Selasa, 16 Agustus 2011

Hanya Kata Maaf yang Bisa Aku Ucapkan...


Ketika di awal aku melihat pengumuman itu, aku bersegera membuka blognya dan mencetak lembar formulir pendaftarannya. Keinginanku untuk ikut serta berkontribusi dalam kepanitiaan ini sudah tertanam sejak setahun yang lalu, saat itu aku menjadi salah satu peserta dalam kegiatan itu.
Sebuah perasaan yang tak bisa aku ungkapkan dengan kata-kata ketika acara itu berakhir, kesan yang sangat membuatku senang. Merasa bahwa acara yang aku ikuti saat itu merupakan acara yang paling akan aku kenang selama hidup. Acara yang begitu bermanfaat dan begitu membuatku sangat bangga mengikutinya.
Saat aku mengisi formulir pendaftaran kepanitiaan itu, aku kebingungan saat harus memilih divisi mana yang akan aku ikuti, meskipun sebenarnya dari awal aku tertarik pada kepanitiaan ini aku cenderung kepada dua divisi pilihan yang menurutku memang cukup bagus. Dua divisi inilah yang sebenarnya membuatku dulu tertarik ikut kepanitiaan ini, karna dua divisi inilah yang terjun langsung ke lapangan untuk mengatur dan menurutku juga jadi penentu berhasil atau tidaknya acara ini. Itu pendapatku dulu, berbeda dengan sekarang, meski ada dua divisi itu tapi tak ada divisi yang lain, acara ini takkan pernah bisa ada.
Dalam formulir itu ada dua pilihan yang harus aku tuliskan, pastinya kedua pilihan itu adalah dua divisi yang aku inginkan dulu. Hanya saja saat itu aku bingung divisi manakah yang harus aku jadikan pilihan pertama sebagai prioritas. Tapi pada akhirnya aku memilih salah satu divisi yang menurut banyak teman-temanku cocok untuk aku ikuti. Menurutku pun, mungkin ini cocok, dan lewat divisi inilah aku ingin belajar.
Kepanitiaan itu adalah kepanitiaan terbesar yang ada di IPB. Yah, kepanitiaan itu adalah kepanitiaan untuk Masa Perkenalan Kampus Mahasiswa Baru Angkatan 48 (MPKMB 48) IPB. Dan untuk kepanitiaan itu aku memilih masuk menjadi divisi Komisi Disipilin (Komdis). Mungkin divisi itu adalah divisi yang akan banyak tidak disukai oleh para mahasiswa baru IPB nantinya, tapi ada dorongan kuat untuk aku lebih memilih divisi Komdis ini daripada divisi Penanggung jawab kelompok (PJK). Di formulir itu ditanyakan apa alasanku mengikuti kepanitiaan ini dan memilih divisi yang aku jadikan pilihan pertama. Di situ aku tuliskan bahwa aku ingin menjadikan angkatan 48 menjadi angkatan yang lebih baik dari pada angkatanku dan kenapa aku memilih divisi komdis karena aku merasa aku pantas. Selain itu alasanku juga karena ingin belajar, bukan hanya belajar untuk mendisiplinkan adi-adik angkatan 48, tetapi juga belajar untuk lebih mendisiplinkan diri-sendiri.
Keinginan itu terwujud saat aku melihat pengumuman di mading asrama tanggal 18 Mei 2011, aku menjadi salah satu anggota dari divisi Komdis. Senang? Amat sangat. Saat itu aku merasa pintu perubahan untukku sedikit terbuka, akan banyak sekali pembelajaran yang akan aku dapatkan setelah ini, aku yakin itu. Di luar hal itu, banyak teman-temanku yang bertanya, “Yul, jadi panitia MPKMB ya? Jadi apa?”. Aku hanya tersenyum sambil menjawab, “Coba tebak!”. Setiap dari mereka pasti menjawab, “Pasti jadi Komdis!”. Yah jawaban mereka tepat. Aku lalu berfikir, apakah sedemikian terlihat bahwa mukaku adalah muka-muka seorang komdis? Aku hanya tertawa sendiri dalam hati.
Lalu, hari-hari sebagai panitia MPKMB pun dimulai. Malam itu 20 Mei 2011, saat RG pertama panitia MPKMB, para anggota komdis dikumpulkan di node ARL, dan di saat itulah kebersamaan kami dimulai. Tak hanya itu, tetapi juga berbagai kesibukan, latihan, serta mulai tercipta rasa kekompakan serta persaudaraan yang amat sangat kuat. Latihan rutin setiap hari senin dan kamis sore kami jalani. Dalam keadaan berpuasa sunnah kami lari keliling lapangan belakang gymnasium sebanyak dua kali putaran, push-up, sit-up, lalu sharing, dan setelah kumandang adzan terdengar kami berbuka puasa bersama walau hanya dengan air dan gorengan, saling berbagi dengan yang lupa tidak membawa bekal berbuka, rasanya sungguh lebih nikmat dari makan makanan selezat apapun.
Sebelum latihan rutin itu dimulai, pertama kali kami melakukan rapat divisi, saat itu di belakang gymnasium pukul 05.30 wib. Kami kembali mengenal lebih dekat setelah pertemuan pertama. Qiyamuddin Rabbani sebagai kepala divisi, Nur Hepsanti Hasanah atau Happy sebagai sekretaris divisi, serta anggota divisi komdis lainnya. Kabar terbaru saat itu adalah, nama divisi komdis akan dirubah menjadi divisi KPK atau Komisi Penegak Kedisiplinan. Entah dengan alasan apa nama divisi itu dirubah tak menjadi masalah bagi kami. Malah kami senang, karena dengan perubahan nama ini kami berharap sistem yang dikerjakan oleh kami nantinya sebagai penegak kedisiplinan bisa berjalan dengan baik, lebih baik dari dulu, dan tentu saja berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Karna kamilah agen pembaharu. Saat itu, terciptalah jargon kebanggan kami, yang saat kami teriakkan jargon itu, membuat kami sendiri merinding mendengarnya. Dengan harapan semoga jargon ini benar-benar tertanam dalam diri kami.
KOMDIS! SIGAP, TEGAS, KUAT!
KPK! SIAP!
Saat radiv kedua, terpilihlah lima kapten yang akan menjadi pemimpin di setiap garda. Nugraha Ramadhan, Abdul Basith Hermanianto yang akhirnya digantikan oleh Muhammad Takbir, Teuku Muhammad Al-Kautsar, Nurrahman, dan Achmad Alkadri. Saat itu pula ada pemilihan bendahara divisi dan aku menjadi sebagai yang terpilih. Yah, aku menjadi bendahara divisi KPK yang membuatku mulai dipusingkan dengan urusan keuangan KPK. Sejak saat itu pula, aku sering ikut rapat dangan kadiv, sekdiv, serta para kapten untuk membahas masalah latihan rutin divisi KPK, tentang SOP panitia dan peserta, juga tentang alur mobilisasi peserta saat hari H nanti. Hal itu membuatku sering menginap di rumah Hepi untuk dimintai bantuan mengerjakan tugas divisi, tapi yang ada aku malah lebih banyak mengacaukan kayaknya. :p
Dan di latihan-latihan serta pertemuan-pertemuan divisi yang rutin dilakukan oleh KPK, aku mendapat julukan baru yang dilontarkan oleh Bani. “Yak teman-teman, sebelum kegiatan kali ini berakhir, mungkin ada yang ingin disampaikan oleh Yuli, yang mungkin akan jadi perusak suasana bagi kalian”, mungkin seperti itu kata-katanya waktu itu (aku agak lupa) dengan wajah yang sambil cengar-cengir. Intinya dia bilang bahwa aku adalah perusak suasana kesenangan anak-anak KPK. Aku tahu kalau dia hanya bercanda, jadi hanya aku tanggapi dengan muka ngambek yang dibuat-buat, meskipun jujur aku merasa tak nyaman dengan kata-kata Bani itu. Mungkin Bani benar, karena setiap kali aku ingin menyampaikan sesuatu, itu pasti berhubungan dengan keuangan seperti saat aku menagih uang roselt dan uang kaos. Aku bak jadi rentenir pagi-pagi bagi anak-anak KPK dan merusak kesenangan mereka. Tak masalah bagiku, yang penting tak ada masalah di keuangan KPK.
Kegiatan demi kegiatan dilakukan untuk melatih kemampuan kami, baik fisik, baris-berbaris, cara memberikan instruksi, serta public speaking yang baik. Kegiatan rutin yang kami jalani telah benar-benar mempererat tali persaudaraan kami. Tak ada lagi rentang penghalang antar sesama anggota KPK, semuanya sudah seperti saudara sendiri. Dan akupun terlanjur tenggelam dalam setiap suasana bersama mereka. Terbersit dihati bagaimana ketika kepanitiaan berakhir, akankah persaudaraan ini juga akan berakhir? Semoga tidak.
Saat sosialisasi MPKMB 1, aku bertugas memobilisasi peserta dari asrama A5 dan C4 Sylva. Pagi itu aku mulai bertugas sebagai seorang KPK, rasanya gak karuan. Aku takut melakukan kesalahan ketika melakukan tugas. Tapi semuanya berjalan dengan lancar, berkat bantuan dari semua teman-teman KPK. Tak sedikit dari kami yang melakukan kesalahan, tapi tak sedikit pula dari kami yang memberikan kinerja terbaik kami seharian itu. Meskipun kaki rasanya sangat ngilu, sampai anak-anak KPK minta kaki cadangan untuk sosialisasi esok hari :p, kami sungguh merasa senang bisa melaksanakan tugas kami sebagai KPK dengan baik serta tak mendapat citra buruk dari para peserta. Sosialisasi MPKMB 2 dan 3 telah kami lakukan, juga dengan memberikan kinerja terbaik kami. Rasa lelah kami terbayar dengan banyaknya peserta yang sangat mengapresiasi kegiatan ini, serta sedikit peserta yang melakukan kesalahan.
Menjelang puncak acara MPKMB, banyak sekali perubahan yang terjadi. Seperti perubahan tempat acara dan teknis acara. Hal itu membuat semua panitia kelimpungan. Tim PDD harus membuat dekorasi ruangan ulang. Acara harus merevisi juklak dan juknis. KPK lagi-lagi harus mengubah alur mobilisasi peserta, baik untuk mobilisasi berangkat dan pergi, serta mobilisasi untuk games outdoor. Terlihat semburat kelelahan dari wajah setiap panitia, tapi semangat dan keikhlasan mereka terpancar jelas mengalahkan rasa lelah itu. Begitu juga semangat kami dari KPK, akan selalu membara untuk memberikan yang terbaik bagi adik-adik kami angkatan 48.
11 Agustus 2011
Upacara Pembukaan MPKMB 48
Lapangan Gymnasium IPB
Upacara pembukaan MPKMB angkatan 48 dimulai jam 08.00 wib. Di buka langsung oleh Rektor IPB Dr. Ir.Herry Suhardianto M.Sc. Acara dilanjutkan di Graha Widya Wisuda IPB, dimulai dengan kata-kata sambutan dan sedikit pidato dari Pak Rektor, pengenalan UKM dan acara yang lainnya. Di akhir ada evalusi yang dilakukan oleh KPK, terasa menggantung dan tidak ada gregetnya memang, tapi semoga untuk selanjutnya lebih baik, yang penting kami benar-benar memberikan esensi yang baik dan benar.
12 Agustus 2011
MPKMB hari ke-II
Graha Widya Wisuda
Menghadirkan mantan menteri serta Menteri Pertanian Indonesia. Begitu banyak ilmu yang ingin kami berikan kepada adik-adik 48. Tapi ternyata begitu banyak dari mereka yang tak menghargai kerja keras kami. Mereka banyak yang tertidur saat Pak Menteri menyampaikan materi, tak ada sedikitpun penghargaan dari mereka kepada pembicara. Tak hanya itu, kami pun mendapat kabar dari berbagai pihak bahwa mereka banyak yang menjelek-jelekkan kami serta menghina kami sebagai KPK. Mereka menganggap kami sebagai tukang parkir dan lainnya yang terkesan menghina kami. Tapi kami tau, ini memang sudah menjadi resiko kami sebagai KPK. Untuk evaluasi kami merencanakan sebuah skenario untuk melepas ban PJLT karena mereka gagal mendidik etika adik-adiknya. Yah, skenario itu memang disusun secara dadakan sebelum evaluasi, tapi itu bukanlah akting kami. Itu benar-benar terjadi, bukan hanya PJLT yang merasa kecewa kepada peserta, kamipun sebenarnya merasa kecewa karna ternyata kami pun gagal mendidik mereka, karena etika mereka masih buruk.
Saat sore hari, acara buka puasa bersama laskar. Karna ban PJLT dilepas yang artinya PJLT dibebastugaskan, maka kamilah sebagai KPK yang memulai acara. Di laskarku, laskar 17, PJLT mengadukan bahwa adik-adik banyak yang meminta maaf atas kelakuan mereka, tetapi ada satu orang yang membuat salah seorang PJLT merasa kesal sekaligus sedih. Satu anak itu benar-benar tak menggunakan etika saat mengirimkan sms, menuduh PJLT yang macam-macam. Di sore itulah aku dan Iman, rekan KPK laskar 17, memberikan berbagai ceramah dan menyampaikan berbagai esensi dari apa yang kami lakukan, serta sedikit mendidik mereka tentang etika sebagai seorang mahasiswa. Kami hanya berharap apa yang kami sampaikan benar-benar bisa mereka renungkan dan mereka terapkan dalam kehidupan mereka. Pada akhirnya kami mengembalikan tugas teman PJLT sebagai pengayom adik-adik kami.
MPKMB hari ke-III
13 Agustus 2011
Graha Widya Wisuda
Dari pagi hari hingga sore, para peserta mengikuti kegiatan MPKMB. Dimulai dari pengenalan UKM, AMT, pembacaan ikrar pertanian, evaluasi, games outdoor, B-Spirit, dan diakhiri dengan penutupan yang spektakuler. Yah, penutupan MPKMB kali ini benar-benar spektakuler. Lagi-lagi kami membuat skenario untuk evaluasi hari terakhir, tapi sekali lagi, ini bukanlah akting. Kami benar-benar merasa kecewa atas banyak kejadian tak beretika yang adik-adik 48 lakukan. Kami benar-benar meluapkan emosi kami, tapi kami masih ada dalam koridor yang seharusnya, kami tidak bertindak karena rasa benci kami, kami bertindak atas rasa sayang kami, agar adik-adik kami menjadi generasi bangsa yang dapat di banggakan.
Kami memang pergi dari area lapangan gymnasium dengan membawa rasa kesal dan kecewa kami, tapi kami masih ingin memberikan persembahan terbaik kami pada adik-adik kami. Menunggu saat Diki menyampaikan beberapa pesan untuk 48 hingga akhirnya ketika mereka diperintahkan untuk berbalik badan dan menutup mata. Kami tak menghiraukan tas kami yang langsung kami lempar, entah seperti apa posisinya. Berlari menuju barisan terdepan panitia, di belakang para peserta menunggu alunan musik theme song MPKMB 48. Saat musik terdengar, akhirnya senyum keceriaan bisa kami tampilkan kepada adik-adik kami. Mereka melihat kami, KPK dan seluruh panitia berbaris di depan mereka dengan senyuman, serta mempersembahkan gerakan theme song MPKMB dengan kocaknya. Begitu bahagia saat melihat tawa adik-adik, lambaian ombak caping dan loncatan-loncatan kegembiraan mereka, begitu terharunya kami melihat adik-adik mengucapkan maaf dan terimakasih atas semua yang telah kami lakukan. Rasa lelah ini serasa sirna begitu saja dengan apresiasi mereka yang begitu besar menghargai kami.
Terima kasih adik-adikku Sahabat Tani 48, jadilah generasi terbaik IPB, jadilah pemimpin-pemimpin bangsa yang akan memajukan pertanian Indonesia serta bangsa Indonesia. T.T
13 Agustus 2011
Sekitar pukul 20.00
Pelataran Graha Widya Wisuda
Kami Divisi Komisi Penegak Kedisiplinan (KPK) MPKMB 48 berkumpul membentuk sebuah lingkaran setelah sebelumnya kami berfoto-foto menampilkan keceriaan bahkan keautisan kami. Haru mendera saat beberapa anak KPK menyampaikan kesan-kesan selama berada dalam kepanitiaan ini, bersama seluruh keluarga KPK. Rasanya kepanitiaan ini, keluarga ini, baru kemarin terbentuk, baru kemarin kami saling mengenal, hingga sekarang telah selesai tugas kami. Hepi menyampaikan berbagai kesannya sambil menangis bahagia karna misi kami sukses, serta sedih karena kebersamaan kita ini akan hilang seiring berjalannya waktu. Serta penutup dari Pak Komandan Bani yang meyakinkan kami bahwa kebersamaan ini takkan pernah hilang, karna kami akan tetap menjadi saudara. Yah, Ia benar, karna aku pun yakin persaudaraan ini akan tertanam jauh dalam lubuk hati.
Kawan, malam itu aku terdiam, tak tahu harus menyampaikan apa pada kalian semua. Menangis haru pun aku tak bisa. Begitu sangat ingin aku mengucapkan banyak terima kasih serta minta maaf, tapi lidahku seolah kelu, lisanku tak dapat berkata apa-apa. Aku benar-benar campur aduk, antara rasa bahagia, haru, dan sedih.
Terbayang lagi saat-saat bersama kalian tiga bulan terakhir ini. Aku seolah diseret dalam kenangan-kenangan indah beberapa waktu yang lalu. Saat latihan rutin, lari bareng, push-up dan sit-up bareng, buka puasa bersama, rapat serta makan bersama BPH KPK, foto-foto narsis n autis KPK, upgrading, ketawa-ketiwi bereng, latihan gerakan theme song dan bercerita ala Opera Van Java yang baru kemarin kita lakukan. Semua kenangan-kenangan itu takkan pernah terlupa. Seperti persaudaraan kita yang takkan pernah lekang di telan zaman, amin.
Terima kasih kawan atas persaudaraan ini, atas banyak pembelajaran yang kalian berikan. Maaf telah menjadi perusak suasana bagi kalian, menjadi seorang yang terkadang tak bisa mengerti kalian, menjadi seorang yang maunya sendiri, menjadi orang yang ceplas-ceplos, terkadang bicara tanpa dipikirkan terlebih dahulu, menjadi orang yang selalu menegur dan sok mengatur, padahal dirinya sendiri melakukan banyak kesalahan. Sekali lagi hanya kata maaf yang bisa aku berikan kepada kalian, seluruh anggota KPK MPKMB 48, atas kesalahan-kesalahanku. Khususnya kepada teman-teman Garda 3. Maaf ya Iman, seringkali aku mendominasi di laskar. Maaf ya Kautsar, sering kali aku menegur kamu karena suara dan ketegasanmu yang kurang, padahal kalau saja aku ada di posisi kamu, aku juga belum tentu bisa melakukan apa yang aku katakan itu. Aku minta maaf ya kawan atas semua kelalaian dan kesalahanku.
Tak terlupa, terima kasih dan mohon maaf yang sebesar-besarnya kepada Happy atas sikapku yang terkadang childish, suka mengeluh, dan tak sabaran. Juga pada Bani yang mungkin sering kesal pada sikap dan tingkah laku ku selama menjadi bendahara atau BPH KPK. Terima kasih dan permintaan maaf yang tak terkira untuk KPK, Kelurga Paling Kompak.
Mungkin memang hanya kata maaf itu yang bisa aku ucapkan...
16 Agustus 2011
H+3 MPKMB 48
Rasanya aku ingin sekali pagi tadi pergi ke GWW sebelum pukul 05.15 wib. Tapi MPKMB 48 telah usai, meskipun euforianya masih kental dalam hati. Ingin rasanya mendengar teriakan Sahabat Tani 48. Ingin pula melihat anak-anak KPK yang autis serta mendengar teriakan jargon kami yang lantang. Tapi sekali lagi, MPKMB 48 telah usai. Meskipun semangatnya masih membara di hati kami, KPK dan segenap panitia.
Note untuk KPK...
Qiyamuddin Rabbani : Komandan kita di KPK. Jujur ya, sering sebel kalo udah ngeliat Bani yang diam dengan muka yang agak ditekuk. Bikin kita jadi was-was. Maaf ya kalau aku salah (perasaan salahnya banyak banget deh ke Pak Komandan Bani nih :p), coz aku dah maapin kesalahan Bani selama ini. *loh? xD kabur...
Nur Hepsanti Hasanah : Bu Sekdiv, aku bakal jarang nih nginep di Rumah Sejahtera lagi. Jangan kangen aku ya say, ntar aku bakal sering-sering berkunjung ke RS buat nonton film lagi, hhe... :p Oiya, maaf ya kalo aku dimintain bantuan, bukannya ngebantuin, aku kadang malah mengacaukannya. *Kapan nih kita minta maaf ke satu orang itu?* ;D
Muhammad Takbir : Kapten Garda 2 n partner mobilisasi sylva. Maaf ya sering negur dan sok tahu. Makasih juga udah mau ngedengerin curcolanku yang gaje. Selain Hepi, kamu yang tau kekoplakanku di KPK, hhaha :D
Teuku Muhammad Al-Kautsar : Kapten Garda 3 yang selalu tenang. Maaf ya sering banget negur gara-gara suara n sikap ketegasan, dan juga suka jadi anak buah yang sok ngatur, semoga kamu menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Semangat....
Achmad Alkadri : Kapten Garda 5 yang garang tapi ternyata paling autis,hhe *peace Dri* Salut deh buat Kadri yang bisa memposisikan diri dengan baik selama di KPK, serta bisa menjadi seorang yang bijaksana yang bisa dijadikan contoh. Oia, pesan dariku jangan suka bikin gosip n jangan suka ngegodain orang lagi ya,,, -jleb-
Siska Cynthia : Partner garda 3 yang bertugas di laskar sebelah, laskar 18. Makasih banget ya sudah bantuin aku dulu menangani masalah keuangan KPK. Aku banyak belajar dari sikap dan ketegasan Siska, semoga kita bisa menjadi partner yang lebih baik. J
Iman Rizky Nurzaman : Partnerku di laskar 17. Maaf ya Iman, aku sering banget mendominasi di laskar. Terima kasih juga sudah bisa jadi partner yang baik dan saling membantu kekurangan satu sama lain. Semoga apa yang kita berikan kepada adik-adik laskar 17 tidak sia-sia dan benar-benar bisa mereka renungkan serta terapkan dalam kehidupan mereka... J
Hassyati Sabrina : Arin sayang, makasih ya atas begitu banyak pelajaran yang kamu berikan. Teruslah berkarya dengan sebaik-baik karya, aku yakin Arin bisa jadi penulis hebat nantinya. Makasih buat traktirannya, kapan neh yang kedua? Masih ditunggu loh, :p
Faizal Teguh Muhammad : Maaf ya Faizal kalo aku sering menegur dan sok ngatur penampilan, sebenarnya hanya menginginkan agar kita semua sesuai dengan SOP yang kita buat. Salut deh buat Faizal yang bisa tegas dan bijak dalam menghadapi semua teman-teman KPK serta seluruh peserta. Cie... yang banyak fans :D
Suwarti : Terima kasih ya Suwar atas pelajaran yang kamu berikan, kesabaran dan ketegasanmu menjadi pelajaran berharga buatku. Selalu semangat ya...
Dan untuk segenap KPK putra maupun putri. Terima kasih banyak atas semua yang telah kalian berikan. Mohon maaf yang sebesar-besarnya atas kelalaian dan kesalahanku pada kalian semua. Semoga persaudaraan kita akan terus terjalin, tak lekang di telan zaman. Buat seluruh KPK putra, jangan terlena karna banyak fans, luruskan niat, jangan mudah berbelok, konsistenlah terhadap tujuan awal kalian. Untuk KPK putri, meskipun kita gak banyak fans, semoga perjuangan kita selama menjadi KPK tidak sia-sia.
Oia, jangan panggil aku budhe lagi, hiks T.T
Perjuangan kita di MPKMB mungkin sudah selesai, tapi MPF dan MPD masih menunggu kita tahun depan. Mari tetap semangat berjuang, karna kita tak hanya dituntut disipin saat MPKMB dan MPF atau MPD, tapi kita juga dituntut bisa disiplin serta bijak dalam setiap inci kehidupan kita. Ayo kita belajar dan berjuang bersama, yakinlah kita pasti bisa.... J
Semangat...
KOMDIS! SIGAP! TEGAS! KUAT!
KPK! SIAP

0 komentar: