus senantiasa bersyukur saat aku menjadi apapun itu.
Aku hanya ingin menjadi diriku yang terus memperbaiki diri dan menjadi pribadi yang bermanfaat bagi orang lain. 
Aku adalah Yuli yang ingin hatinya menjadi seluas cakrawala biru di ufuk sana. Membentang indah dan senantiasa memayungi dunia.
Seperti diriku, maka...

Jadilah apapun dirimu...^^


Pantai Karang
Menjadi karang-lah, meski tidak mudah. Sebab ia ‘kan menahan sengat binar mentari yang garang. Sebab  ia ‘kan kukuh halangi deru ombak yang kuat menerpa tanpa kenal lelah. Sebab ia ‘kan melawan bayu yang keras menghembus dan  menerpa dengan angin yang coba membekukan. Sebab ia ‘kan  menahan  hempas badai yang datang menggerus terus-menerus dan coba melemahkan keteguhannya. Sebab ia ‘kan kokohkan diri agar tak mudah hancur dan terbawa arus. Sebab ia ‘kan tegak berhari-hari,bertahun-tahun, beradab-abad, tanpa rasa jemu dan bosan.

Pohon
Menjadi pohon-lah yang tinggi menjulang, meski itu tak mudah. Sebab ia ‘kan tatap tegar bara mentari yang terus menyala tiap siangnya. Sebab ia ‘kan  meliuk halangi angin yang bertiup kasar. Sebab ia ‘kan terus menjejak bumi hadapi gemuruh sang petir. Sebab ia ‘kan hujamkan akar yang kuat untuk menopang. Sebab ia ‘kan menahan gempita hujan yang coba merubuhkan. Sebab ia ‘kan berikan bebuahan yang manis dan mengenyangkan. Sebab ia ‘kan memberikan tempat naungan bagi burung-burung yang singgah di dahannya. Sebab ia ‘kan berikan tempat berlindung dengan rindang daun-daunnya.

Paus Biru
Menjadi paus-lah, meski itu tak mudah. Sebab dengan sedikit kecipaknya, ia akan menggetarkan ujung samudera. Sebab besar tubuhnya ‘kan menakutkan musuh yang coba mengganggu. Sebab sikap diamnya akan membuat tenang laut dan seisinya.

Elang
 Menjadi elang-lah, dengan sgala kejantanannya, meski itu juga tidak mudah. Sebab ia harus melayang tinggi menembus birunya langit. Sebab ia harus melanglang buana untuk mengenal medannya. Sebab ia harus melawan angin yang menerpa dari segala penjuru. Sebab ia harus mengangkasa jauh tanpa takut jatuh. Sebab ia harus kembali ke sarang dengan makanan di paruhnya. Sebab ia harus menukik tajam mencengkeram mangsa. Sebab ia harus menjelajah cakrawala dengan kepak sayap yang membentang gagah.

Melati Putih
Menjadi melati-lah, meski tampak tak berwarna. Sebab ia ‘kan tebar harum wewangian tanpa meminta balasan. Sebab  ia begitu putih, seolah tanpa cacat. Sebab ia tak takut hadapi angin dengan mungil tubuhnya. Sebab ia tak ragu hadapi hujan yang membuatnya basah. Sebab ia tak pernah iri melihat mawar yang merekah segar. Sebab ia tak pernah malu pada bunga matahari yang menjulang tinggi. Sebab ia tak pernah rendah diri pada anggrek yang anggun. Sebab ia tak pernah dengki pada tulip yang berwarna-warni. Sebab ia tak gentar layu karna pahami hakikat hidupnya.

Mutiara
Menjadi mutiara-lah, meski itu tak mudah. Sebab ia berada di dasar samudera yang dalam. Sebab  ia begitu sulit dijangkau oleh tangan-tangan manusia. Sebab ia begitu berharga. Sebab ia begitu indah di pandang mata. Sebab  ia tetap bersinar meski tenggelam di kubangan yang hitam.

Kupu-Kupu Biru




Menjadi kupu-kupu-lah, meski itu tak mudah pula. Sebab ia harus melewati proses-proses yang sulit sebelum dirinya saat ini. Sebab ia lalui semedi panjang tanpa rasa bosan. Sebab ia bersembunyi dan menahan diri dari sgala yang menyenangkan, hingga kemudian tiba saat untuk keluar.


Karang akan  hadapi hujan, terik sinar mentari, badai, juga gelombang. Elang akan menembus lapis langit, mengangkasa jauh, melayang tinggi dan tak pernah lelah untuk terus mengembara dengan  bentangan sayapnya. Paus akan menggetarkan samudera hanya dengan sedikit gerakan. Pohon akan hadapi petir, deras hujan, silau matahari, namun selalu berusaha menaungi. Melati ikhlas ‘tuk selalu menerima keadaanya, meski tak terhitung pula bunga-bunga lain  dengan sgala kecantikannya. Kupu-kupu berusaha bertahan, meski saat-saat diam adalah kejenuhan. Mutiara tak memudar kelam, meski pekat lingkungan mengepungnya di kiri-kanan, depan dan belakang.

Tapi karang menjadi kokoh dengan sgala ujian. Elang menjadi tangguh, tak hiraukan lelah tatkala terbang melintasi bermilyar kilo bentang cakrawala. Paus menjadi kuat dengan besar tubuhnya dalam luas samudera. Pohon tetap menjadi naungan meski ia hadapi beribu gangguan. Melati menjadi bijak dengan dada yang lapang dan  justru terlihat indah dengan sgala kesederhanaannya. Kupu-kupu hadapi cerah dunia meskipun lalui perjuangan panjang dalam kesendirian.

Menjadi apapun dirimu..., bersyukurlah selalu. Sebab kau yang paling tahu siapa dirimu. Sebab kau yakini kekuatannmu. Sebab kau  sadari kelemahanmu.

Jadilah karang yang kokoh, elang yang perkasa, paus yang besar, pohon yang menjulang dengan akar menghujam, melati yang senantiasa mewangi, mutiara yang indah, kupu-kupu, atau apapun yang kau mau. Tapi, tetaplah  sadari kehambaanmu.

(Anonim)


Untuk teman-temanku yang sedang berjuang meraih mimpi,,,
jadilah kalian seperti apa yang kalian inginkan,,,
berjuanglah dengan sekuat tenaga dan berikan yang terbaik yang bisa kita berikan,,,
karena sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain...
Marilah kita tebar kebaikan di muka bumi ini...


Semangat ^^

0 komentar: