Minggu, 06 Mei 2012

Tentang Pemimpin dan Sebuah Tindakan


Ketika sumpah telah terucap, maka tak ada kompensasi pada setiap pelanggaran.
Ketika keputusan telah diambil, maka berpegangteguhlah pada komitmen.
Ketika konsistensi dipertanyakan, maka keprofesionalanlah yang harus di jaga.

Otakku dan tanganku yang berkoordinasi tiba-tiba saja menciptakan tiga kalimat diatas. Karna berbagai hal dan mungkin dan salah satunya adalah kejadian yang aku alami belakangan ini. Belakangan ini tiba-tiba saja aku merasa seperti jadi peneror dan pengacau.
Aku mengacaukan rapat yang riang minggu kemaren dengan berbagai permasalahan yang aku ungkapkan. Permasalahan itu berkaitan dengan komiten, keprofesionalan, dan sumpah atau janji. Jujur saja aku sudah bosan memikirkan masalah yang berlarut-larut di organisasi yang kini aku berada didalamnya. Benar-benar diabaikan dan seolah terlupakan. Malam yang ceria itu berubah jadi tegang saat aku menyampaikan segala unek-unek di akhir rapat, meskipun aku jadi puas karena mereka akhirnya ingat akan permasalahan yang seolah terlupakan itu. Dan akupun juga senang karena masalah itu menemui titik terang. Dan aku tau saat itu aku jadi pengacau, meski bagiku pengacau yang bermanfaat.
Aku pun seolah melakukan teror kepada seseorang. Seorang pemimpin yang bagus sebenarnya, hanya saja mungkin dia memang butuh seseorang untuk mengingatkan. Jadilah aku tiap waktu meng-sms dia untuk mengingatkan dan menanyakan berbagai hal. Sebelumnya dia sudah ada yang sering mengingatkan, hanya saja aku melihat orang itu terlalu lelah dalam mengingatkan karna lumayan bebalnya dia sebagai pemimpin yang kadang-kadang mengutamakan egonya. Melihat itu aku hanya ingin membantunya saja sebisaku, agar dia bisa ingat akan berbagai tugas-tugasnya sebagai pemimpin. Yah,,, hitung-hitung sebagai caraku untuk belajar menghadapi seorang pemimpin seperti dia yang selain egonya tinggi, emosionalnya juga tinggi. Bukan hal yang mudah memang, hanya saja memang harus dicoba dulu, ya kan???
Terlepas dari kedua kosa kata penggambaranku di atas, semoga saja apa yang aku lakukan ini merupakan tindakan yang benar dan menimbulkan dampak yang positif ke depannya. Manusia memang sepatutnya berusaha, terlepas dari benar atau salah, baik atau buruk, hanya Allah yang tahu.
Sekarang kita fokuskan tulisan ini pada satu kata, yaitu PEMIMPIN...
Singkat saja tentang pemimpin karena saya juga bingung kalau membahas sesuatu terlalu panjang, bertele-tele dan bahkan mungkin jadinya kemana-mana.  So, Pemimpin adalah.....
Setiap manusia adalah pemimpin. Kalimat itu benar adanya dan tak pernah bisa disanggah karna sudah termaktub dalam Al-Quran. Manusia dilahirkan sebagai khalifah di dunia. Setidaknya manusia adalah pemimpin bagi dirinya-sendiri. Dia seharusnya bisa mengatur dirinya sendiri dan mengendalikan emosinya sendiri.
Bagiku seorang pemimpin adalah sosok yang seharusnya bersahaja, bukan berkharisma. Karena ketika kebersahajaan tertanam dalam jiwa seseorang, ia akan mencipta kharisma unik yang khas tentang dirinya. Dia akan menjadi teladan bagi para anggotanya sehingga dia juga harus tampil sesempurna mungkin didepan para anggotanya, meskipun sejatinya ia memang tak sempurna karena dia memang hanyalah manusia biasa.
Pemimpin tak akan pernah takut. Dia akan menjadi orang yang paling berani dari pada yang lain dan dia juga orang yang maju pertama kali dalam menghadapi masalah. Tapi dia bukan tameng bagi anggotanya karena dia lagi-lagi bukan dewa yang punya segala bentuk kekuatan. Dia tetap seorang manusia yang memiliki titik terlemah dan kelemahan dalam dirinya.
Satu lagi, pemimpin tidak pernah mundur ataupun angkat tangan dari tugasnya. Bukanlah pemimpin jika hanya karena egonya, dia meninggalkan anggotanya yang ada dalam masalah. Manusia yang lari dari masalah adalah manusia pengecut yang tak punya harga diri dan tak patut dihargai ataupun dihormati. Sebaik-baik pemimpin adalah dia yang tetap maju dan tegar dalam menghadapi setiap permasalahan, kecil ataupun besar, dan meskipun pada akhirnya mengalami kegagalan. Dia sungguh pemimpin yang baik.
Subjektif mungkin. Tulisan ini benar terkesan subjektif karena hanya menganut satu pendapat, hanyalah pendapat-pendapatku. Karena aku ingin memiliki pemimpin seperti yang ada dalam bayanganku, seperti yang aku katakan di atas. Dan pun aku ingin menjadi pemimpin itu. Pemimpin terbaik meskipun tak sempurna.(ya)

Jejak Cinta di Tapak Batas Cakrawala Biru
-Yuli Astutik-                         

3 komentar:

Unknown mengatakan...

Hkeke... saya sendiri pernah ngelakuin yang sama kaya yang Yuli lakukan, dan saya juga pernah diingatkan oleh teman saya akan hal di atas. Dan ya, sekedar tambahan... pemimpin itu harus KUAT. Harus TANGGUH. Harus bisa mengayomi seluruh anggotanya dari awal sampai akhir :)

Anonim mengatakan...

efek LKMM

Unknown mengatakan...

Alkadri : Yupz bener, dan bkn brrti aku yg plg bnr jga,hehehe

Aryn : enggak juga sih Rin, soalnya tulisan ini aku buat sehari sebelum LKMM tapi bru sempet posting hari ini.