Cinta, sebuah kata universal yang memiliki beragam makna bagi setiap insan yang memilikinya. Cinta itu bukan hanya sebuah rasa tapi pula sebuah tindakan dan do’a. Tak berguna kau cinta pada orang tuamu tapi kau malah menjadi anak yang tak bermanfaat bagi mereka dan seringkali mengecewakan mereka. Tak berguna kau cinta pada alammu jika kau hanya diam melihat berbagai fenomena pengrusakan alam tanpa sebuah tindakan penanggulangan dari dirimu. Tak berguna kau cinta sahabat-sahabatmu jika kau hanya bisa berdiam diri saat mereka dilanda kesedihan dan kesusahan, juga tak ikut bahagia disaat mereka bahagia. Tak berguna cinta itu jika kau hanya menyimpannya dalam hati yang paling dalam tanpa ada usaha, tindakan, dan do’a yang kau panjatkan pada Sang Mahacinta untuk mereka yang kau cintai.
Cinta
itu sederhana.
Sesederhana
kau mencium tangan orang tuamu saat keluar rumah dan senantiasa belajar untuk
meraih prestasi seperti yang diimpikan oleh mereka.
Cinta
itu sederhana.
Sesederhana
kau memungut sampah ditengah jalan lalu membuangnya ditempat sampah dan
menggunakan alam secukup kau memerlukannya.
Cinta
itu sederhana.
Sesederhana
saat kau ikut tersenyum saat sahabatmu mendapatkan bahagia dan senantiasa
menjadi pendamping di kala sahabatmu ditimpa kesusahan, walau hanya sekedar
lewat telepon atau pesan elektronik.
Cinta
itu sederhana, namun karena kesederhanaan cinta, ia menjadi suatu hal yang
paling krusial dalam hidup manusia. Tanpa cinta, hidup manusia jelas akan
terasa hampa. Karena manusia itu sendiri ada karena cinta-Nya yang begitu
menggelora.
Dan
cinta yang ada dalam hati setiap manusia itu tak berguna jika tak ada cinta
bagi Sang Mahacinta, Allah Swt.
#renungan
Tentang cinta, aku belajar dari banyak
orang bagaimana mereka mengaplikasikan kecintaan mereka terhadap suatu hal.
Bagaimana hidup terasa begitu mudah karena mereka hidup dengan cinta, tanpa
rasa iri dan dengki, tanpa adanya prasangka yang tak tentu kebenarannya.
Terkadang banyak orang yang mengaku dirinya adalah seorang pecinta, tapi pada
kenyataannya mereka tak benar-benar paham hakikat cinta itu sendiri. Karena
seseorang yang benar pecinta, ia takkan mengumbar kecintaannya dengan
kata-kata, ia kan menebar cintanya dengan tindakan dan do’a.
Seseorang yang memberiku banyak pelajaran
tentang cinta. Cinta dalam sebuah ikatan ukhuwah, ikatan persahabatan. Dia yang
setia menemaniku malam-malam hanya untuk menjemur pakaian di lantai atas gedung
asrama. Dia yang sering kali menenangkan dan membesarkan hatiku disaat aku
sedang galau dan gelisah atau disaat aku mengeluh karena kegagalan dan
kecerobohanku. Dia yang tak bosan mendengar cerita-ceritaku yang seolah tiada
habisnya. Dia yang selalu memberi pertolongan di saat aku membutuhkan. Dia yang
mau menemaniku jalan-jalan atau sekedar makan bersama di saat aku mulai jenuh
dengan rutinitas kehidupan. Dia yang mengejarku dari Bogor hingga ke Jakarta
hanya untuk memberikan kado milad untukku. Dia yang selalu memahami perasaan
dan pikiranku. Dia mengajariku cinta yang luar biasa. Cinta itu benar ada dalam
hatinya. Ia melakukan semua dengan cinta, pada siapapun, kapanpun, dan
dimanapun selagi ia bisa. Dan cinta itu ada karena kecintaannya pada Rabbnya.
“Cinta itu sederhana, namun tak ada manusia yang memilikinya dengan sempurna.”
Thanks for love,
-ya-