Jumat, 09 Agustus 2013

Minal Aidzin Wal Faidzin :D



Setelah lima bulan hilang dari dunia per-blog-an, akhirnya aku kembali dengan berbagai kisah yang ingin ku ceritakan untuk semuanya, mulai dari yang bahagia juga yang sedih. Tapi sebelum ku ceritakan kisah-kisah itu, aku akan cerita tentang alasan kenapa aku menghilang selama lima bulan ini. Simpel saja sebenarnya. Ada dua hal yang membuat aku menghilang, laptop yang rusak dan susahnya koneksi internet di laptopku yang baru sembuh dari kerusakan. Beberapa waktu lalu laptopku mengalami kerusakan harddisk yang menyebabkan seluruh data di laptop menjadi terancam hilang. Saat dibawa ke bengkel komputer, teknisinya bilang akan diusahkan agar data-data yang ada di harddisk lama bisa dipindahkan, membuatku sedikit bernafas lega. Karena harddisk rusak, alhasil aku harus mengganti harddisk internal laptop yang notabene harganya cukup mahal, jadilah aku harus merogoh kocek lebih dalam lagi. Masalah dana alhamdulillah bisa teratasi dengan adanya sedikit tabungan dan pemberian dari om dan tante. Tapi masalah belum selesai, setelah itu laptop aku ambil dan bawa pulang, aku mengecek data-data yang sudah dipindahkan. Ternyata tidak semua data bisa diselamatkan, tapi yang membuat sedikit shock adalah data yang terselamatkan adalah data-data yang sebenarnya tidak penting, folder yang isinya hanya film dan game saja, sedangkan seluruh data penting baik itu materi-materi kuliah, data organisasi, tulisan-tulisan yang aku buat, dan banyak lagi data hilang tak berbekas. Aku kembali ke bengkel dan meminta teknisinya untuk sebisa mungkin memindahkan sisa data yang ada di harddisk lama, namun hasilnya nihil. Nasi sudah jadi bubur, percuma juga disesali, yang bisa dilakukan hanya bisa bersabar dan berusaha cari rekapan data yang ada di teman-teman.
Oke, cerita tentang laptop rusak selesai, kita beralih ke cerita sesi lainnya :) Oia, sekitar sebulan yang lalu aku mengikuti kegiatan yang diselenggarakan LPPM IPB dengan nama kegiatan IPB Goes To Field (IGTF) 2013 yang intinya hampir sama dengan kegiatan KKP yang menjadi beban SKS bagi beberapa departemen di IPB, bedanya peserta IGTF ini adalah peserta sukarela atau volunteer yang tidak masuk SKS. Tentang bagaimana kegiatan yang berlangsung tiga minggu ini insyaAllah akan aku ceritakan di postingan yang berbeda. Intinya adalah saat aku mengikuti kegiatan IGTF ini aku ditempatkan di Banjarnegara, tepatnya di desa Glempang yang susah koneksi internet lewat modem dan laptop. Jurnal harian kegiatan yang sudah aku tuliskan dan siap posting akhirnya terbengkalai akibat susahnya koneksi. Untuk mengirim email saja susahnya minta ampun, harus lewat hp biar bisa dikirim. Lewat dari kegiatan IGTF aku pulang ke kampung halaman di Madura, koneksi internet di rumah tidak terlalu sulit, tapi satu yang membuat aku tetap tidak bisa koneksi internet yakni laptopku yang entah kenapa seolah bermusuhan dengan modemku, gak bisa connect. Okelah, sepertinya memang harus direparasi lagi laptopku itu, hehe :p
Wah, ternyata aku sudah cerita panjang kali lebar ya, gak bosan kan bacanya? #halah sudah tiga minggu ini aku dirumah, kerjaan dirumah gak jauh-jauh dari yang namanya makan (buka dan sahur, kan lagi puasa :p), ngerujak, nyapu rumah, nyuci, bantuin ibu masak, dan tidur, hehe… Kalau sudah dirumah rasanya mau ngapa-ngapain itu males banget, alhasil jadi gabut deh, apalagi di Madura itu panas banget. Sebenarnya sih panasnya gak jauh beda dari Bogor, bedanya panas di Madura itu bikin kulit jadi kering banget, ditambah angin kenceng yang bukannya malah bikin adem tapi malah bikin tambah panas, udah gak ngerti deh cuaca di madura ini, jauh beda sama tiga tahun lalu sebelum aku pindah ke Bogor buat kuliah. Oia, kemarin juga bapak dan ibu abis panen padi, jadinya halaman depan rumah penuh dengan padi yang dijemur, nambah panas suasana dirumah plus ancaman gatal-gatal, tapi berhubung dulu aku udah biasa jemur padi jadi gak terlalu masalah. Kegiatan diluar rumah juga gak terlalu banyak aku kerjain, gak sebanyak tahun lalu yang hampir tiap hari keluar rumah. Ada kegiatan Bedug SMANSA, yakni kegiatan bakti sosial dan buka puasa bersama yang dilakukan oleh para alumni SMAN 1 Pamekasan dari empat angkatan terakhir. Tahun lalu kegiatan ini juga dilakukan, tapi hanya dari angkatanku saja yakni angkatan 2007 dan sudah pernah aku posting di sini. Acaranya berlangsung tiga hari, dua hari baksos di desa, hari terakhir bagi-bagi takjil dipusat kota dan buka puasa bersama alumni di aula sekolah. Sebenarnya aku jadi panitia dalam acara tersebut, tapi aku hanya berkesempatan ikut dua kali rapat dan dua hari pertama kegiatan karena beberapa alasan. Allhamdulillah kegiatan itu berjalan dengan lancar dan cukup sukses.
Sedikit kejadian menegangkan sehari sebelum lebaran yang aku alami. Sore hari sambil ngabuburit aku nganterin adik-adikku ke pusat kota buat main disana. Ada penyewaan scooter dan becak semacam odong-odong dimana penumpangnya yang empat orang sama-sama ngegowes. Awalnya adik-adik main scooter dan mereka bermain aman-aman saja, tapi saat mereka naik itu odong-odong, tabrakan pun terjadi. Sebenarnya sih gak terlalu parah, karena yang ditabrak sama itu odong-odong adalah sepeda motor yang sedang parkir. Namanya juga anak-anak, yang nyetir alias adikku lupa mana rem sedangkan penumpang yang lain yakni adik sepupu malah menggowes dengan cepat. Motor yang ditabrak juga gak rusak-rusak amat, hanya tergores dibagian depannya saja,  tapi pemiliknya ngotot minta ganti rugi untuk mengganti bagian depan motornya, ya jelas aja aku nolak, tergores dikit aja minta diganti semua, kan lumayan mahal itu bagian motor. Entahlah, masalah itu bisa terselesaikan dengan bantuan si pemilik odong-odong yang mengambil alih masalah. Bukannya mau lari dari tanggung jawab, tapi karena pemilik motor gak bisa diajak kompromi jadinya aku hanya meninggalkan uang ganti rugi ke pemilik odong-odong untuk disampaikan ke pemilik motor dan aku disuruh pulang olehnya. Belum selesai keterkejutanku akibat insiden tabrakan itu, sesampainya dirumah aku dapat kabar bahwa ipar mbakku meninggal dunia, jantung jadinya berdetak gak karuan. Saat adzan berkumandang, aku yang biasanya semangat berbuka puasa bareng keluarga jadi lemas dan gak nafsu makan. Gak cuma aku tapi seluruh keluarga di rumah juga jadi banyak pikiran. Pertama kali neh ngalamin kejadian kematian keluarga di malam lebaran, tapi kami hanya yakin bahwa apa yang terjadi adalah suratan dari-Nya.
Yah, dengan berbagai suka dan duka yang aku alami ini pasti ada hikmah yang terkandung didalamnya. Hanya bisa berdo’a semoga diri ini bisa kembali fitri, menjadi pribadi yang baru dengan belajar dari pengalaman-pengalaman berbagai peristiwa yang terjadi tersebut. Amin…


Masih dalam suasana lebaran kan ya? Taqobbalallahu minna wa minkum,, minal aidzin wal faidzin,, mohon maaf atas khilaf  dan salah diantara kita, semoga Allah menerima amal ibadah kita dan mempertemukan kita dengan ramadhan berikutnya… Amin…

Iedul Mubarok 1434 H


Menjejak luasnya Cakrawala Biru
~yuli astutik~

1 komentar:

Unknown mengatakan...

Heee... banyak cerita yang baru kesampaikan sekarang, ya, Yul? Mohon maaf lahir batin juga ya... :)