Pengalaman adalah pembelajaran yang paling berharga.
Sebuah kalimat yang sudah tak lagi
asing untuk dibaca, didengar, dan ditulis seperti yang aku lakukan saat ini. Sejatinya
memang benar, tapi aku bisa beranggapan bahwa berpengalaman pun kalo ia tak coba
belajar dari apa yang ia alami, maka satu-satunya pelajaran yang ia hasilkan
adalah kesia-siaan…
Banyak
mahasiswa, sangat banyak malah, yang terlalu mengandalkan kalimat “saya ingin
mencari pengalaman” ketika ia ditanya alasan atau tujuan mengapa ia mendaftar
jadi panitia suatu kegiatan atau mendaftar jadi anggota suatu organisasi
kampus. Nyatanya kalimat ini memang terasa cukup ampuh untuk bisa diterima
dalam beberapa kepanitiaan atau organisasi. Tapi pertanyaannya adalah apakah
benar mereka mencari pengalaman? Ataukah hanya sekedar mencari kesibukan di
lowongnya kuliah? Ataukah mencari nama baik sebagai aktivis karna takut
dianggap sebagai mahasiswa kupu-kupu? Atau hanya sekedar numpang nama biar
terlihat sebagai aktivis kampus tapi nyatanya kerja hanya setengah-setengah
bahkan kosong? Dan timbullah atau-atau yang lain.
Tak
ada kesimpulan secara umum, karna yang tau tujuan dari masing-masing orang itu
adalah orang itu sendiri. Tapi setiap tujuan itu tidak hanya menyangkut diri
sendiri, ia berkaitan dengan yang lain, ia bersinggungan dengan tujuan yang
lain. Tujuan itu bisa tercapai dengan komitmen, maka ketika tujuannya adalah
mencari pengalaman, maka komitmenlah dengan kerja-kerja yang akan memberikan
pengalaman. Tujuan itu adalah agenda bersama, maka ketika tujuannya adalah
mencari pengalaman, maka jangan lupakan bahwa ada orang lain yang memiliki
tujuan yang sama mencari pengalaman. Jangan menjadi manusia rakus yang
mengambil semua pengalaman tanpa menyisakan sedikitpun bagi mereka yang
memiliki tujuan yang sama. Tujuan itu adalah tekad pribadi, maka ketika
tujuannya adalah pengalaman, maka buanglah rasa malas, ego, dan ketidakpercaan
diri yang menghambat dan membuatmu menjauh dari pengalaman-pengalaman yang
mengesankan.
Dan
sekali lagi bahwa tujuan itu tidak hanya menyangkut diri sendiri, ia berkaitan
dengan yang lain, ia bersinggungan dengan tujuan yang lain. Ketika komitmenmu
tak sebesar tujuanmu, ketika rasa malas, ego, dan rasa ketidakpercayaan dirimu
bahkan lebih besar dari egomu, maka janganlah mengorbankan yang lain. Karna ketika
itu terjadi, buruknya adalah kau
menghambat dan bahkan menghancurkan tujuan lainnya.
Teguran
keras bagi diri sendiri dan bagi mereka yang tak mengerti makna besar dari
sebuah tujuan..
-ya-