Adakah
yang masih bisa dibanggakan dari Indonesia? Pertanyaan itu mengusik hati dan
pikiran kau muda di tengah hiruk-pikuk sosial politik di Tanah Air.
Kalimat diatas adalah petikan kalimat yang saya ambil dari sebuah artikel koran K*MP*S hari minggu kemaren. Pertanyaan tersebut menurut saya menggelitik dan seolah menyudutkan bangsa Indonesia. Tapi jangan salah sangka, itu hanya sebagai sub-judul yang memang disengaja untuk membangkitkan emosi para pembaca koran saja, karena sejatinya judul dari artikel tersebut adalah “Mereka Bangga Indonesia”. Ini dia petikan kalimat lengkap dari paragraf sub-judul artikel tersebut:
Adakah
yang masih bisa dibanggakan dari Indonesia? Pertanyaan itu mengusik hati dan pikiran
kau muda di tengah hiruk-pikuk sosial politik di Tanah Air. Jawabannya: ada.
Itu adalah kebudayaan, tradisi musiknya.
Memang
begitulah Indonesia. Bangsa ini kaya akan budaya yang sangat beragam, mulai
dari musik, senjata tradisional, baju tradisional, tari tradisional, dan
tradisi lain yang berbeda dari setiap daerahnya. Kalian juga pasti setuju jika
budaya menjadi jawaban dari pertanyaan diatas.
Sedikit
bercerita tentang artikel yang saya maksud diatas. Artikel ini khususnya
menceritakan tentang tradisi musik dan alat musik tradisional yang ada di
Indonesia. Baru-baru ini terselenggaran perhelatan Kretakencana World Music
Festival di Colomadu, Karanganyar, Jawa Tengah. Perhelatan tersebut menampilkan
beberapa grup musik yang memainkan lagu-lagu tradisional dengan alat-alat musik
yang juga tradisional. Tidak hanya itu, ada juga yang memainkan genre lagu yang
sedang populer saat ini, tentu saja di dalamnya sudah ada elemen-elemen musik
tradisional. Perpaduan tersebut dirasa
bisa disukai oleh kam muda zaman sekarang yang hampir melupakan musik
tradisional Indonesia.
Beberapa
grup musik yang tampil dalam acara perhelatan tersebut adalah Sound of Hanamangke, Belawan dan Ethnic Fusion, Kelompok Angklung Paglak, Ensamble I La
Galigo, dan masih banyak lagi tokoh musik tradisional Indonesia. Satu diantara
tokoh tersebut mengatakan bahwa musik tradisional Indonesia bukan hanya bisa
dibanggakan di Indonesia saja, karena apresiasi yang sangat besar dan perasaan
lebih dihargai ia dapat ketika ia tampil di luar negeri, utamanya Eropa.
Sedangkan di dalam negeri, harga musik tradisional masih kalah saing dengan
genre musik zaman sekarang seperti jazz, pop, rock, dan lainnya.
Budaya
Indonesia tidak hanya dari musik tradisional saja tentunya. Beragam budaya
terhampar dari Sabang sampai Merauke yang jumlahnya sangat banyak, mungkin itu
yang membuat pemuda melupakan tradisinya, karena mereka bingung tradisi mana
yang harus mereka lestarikan. Ah, itu hanya pikiran selintas saya saja yang
tidak perlu ditanggapi karena memang sedikit ngaco. Tradisi tak perlu dipilih
yang mana yang harus dilestarikan dan mana yang akan dibiarkan kan? Semua
tradisi harus dilestarikan oleh para penerus bangsa yang disini adalah pemuda.
Memang zaman sekarang beda dengan zaman dulu. Sekarang semua hal serba praktis
dan instan berbeda dengan masyarakat dulu yang amat sangat menghargai proses.
Pemuda sekarang mana mau belajar alat musik tradisional yang mempelajari untuk
jadi amatiran aja susah, gimana mau jadi ahli yang harus melestarikan?
Sedangkan saat ini sudah ada gitar atau piano yang mungkin lebih gampang
dimainkan, meskipun saya akui sebenarnya alat musik modern pun tidak mudah
dipelajari, tapi untuk mendengarkan musik tidak perlu capek-capek main alat
musik sendiri, tinggal putar di tape recorder, laptop, atau bahkan hp.
Contohnya tidak usah muluk-muluk, yang paling dekat adalah tentu saja diri saya
sendiri yang sampai saat ini belum bisa memainkan alat musik apapun, jangankan
alat musik tradisional, alat musik modern pu juga tidak tau.
Selain
musik ada juga tarian tradisional, gak usah ditanya saya juga gak bisa tari
tradisional daerah saya, malahan saya gak tau seperti apa tarian daerah saya
yang bernama “Tari Pecot” itu #plak... Pecot dalam bahasa Indonesia artinya
pecut, benda yang biasanya dipakai untuk
memukul sapi atau kerbau saat karapan atau membajak sawah. Yah, saya memang
sekalipun belum pernah menyaksikan pentas Tari Pecot karena pementasan untuk
tari tersebut jarang bahkan mungkin tidak pernah. Saya hanya mendengar bahwa
ada tari tradisional Madura tersebut dari bebarapa orang saja.
Lagi-lagi
budaya bukan hanya musik dan tarian saja bukan? Bahkan bahasa juga merupakan
sebuah budaya bangsa dan Indonesia memiliki banyak ragam bahasa daerah atau
mungkin disebut bahasa ibu. Selain itu ada juga upacara adat dan
pertandingan-pertandingan tradisional khas suatu daerah, seperti Karapan Sapi
yang ada di daerahku. Masih banyak bentuk budaya lain di setiap daerah, bahkan
mitos dari setiap daerah juga merupakan sebuah budaya yang menjadi ciri khas
dari daerah tersebut.
Ngomongin
masalah budaya setiap daerah, saya jadi tertantang untuk menelusuri jejak-jejak
budaya dari daerah saya, Madura. Kebetulan selama liburan Ramadhan kali ini
saya full sebulan di Madura, jadi akses untuk menelusuri jejak kebudayaan akan
lebih gampang. Nah, bagaimana dengan kalian? Tidakkah juga tertantang untuk
menelusuri jejak budaya di daerah kalian masing-masing? :D
Mulai
dari sekarang, marilah kita menjadi pemuda yang belajar untuk menghargai budaya
kita sendiri. Belajar untuk bangga dengan budaya.
Belajar untuk bangga Indonesia.
Meniti Jejak-Jejak Cinta Cakrawala Biru
---Yuli Astutik---
0 komentar:
Posting Komentar