Selasa, 10 Juli 2012

Adakah yang masih bisa dibanggakan dari Indonesia???


Adakah yang masih bisa dibanggakan dari Indonesia? Pertanyaan itu mengusik hati dan pikiran kau muda di tengah hiruk-pikuk sosial politik di Tanah Air.

Kalimat diatas adalah petikan kalimat yang saya ambil dari sebuah artikel koran K*MP*S hari minggu kemaren. Pertanyaan tersebut menurut saya menggelitik dan seolah menyudutkan bangsa Indonesia. Tapi jangan salah sangka, itu hanya sebagai sub-judul yang memang disengaja untuk membangkitkan emosi para pembaca koran saja, karena sejatinya judul dari artikel tersebut adalah “Mereka Bangga Indonesia”. Ini dia petikan kalimat lengkap dari paragraf sub-judul  artikel tersebut:
Adakah yang masih bisa dibanggakan dari Indonesia? Pertanyaan itu mengusik hati dan pikiran kau muda di tengah hiruk-pikuk sosial politik di Tanah Air. Jawabannya: ada. Itu adalah kebudayaan, tradisi musiknya.
Memang begitulah Indonesia. Bangsa ini kaya akan budaya yang sangat beragam, mulai dari musik, senjata tradisional, baju tradisional, tari tradisional, dan tradisi lain yang berbeda dari setiap daerahnya. Kalian juga pasti setuju jika budaya menjadi jawaban dari pertanyaan diatas.
Sedikit bercerita tentang artikel yang saya maksud diatas. Artikel ini khususnya menceritakan tentang tradisi musik dan alat musik tradisional yang ada di Indonesia. Baru-baru ini terselenggaran perhelatan Kretakencana World Music Festival di Colomadu, Karanganyar, Jawa Tengah. Perhelatan tersebut menampilkan beberapa grup musik yang memainkan lagu-lagu tradisional dengan alat-alat musik yang juga tradisional. Tidak hanya itu, ada juga yang memainkan genre lagu yang sedang populer saat ini, tentu saja di dalamnya sudah ada elemen-elemen musik tradisional. Perpaduan tersebut dirasa  bisa disukai oleh kam muda zaman sekarang yang hampir melupakan musik tradisional Indonesia.
Beberapa grup musik yang tampil dalam acara perhelatan tersebut adalah Sound of Hanamangke, Belawan dan Ethnic Fusion, Kelompok Angklung Paglak, Ensamble I La Galigo, dan masih banyak lagi tokoh musik tradisional Indonesia. Satu diantara tokoh tersebut mengatakan bahwa musik tradisional Indonesia bukan hanya bisa dibanggakan di Indonesia saja, karena apresiasi yang sangat besar dan perasaan lebih dihargai ia dapat ketika ia tampil di luar negeri, utamanya Eropa. Sedangkan di dalam negeri, harga musik tradisional masih kalah saing dengan genre musik zaman sekarang seperti jazz, pop, rock, dan lainnya.
Budaya Indonesia tidak hanya dari musik tradisional saja tentunya. Beragam budaya terhampar dari Sabang sampai Merauke yang jumlahnya sangat banyak, mungkin itu yang membuat pemuda melupakan tradisinya, karena mereka bingung tradisi mana yang harus mereka lestarikan. Ah, itu hanya pikiran selintas saya saja yang tidak perlu ditanggapi karena memang sedikit ngaco. Tradisi tak perlu dipilih yang mana yang harus dilestarikan dan mana yang akan dibiarkan kan? Semua tradisi harus dilestarikan oleh para penerus bangsa yang disini adalah pemuda. Memang zaman sekarang beda dengan zaman dulu. Sekarang semua hal serba praktis dan instan berbeda dengan masyarakat dulu yang amat sangat menghargai proses. Pemuda sekarang mana mau belajar alat musik tradisional yang mempelajari untuk jadi amatiran aja susah, gimana mau jadi ahli yang harus melestarikan? Sedangkan saat ini sudah ada gitar atau piano yang mungkin lebih gampang dimainkan, meskipun saya akui sebenarnya alat musik modern pun tidak mudah dipelajari, tapi untuk mendengarkan musik tidak perlu capek-capek main alat musik sendiri, tinggal putar di tape recorder, laptop, atau bahkan hp. Contohnya tidak usah muluk-muluk, yang paling dekat adalah tentu saja diri saya sendiri yang sampai saat ini belum bisa memainkan alat musik apapun, jangankan alat musik tradisional, alat musik modern pu juga tidak tau.
Selain musik ada juga tarian tradisional, gak usah ditanya saya juga gak bisa tari tradisional daerah saya, malahan saya gak tau seperti apa tarian daerah saya yang bernama “Tari Pecot” itu #plak... Pecot dalam bahasa Indonesia artinya pecut,  benda yang biasanya dipakai untuk memukul sapi atau kerbau saat karapan atau membajak sawah. Yah, saya memang sekalipun belum pernah menyaksikan pentas Tari Pecot karena pementasan untuk tari tersebut jarang bahkan mungkin tidak pernah. Saya hanya mendengar bahwa ada tari tradisional Madura tersebut dari bebarapa orang saja.
Lagi-lagi budaya bukan hanya musik dan tarian saja bukan? Bahkan bahasa juga merupakan sebuah budaya bangsa dan Indonesia memiliki banyak ragam bahasa daerah atau mungkin disebut bahasa ibu. Selain itu ada juga upacara adat dan pertandingan-pertandingan tradisional khas suatu daerah, seperti Karapan Sapi yang ada di daerahku. Masih banyak bentuk budaya lain di setiap daerah, bahkan mitos dari setiap daerah juga merupakan sebuah budaya yang menjadi ciri khas dari daerah tersebut.
Ngomongin masalah budaya setiap daerah, saya jadi tertantang untuk menelusuri jejak-jejak budaya dari daerah saya, Madura. Kebetulan selama liburan Ramadhan kali ini saya full sebulan di Madura, jadi akses untuk menelusuri jejak kebudayaan akan lebih gampang. Nah, bagaimana dengan kalian? Tidakkah juga tertantang untuk menelusuri jejak budaya di daerah kalian masing-masing? :D
Mulai dari sekarang, marilah kita menjadi pemuda yang belajar untuk menghargai budaya kita sendiri. Belajar untuk bangga dengan budaya.
Belajar untuk bangga Indonesia.

Meniti Jejak-Jejak Cinta Cakrawala Biru
---Yuli Astutik---

0 komentar: